06

388 23 2
                                    

Bus yang ditumpangi mahasiswa peserta KKN berhenti di pendopo Kabupaten Bondowoso.
Mereka dikumpulkan jadi satu untuk disambut secara formal oleh bupati setempat.

Angel mengambil tempat duduk di samping Bella, sementara Andra mengambil tempat duduk
disamping Angel. Posisi duduk mereka sama seperti saat di bus.

Pidato panjang penyambutan bergema dibangunan beratap joglo tersebut. Mereka mulai bosan,
beberapa dari mereka mulai kelaparan. Saking bosennya, beberapa diantaranya sempat tertidur
dikursi.

Andra mulai menekan tombol kameranya. Sesekali dia mencuri foto hal-hal yang menurutnya menarik.

Bella terlarut dengan dunianya seperti biasa. Walaupun tampak memperhatikan pidato dengan seksama, sebenarnya pikiran Bella sudah melayang kemana-mana.

Hanya Angel yang terlihat serius memperhatikan. Dia memang mahasiswa rajin, tangan kiri memegang note kecil, tangan kanan memegang bolpoin hitam. Cara duduk Angel tampak tegap.
Rambutnya yang bergelombang menjuntai lemas ke ujung punggung. Sepasang mata Angel
lebar, berbentuk daun yang menipis dibagian ujung. Kelopak matanya membentuk lipatan lebar,
memberikan kesan sayu pada matanya.

"Kamu nggak bosan?" Andra terheran, Angel terlalu serius. "Ini cuma sekelumit pidato membosankan." Angel menoleh menatap Andra, lalu tersenyum. "Nggak." Andra menguap, "Bella?" Angel menoleh kepada Bella, "Sejak di bus tadi, Bella asyik dengan dunianya sendiri tuh." Angel menempelkan jari telunjuknya kebibir, mengisyaratkan Andra agar diam. Membuat Andra mendengus bosan. Dia menoleh pada Bella yang terlihat tenang seperti biasa.

Bella beralih dengan headset dan ponselnya.
Andra sedikit menyesal, seharusnya dia membawa sesuatu yang bisa didengarkan seperti punya Bella
Entah bagaimana, bagi Angel, isi pidato itu sangat penting. Wajah Angel serius, dia mengalihkan pandangan bergantian, dari sang pembawa pidato ke note kecil yg ada di genggamannya.

Setelah puas mencatat, Angel menoleh lagi ke sampingnya "Loh, Andra kemana?" Tanyanya sendiri.

"Asyik sendiri aja nih Bell, ikutan dong" Andra seraya melepas sebelah headsetnya dari telinga Bella di pasang ke telinganya sendiri.
Mata bulat Bella melebar kaget melihat perilaku Andra yang tiba-tiba berada di sampingnya. "Lagunya enak ya?" Bella tersenyum simpul sangat canggung ketika berdekatan dengan Andra.
Mereka berdua menikmati alunan lagu bersama.

"Kok Andra tiba-tiba di sebelah Bella ya?" Angel
bertanya sendiri.

Pemuda berkulit eksotis itu tak lagi disamping Bella laki-laki Itu sekarang sibuk asyik mengambil gambar, termasuk beberapa gambar mahasiswa yang ketiduran karena bosan mendengarkan pidato penyambutan.

"Lain kali kamu harus memotretku." Angela tertawa. "Tentu saja," komentar Andra singkat. "tapi, kamu kan sudah biasa di foto," celetuknya.
"Boleh kupinjam kameramu?" Angel mulai bosan.
Andra menaikan alis kanannya sambil terkikik. Merasa menang. "Akhirnya, kamu bosan juga." Andra mencibir, "pinjam kameramu." "Boleh." Andra menyodorkan kameranya pada Angel.

Tangan Angel sibuk memainkan tombol kamera Andra, memperhatikan foto-foto yang sudah ada.
Bibirnya tersenyum tanpa henti. Ada-ada saja foto yang diambil Andra. Beberapa kali Angel mengomentari foto Andra. Tak jarang komentar Angel membuat Andra tertawa. Hasil captured Andra benar-benar luar biasa dan terlihat natural.

Angel tertegun sejenak dibeberapa foto terakhir yang diambil Andra. Potret Bella. Wajah polos Bella yang terlihat kalem dan elegant, ekspresi saat Bella melamun, sosok Bella yang diambil dari samping saat gadis itu menyelami dunianya dengan
earphone. Bahkan, senyum simpul Bella yg terlihat hidup, yg bahkan tidak disadari Angel kapan Bella
tersenyum seperti itu. Angel mengalihkan pandangannya dari kamera Andra gambar Bella.

Angel tau, Andra memang hobi mengambil gambar, tapi terlalu aneh jika menemukan satu objek
sama dikamera Andra. "Kamu pernah dengar istilah foto yang bagus adalah foto yang jujur." Angel menutup bibir dengan tangannya, menahan kuap yang tiba-tiba mendera.

Andra mengangguk, "Ya. Foto yang jujur adalah foto yg natural kan?"
Angel mengangguk setuju. "foto-foto yang ada disini.. sebagian besar terlihat natural." Andra mengangkat alis kanannya, "Mungkin, karena apa yang kutangkap adalah gambaran perasaanku saat itu." Angel mengerutkan kening. Belum mengerti maksud dari ucapan Andra.

"maksudnya? Kamu menuangkan perasaan kamu disini?" Andra mengangguk sekali lagi. Sepasang matanya seperti melirik Bella sekilas. Andra tidak sadar bahwa kilat dimatanya saat menatap Bella tertangkap oleh Angel.

"Perasaanku mempengaruhi hasil gambar yang kuambil. Coba deh perhatikan gambar itu. Gambar sebelumnya." Angel mencari gambar-gambar awal. "Itu, gambar senja di stasiun Malioboro kuambil saat aku bersedih. Terkesan suram kan?"

Angel mengamati potret Malioboro pada senja hari. Andra benar. Ada perasaan sepi saat dia menatap potret senja berwarna merah keemasan itu. "Bagaimana?" Andra menggelengkan kepala. "kamu merasakan sesuatu?" Andra berhenti sejenak.

"Bella, kamu nggak mau lihat? Biar nggak bosan." Bella kaget, tidak menyangka Andra tiba-tiba menegurnya. Dia tersenyum sekilas sambil melepaskan headset dari telinganya. Ada sedikit rasa canggung yang tergambar di raut wajah Bella. "Iya, foto senjanya bagus," kilah Bella dengan kalimat sangat pendek. Salah tingkah. Dia tidak tahu, harus menimpali dengann kalimat apalagi.

Angel mengangguk. Jemarinya bergerak lagi, menyusur ke gambar lain.
"Aku merasa gembira saat melihat gambar ini." Angel menunjuk gambar kumbang yang sedang mengelilingi kelopak bunga mawar putih.

Andra tersenyum, "Oh, itu..., itu ku ambil saat aku sedang senang." dengan suara pelan, dia bilang, "Aku baru mendapat kiriman uang dari rumah"
Angel nyaris tertawa mendengar bisikan Andra, begitu pula Bella yang merasa tergelitik dengan
perkataan Andra barusan. Sadar situasi bahwa mereka tengah berada dipertemuan formal, Angel pura-pura cemberut. Bella kembali menjejalkan headset ke telinganya.

Mata Angel masih menatap layar kamera Andra. Jemarinya masih asyik memindahkan gambar satu kegambar lainnya. "Aku nggak sabar ingin cepat sampai ditempat KKN dan mengambil foto kalian berdua." Andra menepuk bahu Bella. Melirik gadis itu sambil tersenyum padanya.

Keajaiban HujanWhere stories live. Discover now