#5: Pentas Seni Sekolah

1.1K 193 4
                                    

Pentas seni SMA Panca Bakti digelar di lapangan sekolah. Untuk satu hari itu, lapangan sekolah yang biasa digunakan para siswa berolahraga kini berubah fungsi menjadi arena karnaval. Banyak hiasan bendera umbul-umbul, baik dari sponsor acara atau pun organisasi sekolah, terpajang di sepanjang lapangan.

Di sepanjang pinggiran lapangan banyak stan bazar yang dipenuhi oleh para murid. Mereka berebut ingin mendapatkan barang yang dijual murah oleh penjaga stan yang juga murid sekolah mereka.

Sementara di ujung lapangan sebelah kanan ada sebuah panggung yang akan digunakan untuk pertunjukan kreasi seni murid Panca Bakti sebagai acara intinya. Bagian tengah lapangan dibiarkan kosong untuk menampung para murid yang akan menonton pertunjukan kreasi seni itu.

Di salah satu sudut lapangan sekolah, Kina menerima sebuah gantungan tas berbentuk boneka kelinci yang berhasil didapatkan Kenzie dari membeli paket minuman ringan. Wajahnya terlihat senang dan matanya berbinar.

 Wajahnya terlihat senang dan matanya berbinar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kenapa dikasih ke aku?" tanya Kina keheranan.

"Abisnya gak tau mau kasih ke siapa lagi."

"Selanjutnya kita akan main apa?" tanya Kenzie penasaran.

"Ada lomba makan moci. Di sana pasti ada Arvin. Dia kan maniak moci."

"Ayo, siapa lagi?" tanya penjaga stan lomba makan moci saat mereka baru tiba di sana.

"Aku mau ikut." Kenzie mengajukan dirinya.

Kina hanya termangu melihat Kenzie sudah bergabung dalam barisan peserta lomba. Pemuda itu terlihat sangat bersemangat. Di seberang tempat Kina berdiri, Devan dan pacarnya juga sedang menyaksikan lomba itu.

Hari itu, rencananya Devan juga akan tampil di pentas kreasi seni bersama teman-temannya di klub seni. Kina jadi tak sabar menanti penampilannya. Kabarnya Devan akan menyanyikan sebuah lagu ciptaannya sendiri.

Beberapa saat kemudian lomba makan pun dimulai. Para penonton bersorak memberikan semangatnya. Arvin yang melihat Kenzie makan dengan lahap tak mau kalah. Ia makan dengan kecepatan yang lebih dari biasanya.

Hanya bertahan lima menit, semua peserta bertumbangan satu per satu. Hanya tersisa Arvin dan Kenzie. Riuhan penonton semakin bersemangat. Hingga akhirnya Kenzie tersedak dan memberi isyarat dengan tangannya kalau ia keluar dari perlombaan.

"Teman kamu hebat juga," puji Kenzie seusai perlombaan makan moci yang dimenangkan oleh Arvin.

"Moci memang makanan kesukaan dia," ujar Kina sambil tersenyum melihat mata Arvin yang berbinar-binar menerima lima kotak moci beraneka rasa sebagai hadiah.

"Kina, ayo kita makan bareng!" teriak Arvin yang menyadari kalau Kina ada di tempat itu.

"Aku masih mau keliling sama Kenzie. Kamu aja yang abisin," ujar Kina setelah melihat gadis yang datang bersama Arvin. Ia tidak ingin menganggu waktu berkencan temannya itu.

Enemy CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang