|3| M o v e !

51 12 0
                                    

Jasmine memarkirkan mobilnya di depan sebuah supermarket, suasana disana cukup ramai. Eits tenang saja Jasmine sudah memiliki lisensi berkendara alias SIM(Surat Izin Mengemudi) jadi tidak akan terkena tilang ataupun melanggar aturan.

Jasmine melirik jam tangannya lalu meraih ponsel di dashboard, mendial nomor seseorang, menekan tombol loud speaker lantas kembali meletakan benda itu di atas dasboard mobil lalu menjatuhkan kepala pada stir kemudi. Menghembuskan napas lelah.

"Hallo." terdengar suara perempuan di seberang saat panggilan terhubung.

"Gue di parkiran." Masih dalam posisi yang sama.

"Oke, wait."

"Sekalian gue titip minum, haus."

"Minuman apa?"

"Terserah."

Setelah sambungan terputus Jasmine menegakan tubuh matanya mengitari area sekitar, mencari keberadaan Alvina yang belum juga terlihat keluar dari dalam supermarket.

Berniat menyusl Vina ke dalam namun urung saat netranya tak sengaja mengenali sosok lelaki keluar dari dalam supermarket di ikuti seorang perempuan yang tampak kesusahan membawa kantong belanja, keningnya berkerut dengan mata kian menajam untuk memastikan penglihatannya tak salah mengenali orang. "Dia ... kenapa ada di sini dan sama siapa?"

Terlalu lama merenung hingga tak sadar orang yang diperhatikan sudah pergi, dia tersadar kemudian menggelengkan kepala pelan, "Stop it, Jasmine!"

"Semuanya udah berakhir." katanya lirih kembali menelungkupkan kepala di atas stir kemudi.

Ketukan keras di jendela mobil membuat Jasmine tersentak dan menegakkan tubuh, menemukan Vina yang berdiri di samping pintu mobil, ia membuka kaca jendela.

"Jangan pukul-pukul, jendela mobil gue bisa retak!" sungutnya dengan mata melotot kesal, mobil baru hadiah ulangtahun dari orangtuanya bisa-bisa langsung masuk bengkel kalau Vina terus-menerus memukulnya tanpa perasaan seperti tadi.

"Ya, elo gue panggil-panggil kagak nyaut." belanya.

"Sabar dong!"

Jasmine menutup jendela mobil namun Vina tak kunjung masuk malah kembali memukul kaca mobilnya.

"Apa? Gue udah bilang jangan di pukul Vina!" katanya kesal kembali membuka kaca memperlihatkan matanya yang melotot.

"Buka pintunya."

"Daritadi juga kagak di kunci!"

Kening Vina mengkerut, coba membuka pintu mobil yang ternyata memang tak terkunci, ia menampakkan cengiran. "Hehe, sorry gue kira di kunci."

Jasmine mencibir, mengunci pintu lantas menyalakan mesin setelahnya mengendari kendaraan roda empat itu keluar area parkir menuju jalan raya. Vina memutar musik barat, lagu-lagu penyanyi terkenal Ariana Grande, artis idolanya.

"Kenapa sih Jas, cemberut mulu. Gara-gara gue pukul mobil lo? Ya sorry deh gue gak sengaja." kata Vina coba mencairkan suasana.

Jasmine hanya mengedikan bahu acuh semakin meyakinkan prasangka Vina jika perempuan itu sedang tidak baik-baik saja.

Tiba di halaman rumah Jasmine keluar lebih dulu bahkan meninggalkan kunci mobil yang masih menggantung,

"Lah, tu anak kenapa sih?" gumam Vina memperhatikan Jasmine yang masuk ke dalam rumah, ia meraih kunci yang masih menggantung lantas keluar dari mobil setelah mengeluarkan belanjaan kemudian mengunci kendaraan milik sang sepupu.

PASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang