FF(40) ● Pertemuan pertama

4.7K 366 124
                                    

Telat banget ini up-nya. Seharusnya kemarin sabtu, tapi karena aku lagi sibuk UAS jadi gak bisa UP.

Boleh dong vote dan komennya. Biar semangat gitchu :*

°°°

SESUAI perkataan Linzy hari minggu kemarin, jika kata 'teman' bisa mengawali hubungan barunya dengan Zion setelah semua pertengkaran yang sering terjadi di antara mereka. Syukur-syukur membuat mereka jadi akur.

Lagipun ini ada untungnya dengan kerja sama mereka untuk persiapan duet di pensi nanti. Jika mereka akur, duet mereka akan sukses dan berjalan lancar.

Diharapkannya sih begitu. Namun, semua orang juga tahu bagaimana tingkah menyebalkan dan absurd Zion. Yang selalu bisa menghabiskan sisa-sisa kesabaran banyak orang. Termasuk Linzy.

Ini pun terjadi di beberapa waktu lalu saat di mobil. Iya, karena motor kesayangan Zion yang lagi mendampar sakit di bengkel, cowok itu masih membawa mobil bundanya. Linzy juga tidak membawa mobil.

Jadi untuk sampai di Starlie Café, mereka pergi menggunakan mobil Bunda. Awalnya suasana sekadar hening sebelum Zion membuka kalimat abusrd pertama.

Pertanyaan yang sangat-sangat tidak penting.

"Zi, kenapa kalo merem, semuanya jadi gelap?"

"Yang jualan cupang gratis ada enggak sih?"

Karena nada ambigu pada pertanyaan kedua, Linzy memelotot. Sementara yang diberi pelototan pura-pura bingung. "Apa? Maksud gue tuh ikan cupang ya, pikiran lo jangan aneh-aneh."

"Lo yang buat gue mikir aneh-aneh!" Linzy kesal, membuang muka ke arah jendela.

Tapi seharusnya dia tahu Zion tidak berhenti disitu.

"Zi, lo tau gak kenapa banteng kalo ngeliat warna merah tuh selalu pengen nyeruduk?" Diamnya Linzy, Zion artikan kalau cewek itu tidak tahu jawabannya. Cowok itu tidak tahu saja, Linzy diam karena malas meladeni.

"Soalnya kalo warna kuning dia gak bakal nyeruduk karena udah tau itu tai-nya." Cowok itu tergelak sendiri.

HA. HA. HA. LUCU BANGET! SAMPE PENGIN NYEKEK ORANG!

Walaupun banyak momen menyebalkan yang terjadi di dalam mobil, tapi Linzy akui jika ada waktu dimana Zion berhasil membuatnya tertawa. Contohnya saat lampu merah menghentikan laju jalan mobilnya.

Cowok itu bercerita tentang perjalanan ekskul fotografi setahun lalu ketika mengambil dokumentasi di pedesaan. Tepatnya di sawah, tempat para petani tengah menanam padi.

Tentu Linzy masih mengingat setiap rinci memori menyenangkan itu. Udara sejuk. Orang-orang yang ramah. Bagaimana para petani di sana sabar mengajarkan mereka menanam padi dan membajak sawah.

Selama mendengarkan, senyum Linzy terukir. Itu adalah pengalaman jalan ekskul fotografi yang mengesankan untuk Linzy karena dia belajar banyak hal.

Bagian yang membuat Linzy tertawa adalah ketika Zion bercerita dengan menggebu kesal mengingat dia yang terjatuh di lumpur saat menggoda kerbau yang berada di tengah sawah.

Siapa yang lupa. Linzy jelas ingat bagaimana dia yang mati-matian menahan tawa melihat wajah dan pakaian cowok itu yang kotor oleh lumpur.

"Kesel banget, njir. Kalo kita balik lagi ke sana nanti, gue bakal buat perhitungan sama tuh kebo!"

Linzy makin tertawa keras. Apalagi melihat ekspresi mendumel Zion. Wajah cowok itu jadi terlihat aneh dengan bibir bergerak sendiri tanpa henti.

"Gila emang! Cogan kayak gue malah didorong ke lumpur. Kebonya buta!"

|2| Falsity ✓Where stories live. Discover now