8.1 [Act-cident]

94 10 0
                                    

"HATI-HATI!"

Suara keras diikuti dengan benturan di bagian depan bus membuat semua penumpang bus terbangun. Sebagian besar dari mereka yang terlelap sangat terkejut hingga terlompat dari kursi mereka. Sebagian lainnya menerima nasib yang lebih buruk dengan terbentur keras oleh kursi depan maupun bagian tubuh samping bus. Tiba-tiba saja semua orang berada dalam mode panik mencari tau apa yang terjadi.

Adalah Yuchan, orang yang duduk paling dekat dengan kursi pengemudi, ketika ia tiba-tiba membuka mata dan berteriak paing keras. Saat ia sadar sepenuhnya, ia merasakan sakit yang amat luar biasa karena tubuhnya terhempas keras ke badan bus, juga kepalanya yang mendadak berdenyut keras karena benturan itu. Matanya yang mendadak kabur berusaha mencerna keadaan. Ia melihat Donghyuk dan Jaehyun yang berada di kursi paling depan dalam kondisi yang tidak baik. Begitu pula dengan Woojin, Mingyu dan Yebin yang berada satu baris dengannya. Mata berkunang-kunangnya melihat Mingyu yang terjatuh dari kursi, Yebin yang memegangi kepala dan Woojin yang entah masih sadar atau tidak. Ia tidak bisa mendapatkan informasi lebih banyak dari itu karena matanya sangat berat untuk tetap terbuka.

.

.

.

.

.

Illa POV

Aku terbangun karena suara teriakan. Seperdetik setelahnya, tubuhku terpental kasar ke arah kursi depan. Jika aku tidak berpegangan tadi, mungkin tubuhku akan terbang ke arah sana. Kepalaku terbentur sisi jendela, ketika aku memeganginya, ia semakin berdenyut dan membuatku merasa sakit hingga sulit melihat dengan fokus.

Aku sadar Dokyeom sudah bangun dari tidurnya, namun kondisinya tak lebih baik dariku. Ia juga memegangi kepalanya dan kulihat ekspresi wajahnya menampakkan rasa sakit. "Dokyeom-a, kau tidak apa-apa?"

"Ah," ia mengaduh, membuat kepalaku juga tiba-tiba berdenyut keras. "Apa yang terjadi?"

Aku mencoba menjawab namun kepalaku terlalu sakit untuk berkata-kata. Menggelengkan kepala pun rasanya aku tak mampu. Aku tak tau seberapa keras kepalaku membentur jendela, tetapi itu membuat penglihatanku sedikit kabur.

"Kalian tak apa-apa?"

Seseorang datang menghampiri kami, aku terlalu pusing untuk mengetahui siapa itu. Dia membantu aku dan Dokyeom untuk berdiri, ku sadari teman-temanku berhamburan keluar bis. Aku dan Dokyeom dibantu berjalan olehnya, beberapa langkah kemudian aku mengenali suara orang yang mendekatiku dengan cepat.

"Illa? Kau tidak apa-apa?" Jun, dia mengambil tanganku kemudian membantuku berjalan keluar dari bus. "Pelan-pelan, hati-hati. Apa kau terluka?"

Aku terlalu pusing untuk memikirkan apapun, sehingga aku hanya diam ketika Jun membantuku keluar dari bus. Ia mendudukkanku bersandar di sesuatu yang tak ku tau apa, mata kaburku menangkap beberapa orang lain yang senasib denganku.

Suara ribut bergantian keluar dari teman-temanku. Mereka semua mendadak sibuk meninggalkan bus.

"Ada apa ini?"

"Ah, kepalaku sakit."

"Baringkan dia di sebelah sana!"

Teman-temanku berjalan keluar bergantian turun dari bus, mereka terlihat panik. Aku juga ingin mengerti situasi, tetapi mataku tak mampu melihat dengan jelas. Penglihatanku berbayang-bayang dan kepalaku luar biasa sakitnya.

Meski mataku tak bisa melihat dengan jelas, telingaku setidaknya mampu menangkap beberapa informasi. Tak banyak, karena aku terlalu sakit untuk berpikir.

"Bagaimana ini bisa terjadi?"

"Jaehyun? Bagaimana keadaannya?"

Jaehyun? Aku hanya mendengar nama Jaehyun. Dia ada di mana? Aku mengkhawatirkannya. "Jae...?"

Go ILLA | 97 LinersNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ