16

1K 141 70
                                    

Jarum pendek menunjukan pukul satu dini hari. Jeon Jungkook terpaksa membuka mata saat sebuah panggilan telepon berdering. Biasanya ia selalu menyetelnya dalam mode hening sebelum tidur. Tapi karena terlalu lelah, kali ini kebiasaanya itu terlewat. Sungguh sangat menganggu padahal ia baru saja bisa memejamkan mata satu jam yang lalu.

"Ya. Hallo?" Setelah meraba nakas, dan menemukan benda persegi empat itu, Jungkook dengan suara paraunya menjawab.

"Apa anda mengenal Jung Yein?" tanya suara berat di seberang panggilan. Jungkook melihat nama yang tertera pada layar.

Nomor tidak dikenal.

Dahi Jungkook mengernyit dalam "Ya. Ada apa?"

"Bisa anda datang sekarang juga ke Nine Club? Gadis itu terlalu banyak minum dan tidak sadarkan diri."

Kantuknya seketika menghilang. Jung Yein? Di Club saat pagi buta begini? Bukankah tadi dia pulang bersama Yugyeom?

"Dia sendirian?" tanya Jungkook seraya memakai celana panjangnya.

"Kalau ada orang lain bersamanya aku tidak akan menghubungi anda."

Jungkook tidak peduli. Ia bergegas memakai jaket dan menyambar kunci mobilnya. Ia tahu Club itu. Jaraknya tidak jauh dari apartemennya ini.

Oh dan kenapa Jung Yein bisa sampai ke tempat itu sementara jarak tempat tinggalnya saja satu jam dari sini jika kondisi lalu lintas lancar.

"Tolong jaga dia. Aku segera datang!"

***

Lucas menggeleng pelan setelah menutup panggilan yang lancang dilakukannya beberapa menit yang lalu. Lelaki itu tidak punya pilihan. Ini adalah malam terburuk dalam sejarah berkunjung seorang Jung Yein ke Clubnya selama bertahun-tahun lamanya. Oh tidak. Ini untuk pertama kalinya Yein datang lagi kemari setelah satu bulan yang lalu ia memutuskan untuk mulai mengurangi konsumsi alkohol di tubuhnya. Gadis itu sudah akan bertaubat dan Lucas tidak menyangka bahwa malam ini 5 botol alkohol itu berhasil Yein teguk. Sepertinya Yein telah melalui hari yang amat berat.

"Kau kenapa lagi hah?" tanya Lucas sambil sedikit menggoyang tubuh Yein yang sudah sepenuhnya ambruk di meja. Tidak ada jawaban. Tapi yang bisa ia tangkap, racauannya tidak pernah beranjak dari satu nama itu.

Jungkook.

Entah yang mana rupanya hingga pria itu bisa membuat gadis secantik Yein sefrustasi ini. Menderita. Lucas tahu karena Yein sering bercerita padanya. Dalam keadaan mabuk tentu saja. Lucas tidak berani bertanya lebih jauh karena setiap datang wajah Yein selalu muram. Biasanya Yein akan berhenti minum sebelum benar-benar mabuk dan pulang. Tapi kali, gadis itu tumbang.

Lucas hanya perlu menunggu datangnya orang yang menempati urutan 1 dalam panggilan cepat di smarthphone gadis itu. Lucas tidak sempat bertanya namanya. Orang itu juga tampak panik. Mungkin saja pria itu kakaknya.

Yein pernah bercerita jika ia punya kakak laki-laki yang sudah berkeluarga. Mungkin dia orangnya.

Tidak lebih dari 10 menit seorang pemuda bermantel hitam tampak panik sembari berlari tergopoh-gopoh menuju ke arahnya.

"Apa kau yang meneleponku tadi? Dimana Yein?" tanya pria itu dengan napas tersengal. Lucas menunjuk satu meja di sudut ruangan. Cukup sepi namun masih bisa ia awasi jika terjadi sesuatu pada Yein. Banyak lelaki hidung belang di sini.

Pria itu bergegas mendekat ke arah Yein. Dengan Lucas yang mengikuti di belakangnya. Pria itu tampak sangat terkejut melihat banyaknya botol yang sudah kosong tergeletak di atas meja pesanan Yein. Ada 5 botol. Empat sudah kosong dan satu masih tersisa setengah. Dan itu adalah salah satu minuman dengan kadar alkohol tinggi.

Not Mine [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang