12. Hero

2K 255 33
                                    

Aku merapatkan cardigan tosca yang membalut tubuhku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku merapatkan cardigan tosca yang membalut tubuhku. Cuaca malam ini cukup dingin dan berangin, membuatku mempercepat langkah menuju halte. Kulirik jam tangan yang menunjukkan pukul 06.50 PM, bus akan datang sepuluh menit lagi. Aku duduk di ujung kanan kursi panjang halte sambil pandanganku mengedar melihat keadaan di sekitar.

Hanya ada seorang ajusshi berpakaian kantoran dan beberapa remaja perempuan berseragam sekolah yang juga menanti kedatangan bus. Tiga remaja berseragam sekolah yang menguasai setengah bagian kursi dan asyik berceloteh ria itu mengingatkanku pada remaja yang kutemui beberapa minggu lalu—penggemar yang mengejar Mingyu yang mana waktu itu aku mengira Mingyu adalah pencuri tasku. Heol. Mengingat kejadian itu membuatku merasa konyol saja.

LINE!

Bunyi notifikasi membuatku buru-buru mengambil ponsel di dalam tas. Jujur saja, akhir-akhir ini aku selalu berdebar ketika mengecek notifikasi yang masuk. Aku mengharapkan notifikasi itu berasal dari seseorang yang kutunggu-tunggu—siapa lagi kalau bukan seseorang bernama Yoon Jeonghan.

Sejak tanggal comeback Seventeen hingga sekarang, terhitung sudah hampir satu minggu dia tidak mengirimiku pesan seperti biasanya. Dia pasti sibuk dengan aktivitas comeback, aku harus memakluminya. Lagipula aku sadar diri aku bukan orang penting yang harus ia kirimkan pesan setiap harinya.

Aku menghembuskan napas kecewa. Notifikasi itu berasal dari grup chat angkatan kampusku. Kumasukkan kembali ponselku ke dalam tas tanpa perlu membaca pesan di grup itu, paling-paling hanya obrolan yang kurang penting.

Sudah cukup, Jeon Siyeon. Jangan mengharapkan pesan dari Jeonghan lagi. Kau bukan siapa-siapanya—selain penggemar yang sedikit beruntung, mungkin tak ada alasan lagi bagi Jeonghan untuk terus-terusan mengirimimu pesan.

Ya, benar. Aku mengangguk. But, I miss him.

Rasanya aku ingin marah saja mengingat dua hari lalu di mana aku tidak mendapati email masuk dari staff penyelenggara—yang artinya aku tidak lolos undian fansign. Dari tiga puluh kupon undian, satu pun tidak ada yang lolos. Aku benar-benar kecewa dan ingin protes, tapi pada siapa? Namanya juga sistem undian, kau akan menang jika keberuntungan berpihak padamu.  Pupus sudah harapanku yang ingin bertemu dan bertatap muka dengan member Seventeen.

Aku menyudahi keluh kesahku dan beranjak berdiri ketika bus sudah tiba. Sengaja memilih kursi nomor dua dari belakang, aku lantas menyandarkan kepalaku di jendela tepat di samping kananku. Perjalanan dari sini menuju apartemenku memakan waktu sekitar dua puluh lima menit—waktu yang cukup bagiku untuk tidur sejenak. Dengan menyandarkan kepala begini aku akan lebih cepat mengantuk.

"Aigoo.... Dimana-mana berita tentang Mingyu, sampai-sampai melihat judulnya saja aku sudah bosan."

"Maja. Kim Mingyu seorang gay, heol ... aku tak habis pikir. Ternyata wajah tampan itu bisa menipu." (Benar)

WHY YOU? || KIM MINGYUWhere stories live. Discover now