8

2K 176 18
                                    

"Tolong... jangan mendekatiku, Haru-senpai," Kata [name] sambil mencoba untuk mendorong tubuh Haru guna membuatnya menjauh. Meskipun dia sudah tau, kalau usahanya itu takkan berhasil.

"Hei, kau tidak perlu khawatir, [name]. Lagipula, tidak ada gunanya untuk melawan, bukan?"

[name] saat ini masih ketakutan, akibatnya dia tidak bisa berpikir jernih. Yang terpenting sekarang adalah cara untuk membuat Haru menjauh dan menjawab pertanyaanya tadi yang belum Haru jawab.

"Ya... mu-mungkin perlawananku memang tidak berguna, tapi setidaknya, tolong jawab pertanyaanku," Hanya kalimat ini yang berhasil [name] pikirkan saat ini.  (pertanyaannya ada dichapter sebelumnya)

Dan tidak diduga, Haru yang semula memberikan tatapan khas serigala kelaparan, sekarang justru dibuat kebingungan.

[name] pun berpikir sejenak, memangnya ada sesuatu yang salah dari ucapan yang baru saja kulontarkan? Apakah dia tidak bisa menjawab pertanyaan mudah itu?

Haru akhirnya mulai menjauh dari [name] dan bersikap seolah-olah sedang mengingat sesuatu sambil mendongakkan kepalanya sebelum akhirnya kembali menatap wajah [name] yang berada didepannya.

"Ah, baiklah. Jadi pertanyaanmu tadi adalah, kenapa kau dan aku bisa ada disini? benar atau tidak?" Ucap Haru mengulang pertanyaan yang [name] lontarkan sebelumnya.

[name] pun mengangguk.

"Sebelum itu aku mau kau berbaring di ranjang ini dahulu"

Sontak [name] terkejut mendengar kalimat itu. Dia pun langsung berbicara dengan suara yang cukup keras, "Eh?! Aku tidak mau melakukannya!"

"Tenang saja, aku tidak akan melakukan apapun, memangnya apa yang kau pikirkan? aku menyuruhmu berbaring karena kupikir kepalamu masih pusing. Tapi sepertinya sekarang sudah baik-baik saja, buktinya kau sampai bisa membentak senpaimu ini."

Mendengar itu, [name] merasa malu sekaligus kesal. Wajahnya memerah. Seharusnya dia tidak perlu membentak Haru seperti itu sebelum tau kebenarannya. Pikiran negatif terlalu cepat datang dipikirannya.

"M..maaf, tapi kepalaku sudah sedikit baikan, jadi kita lanjutkan pembicarannya dengan duduk saja"

"Baiklah kalau itu yang kau inginkan, aku tidak bisa menolaknya karena melihat wajahmu yang memerah itu, manis sekali" Kata Haru disertai senyum jailnya yang membuat [name] merasa ingin mengubur dirinya sendiri karena saking malunya.

"Anu, tolong jangan membicarakan hal itu senpai," [name] mencoba untuk membuat Haru segera menjawab pertanyaannya, "dan jawab pertanyaanku."

Haru menghela napas dan melangkahkan kakinya mendekat ke arah ranjang disamping [name], lalu duduk disana. Dan [name] mengikutinya dengan duduk diranjang itu meskipun jarak mereka berjauhan.

"Jadi begini, [name]... Alasanku membawamu kesini adalah..." Haru sengaja menggantungkan ucapannya. Lalu dia menggeser posisi duduknya yang semula berjauhan menjadi disamping [name].

hug

Dengan tiba-tiba Haru langsung memeluk [name] dan melanjutkan perkataannya,

"Karena aku menginginkanmu, [name], itu sebabnya sekarang kau dan aku berada disini."

[name] p.o.v

Eh? Haru-senpai memelukku... dan berkata kalau dia menginginkanku? Tapi, kenapa?

Sontak aku mengingat kejadian di dapur rumahku beberapa minggu lalu saat Haru-senpai sedang berkunjung ke rumah.

Saat itu dia berkata sesuatu yang hampir sama dengan perkataannya sekarang.

Meskipun begitu, jawabannya masih membingungkanku dan aku masih membutuhkan jawaban lain tentang bagaimana Haru-senpai membawaku kesini, Aku tidak bisa berbuat apa-apa saat dia memelukku. Aku hanya terdiam dan tidak percaya.

Haru-senpai memundurkan wajahnya dan melepaskan pelukannya. Dia menatap mataku dengan tatapan yang berbeda dari biasanya. Ini aneh, tapi aku merasakan kehangatan dari tatapannya sekarang.

Aku mencoba untuk mundur dari hadapannya, namun tubuhku menabrak tembok dibelakangku.

Aku terkejut, tiba-tiba Haru senpai memegangi daguku dan memajukan wajahnya kemudian menciumku dengan lembut.

Yang bisa kulakukan sekarang hanyalah diam. Tubuhku serasa membeku. Aku merasa tidak punya tenaga sama sekali untuk melawan.

Untung saja, Haru senpai segera melepaskan ciumannya dan menatapku kembali.

Aku masih terdiam dan menatapnya, mulutku bergerak untuk melontarkan sebuah pertanyaan, "kenapa?"

Dia tersenyum-lebih tepatnya menyeringai- dan menjawab, "Tidak usah bertanya kenapa, kau pasti akan mengetahuinya seiring berjalannya waktu" Kekehan kecil keluar dari mulutnya.

Lagi-lagi, dia membuatku bingung dengan ucapannya. Dan sikapnya yang tiba-tiba berubah. Itu membuatku semakin takut kepadanya.

Bunyi pelan dari ranjang terdengar ketika dia berubah posisi menjadi berdiri. Wajahnya ditolehkan kearahku, tangannya bergerak ke dagu seolah-olah sedang berpikir, "Ah, ngomong-ngomong, aku yakin sekarang kakak sialanmu itu pasti sedang mencarimu. Tapi tenang saja, kau aman disini"

"Tentu saja dia sedang mencariku, dan aku yakin dia pasti akan menemukanku!" Kukepal erat tanganku sambil melihat kearahnya, karena aku yakin, kakakku pasti akan menemukanku meskipun di tempat aneh yang tidak kuketahui ini.

"Aww jangan terlalu yakin seperti itu, itu tidak baik untukmu, sayang" Ucapnya sambil tersenyum dan mengelus puncak kepalaku. Segera kusingkirkan tangannya dari kepalaku. Sebenarnya aku sedikit terkejut ketika dia memanggilku dengan sebutan 'sayang' dan itu membuatku geli. Sangat menjijikkan.

Tanpa berkata apa-apa lagi, dia melangkahkan kakinya keluar dari ruangan, masih tercetak senyuman diwajahnya. Akupun menghela napas lega karena dia sudah pergi. Meskipun perasaan takut masih tersisa.

Sekarang aku sendirian disini. Masih tidak mengerti tentang kejadian ini. Tidak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa berdo'a dan menunggu keajaiban terjadi.

Kak, tolong bantu aku keluar dari sini. Aku menunggumu.

°°°

Sementara itu...

"Sh*t! aku tidak bisa menemukannya, dia sangat lihai menyembunyikannya" Akashi berdecak kesal, sudah berjam-jam dia habiskan hanya untuk mencari adik tercintanya, tapi satu clue belum juga ditemukan.

Tiba-tiba Akashi terpikirkan oleh sesuatu.

"Ah, sepertinya aku tahu apa yang harus kulakukan selanjutnya"

°°°

Bersambung...

Halo para readers tercinta ku, apa kabar? Maaf sudah menelantarkan ff ini beberapa bulan (。ŏ﹏ŏ)
Dan karena itu juga, maaf kalo semisal karakter disini jadi OOC ya :")
Oh iya, saya mengganti judul wattpad ini, maap (lagi) kalo misal ada yang bingung.

Oke, jangan lupa vomment ya!~ Kritik dan saran akan sangat membantu.

See you next chapter!




Inextricable [Yandere AkashiXInnocent Reader]Where stories live. Discover now