22. Smile

1.8K 217 17
                                    

Dengan langkah tergesa aku menyusuri koridor sambil berulang kali melirik sekilas jam yang melingkari pergelangan tanganku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan langkah tergesa aku menyusuri koridor sambil berulang kali melirik sekilas jam yang melingkari pergelangan tanganku. Sekarang pukul 06.20 PM dan aku baru saja keluar dari kelas. Dosen yang mengajar terlambat datang sehingga kami para mahasiswa-mahasiswi mau tidak mau harus rela pulang terlambat akibatnya.

Aku berkata pada Mingyu bahwa aku akan pulang pukul 06.00 PM, nyatanya aku pulang lebih dua puluh menit dari waktu yang kukatakan. Kuharap Mingyu datang terlambat menjemputku agar ia tak perlu repot-repot menunggu.

Menghentikan langkahku sesampainya di gerbang kampus, aku menormalkan napasku yang sedikit terengah-engah. Setelah itu aku berjalan keluar gerbang, mengedarkan pandanganku ke sekeliling. Ada beberapa mobil yang terparkir di tepi jalan. Aku masih berharap semoga mobil familiar yang biasa dikendarai Mingyu tidak ada di antara mobil-mobil itu.

Kuhembuskan napas bersamaan dengan kedua bahuku yang turun ketika kutemukan mobil hitam yang familiar terparkir cukup jauh dari tempatku berada kini. Tanpa pikir panjang aku segera bergegas menghampiri mobil itu. Setelah meyakinkan bahwa ini benar-benar mobil Mingyu, aku menunduk sedikit untuk mengetuk kaca jendelanya.

Tiga kali ketukan, namun tak ada respon. Apakah aku salah mobil? Atau Mingyu sedang berada di luar?

Tanganku bergerak kembali untuk mengetuk, kali ini cukup keras dan masih tidak ada respon. Akhirnya kuputuskan untuk mengintip ke dalam. Dengan kedua telapak tangan berada di sisi-sisi wajahku, perlahan kepalaku mendekat pada kaca jendela mobil sambil berharap semoga bukan orang tak kukenal yang kulihat di dalam mobil ini.

Dari balik kaca, dapat kulihat dengan jelas di dalam sana seseorang dengan masker yang ditarik hingga ke bawah dagu tengah duduk bersandar sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Matanya terpejam dan ia terlihat begitu nyaman dengan posisinya saat ini terlihat dari napasnya yang tenang.

Dia memang Mingyu.

Seketika aku merasa bersalah, dia pasti bosan dan lelah menungguku hingga berakhir dengan dia yang tertidur seperti ini. Aku jadi tidak tega membangunkannya. Apa yang harus kulakukan?

Aku menegakkan tubuh kembali. Entahlah, aku bingung harus bagaimana. Mataku memandang ke arah jalanan yang malam ini tidak terlalu ramai dan juga tidak lengang. Mungkin aku harus berdiri di sini menunggu Mingyu hingga bangun?

"Kenapa kau hanya berdiri di luar?"

Aku refleks beringsut mundur selangkah, terkejut mendengar suara yang tiba-tiba terdeteksi indra pendengaranku. Aku menoleh dan melihat kaca jendela mobil di hadapanku sudah diturunkan separuhnya, menampakkan sosok Mingyu yang tengah memandangku dengan ekspresi datar. Kapan dia bangun dan menurunkan jendelanya?

"Masuklah," ucapnya kemudian.

Aku berkedip-kedip sebentar mencerna apa yang baru saja terjadi, sebelum akhirnya berjalan dengan langkah cukup lebar untuk mengitari mobil. Setelah duduk di kursi samping kemudi, aku menutup pintu mobil lalu menatap Mingyu dengan ekspresi bersalah. "Mianhae, aku pulang terlambat dari waktu yang kukatakan. Kau sudah menunggu lama?" (Maaf)

WHY YOU? || KIM MINGYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang