3.1; Mercy

9.3K 1.3K 173
                                    

kaki panjang jeka melangkah memasuki kelasnya, pemuda yang menggulung ujung lengan baju seragam panjangnya itu lagi-lagi menutup kedua matanya sekilas lalu menggerakkan kepalanya ke kanan & kiri.

"masih pusing jek?" tanya mingyu disamping jeka.

jeka mengangguk pelan, "sedikit."




jeka menyapu pandangannya, lalu tak menangkap orang yang ia cari.

"eunha mana?"

si lawan bicara refleks menelan ludahnya.

"nggak tau. ho, eunha mana?"

jiho narik hapenya, "gue nelpon rumahnya, katanya demam."


jeka menyerit, "eunha kenapa demam? perasaan semalem sore oke-oke aja."

deka berdehem, "penyakit kan nggak ada yang tau jek. tumben nanya detail banget. biasa juga ngangguk."

jeka menghela nafasnya, pemuda itu tak membalas perkataan deka, ia masih memikirkan mimpinya semalam, didalam nya eunha menangis dan memeluknya begitu saja.

air mata gadis itu terasa nyata.














"pengen nangis jae." bisik jiho dengan nada bergetar, pemuda disampingnya refleks menarik tangannya dalam genggamnya secara diam-diam.

"nggak perlu, kamu  tau kan eunha itu kuat. jadi tolong, kita cuman perlu nguatin dan ikutin apa yang eunha mau." bisik jaehyun.

jiho makin menguatkan genggamannya menahan tangisnya.

mereka semua sudah tau, kecuali jeka. hanya jeka yang  nggak tau atau bahkan mungkin tau? entahlah.

yuju yang mendengar kabar itu langsung ingin nonjok ketiga sahabatnya yang udah bawa jeka ke tempat haram dan menyebabkan jeka dan eunha seperti itu, namun ditahan oleh mina, keduanya kemudian berpelukan menangis bersama.

rose juga ikut menangis nggak bisa berkata apa-apa. jiho disampingnya saat malam itu menepuk pelan bahu gadis itu, menguatkan sahabatnya.

jiho rasanya ingin saja menampar roa, mencincangnya menjadi 10 bagian. namun niat itu terkubur saat jaehyun menyusulnya, dan menariknya dalam pelukan.

"demi eunha ho, tolong jangan buat masalah." ujarnya saat itu. membuat tangisnya pecah di pelukan pacarnya. (bagian pacar jangan ditanya dulu, entar aku jelasin. satu-satu ya beb.)









jeka menoleh pada arah jiho dan jaehyun, refleks keduanya melepaskan genggaman mereka.

pemuda itu menyerit, membuat darah keduanya berdesir. mampus, jangan-jangan ketahuan? pikir keduanya.


"kok lo pada matanya bengkak?" tanya jeka pada keempat sahabat perempuannya penuh selidik.

mereka berempat refleks berpandangan. jaehyun sudah mengeluarkan nafas lega disana.


"hah itu...itu--"

"--eh nanti pulang sekolah jenguk eunha ya, gue udah tanya nyokapnya. boleh katanya." potong june cepat. keringat dingin udah membasahi keningnya.



rose menatap june lega.


"iya, kita kan sebenarnya free class nih, cuman harus absen aja.." balas mina lalu menatap jam tangannya.

"...jam 10 paling pulang. langsung kerumahnya aja."



yang lain mengangguk setuju, begitupun dengan deka.



Ice Cream Cake.一1997line✔Onde histórias criam vida. Descubra agora