Jilid 3 // Meet

46.6K 1K 11
                                    

Telepon terakhir yang diterima jimin berdering pukul 8 malam diakhiri dengan penyesalan dan kekecewaan. Pasalnya, itu memang panggilan jasa phonesex yang tidak ada efek sama sekali bagi jimin. Tidak ada kenikmatan baginya.

Jimin sangat ingat bahwa itu adalah paket reguler menurut pemilik nomor jasa itu. Jimin benar-benar menantikan layanan paket vip seperti informasi yang dia dengar. Jimin sangat penasaran. Bukan karena takut uang 800 ribu won yang dia keluarkan terbuang sia-sia, melainkan jimin takut gairahnya tidak terpenuhi malam ini dan itu akan menjadi bencana semalaman baginya.

10 menit menuju pukil 10 terasa lama bagi jimin, tangannya terus mengotak-atik ponsel yang berada di genggamannya. Matanya kini mengalihkan pandangan pada arah jam dinding besar di sudut kamarnya.

"3 menit lagi....."

Ponselnya berdering 3 menit lebih cepat diliar dugaan.

Nomor ponsel link jasa itu.

"yeoboseo?" jimin memulai pembicaraan.

"...... Pelanggan baru?" suara diseberang telepon tak asing bagi jimin.

'suara ini.....' batin jimin. Kali ini jimin benar-benar terdiam.

"tuan?? Apa anda memesan jasa vip hmmmm?" perempuan diseberang telepon sana kembali bersuara karena tidak mendapat respon dari jimin.

"ya...."

"aku akan memuaskanmu malam ini sayang.. Sudah siap?"

'sial!!! Bahkan dengan suaranya saja milikku menegang!' jimin yang memperhatikan miliknya sekarang dan merasa sesak didalam sana.

"hmm.. Sangat siap, bahkan milikku sudah sangat tegang hanya dengan suaramu" suara jimin terdengar serak karena berhasil membebaskan miliknya dari celana yang dia pakai.

"aku bisa merasakannya sayang.. Suaramu menjadi serak.. Aku sedang memperhatikan milikmu.. Hmmmhhh aku bisa rasakan itu sangat besar ahhh aku sedang mengelus milikmu dengan lembut lewat tanganku hmm ahhh"

Belum apa-apa jimin sudah tidak bersuara dan hanya desahan yang keluar dari mulutnya, juga tangannya yang tidak berhenti memainkan miliknya sendiri. Jimin sadar ini hanya kegiatan ejakulasi sendirian seperti biasa. Tapi desahan perempuan diteleponnya benar-benar membuat jimin keenakan.

"ahhhhh bolehkah aku merasakan mulutmu mengulum milikku sayang ahhh"

"tentu sayang mmmhhhh milikmu besar mhhhhhhh"

"ahhhhh"

"mmmmhhh"

Percakapan telepon berlangsung hampir setengah jam dan tidak berubah. Hanya desahan yang terdengar dalam sambungan itu. Sampai akhirnya..

"aku akan keluar sayang ahhhh"

"hmmmmhhhh nehhh"

"aaaaahhhhhhhh"

"hhhhhh.. Bagaimana sayang?"

"aku puas hhhh"

"sepertinya keluar banyak tuanhhh"

"sangathhhh"

"hhhhh kalau begitu aku akan menutup teleponnya. Terimakasih sudah membeli layanan kami hhh"

Telepon terputus.

Jimin mulai membersihkan miliknya yang benar-benar sudah mengeluarkan banyak cairannya. Pikirannya tidak berhenti memikirkan suara perempuan tadi. Suara yang tidak asing baginya.

Meet • Park Jimin • [2.0 On Going]Där berättelser lever. Upptäck nu