WFY-12 // Cinta

127 7 0
                                    

Saat ini, Fadil berada di kelasnya. Ia sedang mengikuti pelajaran kimia. Biasanya ia sangat bersemangat mengikuti pelajaran ini karena gurunya masih sangat muda. Tapi, saat ini rasanya lain. Ia benar-benar tak bersemangat.

Pikirannya berkelana ke mana-mana. Echa peka nggak sih, kalau gue itu cinta sama dia? Kalau iya, kenapa akhir-akhir ini dia deket sama Tara? Terus, kenapa Tara juga kayak seneng deket sama Echa? Seandainya gue bisa ngungkapin perasaan gue ke dia... Tapi gue nggak bisa karena suatu hal. Ini salah gue, batin Fadil.

"Fadil?" panggilan lembut itu menyadarkan Fadil dari lamunannya.

"Kamu ada apa? Kurang paham dengan apa yang Kakak terangkan?" tanya guru kimianya.

Fadil memaksakan senyumnya. "Nggak kok Kak Livia. Saya kurang enak badan aja."

"Kamu sakit? Apanya yang sakit? Ke UKS aja yuk?" tanya Livia sambil menempelkan punggung tangannya di kening Fadil.

"Tenang aja Kak. Nggak perlu khawatir. Nggak parah-parah banget kok. Dilanjut aja ngajarnya," tolak Fadil sopan.

"Oh gitu... nanti kalau udah nggak kuat bilang aja ya?"

Fadil mengangguk.

Livia pun kembali melanjutkan pelajarannya yang tertunda.

Fadil merasa bahunya dicolek. Ia menoleh dan mendapati Tara yang juga menatapnya.

"Kayaknya tuh guru demen sama lo deh, Dil," bisik Tara.

"Jelaslah. Gue ganteng gini," jawabnya percaya diri.

Tara memutar bola matanya. "Emang lo beneran sakit?"

"Nggak. Gue cuma kepikiran Echa aja." Tatapan Fadil berubah menjadi serius. "Lo jadian sama Echa?"

"Ersha? Nggak. Kita cuma temen."

"Tapi apa lo suka sama dia?" tanya Fadil lagi.

"Nggak. Cuma gue suka aja kalau dia senyum," kata Tara. "Emangnya kenapa?"

"Gue cinta sama dia," aku Fadil.

Tara sedikit terkejut dengan pengakuan Fadil. "Lo suka sama Ersha?"

"Cinta," ralat Fadil.

"Lo cinta sama Ersha? Dari kapan?"

"Pertama kali gue natap mata dia. Pertama kali kita ketemu," jawab Fadil.

"Sorry Dil kalau tadi gue bilang suka kalau Ersha senyum, sorry juga karena belakangan ini gue sama Ersha tambah deket," kata Tara tak enak.

"It's okay. Gue juga nggak berhak cemburu atau ngelarang dia. Gue bukan siapa-siapanya Echa."

Tara menepuk bahu Fadil. "Gue yakin suatu saat nanti lo pasti bisa milikin Ersha sepenuhnya."

"Thanks!"

___________

"Sha! Dicari Fadil tuh di depan," ucap Devi menghampiri Ersha.

"Ngapain?"

"Minikitihi," jawab Devi.

Ersha berjalan ke luar kelas dan mendapati Fadil tengah bersender pada dinding sambil bersedekap dada.

"Lo cari gue?" tanya Ersha.

"Gue nyari bidadari gue," jawab Fadil.

"Ish! Lo mau ngapain di sini?"

Fadil menangkup wajah Ersha. Ia mendekatkan wajahnya ke wajah Ersha. Seketika tubuh Ersha menegang. Jantungnya berdetak tak karuan saat hidung mereka saling bersentuhan.
Apa yang akan dilakukan Fadil padanya?

Waiting For You [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang