39 Melepaskan

327 24 20
                                    

Viyano membuka pintu perlahan. Kakinya melangkah tanpa suara.

Seorang gadis terlihat sedang tidur dengan posisi kepala yang direbahkan pada bagian tepi kasur. Wajahnya terlihat tenang dan polos. Viyan menyentuh wajah gadis itu, menyingkirkan beberapa helai anak rambut yang menutupi pipinya. Tiba-tiba, ia terkejut ketika merasakan tangannya menyentuh sesuatu yang basah. Air mata. Gadis itu habis menangis?

Viyan sangat merasa bersalah mungkin gadisnya habis menangis karenanya.

"Andra.. Andra.."
Viyan tertegun mendengar igauan gadis itu. Tubuhnya kaku. Napasnya tercekat. Gadis itu merindukan Andra? Apa gadis itu memang masih mencintai Andra? Pertanyaan demi pertanyaan terus membanjiri kepala Viyan. Rasanya, ia ingat sekali ketika Viyan bertanya kapan rencana pernikahannya, gadisnya malah melupakan itu.

Kedua mata Viyan merah ada genangan air mata dipelupuk matanya ketika dalam dirinya berseru, Viyan menelan ludah, lalu memijit pelipisnya yang terasa berdenyut-denyut.

Apa dia bisa bersikap egois demi memiliki Bella?
Apa yang sebenarnya gadis itu rasakan?

Viyan menunduk menatap lantai yang terlihat mengkilap.

Ditatapnya gadis itu lagi. Ia sudah berhenti mengingau dan kembali tidur. Bella pasti lelah sekali. Ditambah tadi siang sedikit bertengkar dengan Viyan. Meskipun ada rasa cemburu melihat sikap Bella yang seperti ini, entah kenapa Viyan tak kuasa mencegahnya. Alih-alih menarik Bella, ia malah membiarkan gadis yang sudah resmi bertunangan dengannya menemani laki-laki lain. Entahlah, ia hanya merasa seperti ada sesuatu yang tidak terletak pada tempatnya. Sesuatu yang salah.

******************

Rintik hujan turun. Seorang gadis dengan sweater tebal, syal merah jambu dan sepatu kets purple terlihat berlari-lari menghampiri laki-laki yang berdiri di dekat sebuah ayunan.

Semalam Bella memulai pembicaraan dengan Viyan duluan. Mengingatkan kalau besok adalah hari ke 3 bulan mereka menjalani hubungan, dan hari ini mereka akan merayakan mensiversary.

"Happy mensiversary!!" seru Bella pada Viyan.
Ia berdiri dihadapan Viyan dengan senyum manis lebar. Tangannya terulur keatas, menyerahkan sebuah kado yang dilapisi kertas warna silver dan pita biru sebagai hiasan.

Viyan menerima hadiah itu. "Terimakasih", balasnya terdengar biasa saja, padahal Bella sudah mengatur ekspresi wajahnya sedemikian rupa agar Viyan senang.

"Dan mana hadiahku??!!" pintanya manja dengan uluran tangan di depan wajah Viyan. Wajahnya merajuk seperti ekspresi anak kecil yang minta dibelikan es krim.

Viyan terdiam, menghela napas panjang yang terdengar berat. Bella jadi menatap Viyan dengan ekspresi bertanya-tanya. Ada apa dengan Viyan? Kenapa ia tidak terlihat senang. ?

Satu detik

Dua detik.

Viyan mendekat pada Bella, mengecup keningnya, meresapi kegundahan di hati mereka masing-masing.

Dan tepat ketika Viyan hendak berseru, Viyan tiba-tiba meraih tangan kirinya, memposisikan telapak tangannya menghadap ke bawah. Jari-jari Viyan bergerak di antara sela-sela jemari Bella, berhenti tepat di jari manisnya. Seketika, ada perasaan buruk yang menyergap gadis itu. Ia nenatap Viyan dengan pandangan yang tak bisa dijelaskan. Lambat, jari Viyan menarik perlahan cincin yang melingkari jari manis Bella, cincin tunangannya. Cincin yang pernah ia pasangkan ke jari Bella..





Coba doongg aku mau liat mana nih team Viyan-Bella kayaknya banyak nii sekarang 😘😘

Kalo team Andra-Bella masih pada hidup ga nih? 🤗🤗

Apapun yang terjadi akhirnya, plis jangan ada pihak yang kecewa yaaa 😉

💛💛💛💛💛💛💛

Keajaiban HujanWhere stories live. Discover now