30

206 18 2
                                    

Pagi hari, ketika Andra bangun tidur seraya keluar dari kamarnya yang ingin beranjak ke meja makan untuk sarapan pagi, sudah mendengar percakapan dari bawah sana.

“Bell.., gimana sama tawaran mama dan papa kemarin”
Mama memulai pembicaraan.

“yang mana ma?” Bella menerawang.
“kamu lupa ya. Soal perjodohan kamu sama Viyan”

“gimana nak, apa sudah kamu pikirkan?” Papa menambahkan.
“kalau Viyan sih katanya terserah kamu aja sayang”

“hmm.. yaudah ma, pa. Bella sih setuju aja”
Mama dan papa tersenyum dengan keputusan Bella.

Tapi, Andra yang mendengar persetujuan Bella wajahnya menunduk menahan rasa kecewa dan urung untuk sarapan bersama mereka.

****

Sudah empat hari ini, setiap pagi di bangun tidurnya Bella selalu bertemu dengan Andra ketika dia keluar dari kamar. Selalu, dan hampir dengan wajahnya yang sama. Sendu, ia bahkan hampir tak pernah senyum ketika mereka berpapasan. Entah dari kapan ia duduk di kursi santai di balkon. Yang jelas saat Bella bangun tidur pagi sampai sudah rapih ingin pergi keluar, dia selalu sudah duduk disana.

Bahkan, pada saat hari weekday sekalipun, ia masih saja betah duduk disana. Di kursi yang sama. Beberapa kali matanya bertatapan dengan Bella, tetapi ia tak bicara apa-apa. Hanya pandangan kosong yang sendu, yang ia berikan pada gadis itu. Kadang, Bella juga bingung harus menggunakan cara apa untuk menyapa lelaki itu. Hanya senyum kecil sekadarnya yang bisa ia hadirkan.

Pagi ini, Bella mencoba memberanikan diri untuk duduk di sampingnya. Ia hanya diam saat Bella mulai duduk di sampingnya tak ada reaksi apapun. bahkan saat ia berdiri dari tempat duduk berjalan untuk melihat pemandangan jalan dari atas.

Bella mengikuti Andra.
“Padi Dra”

Andra masih saja diam. Matanya menatap pemandangan jalan yang masih sepi di hadapannya.

“boleh aku ngomong sama kamu?”
Tak ada respon sekalipun.

“maaf, kalau aku mengganggu mu. Aku Cuma pengen ngobrol aja sama kamu. sudah 4 hari aku melihatmu betah sekali di balkon ini”.
Bella ikut menatap ke arah jalan yang sepi di hari minggu.   Dia belum menolehkan wajahnya pada Bella.

“kamu kenapa sih Ndraa”
Bella mulai berani bertanya padanya. Dia menolehkan wajahnya pada Bella. Menatapnya sendu. Lalu menggelengkan kepala. Pertanda ia tidak ingin mengungkapkan apa yang sedang dipikirkannya.

Sikapnya yang agak dingin akhir-akhir ini membuat Bella agak sedikit ragu untuk banyak bertanya padanya.

Namun jujur saja, dia masih terlihat tampan, meski dengan mata yang sendu. Namun, ada satu hal yang selalu menjadi pertanyaan di kepala Bella setiap kali menatap wajahnya. Kenapa dia berubah menjadi dingin seperti ini?

Jujur, Bella sangat benci dengan sikap Andra yang seperti ini, seperti tidak pernah lagi mengenalnya, ada rasa sedih di hati kecil Bella ‘Andai keadaan tak sesulit ini’.

Bella mulai melangkahkan kakinya untuk menjauhi Andra, Namun..
“Bella”

Akhirnya Bella mendengar suara itu lagi, suara yang selalu dirindukannya sampai saat ini.

“kenapa.., kenapa, kamu menyetujui pertunangan itu?”
Degg. Bella belum menolehkan wajahnya pada Andra. Ia sedang menahan butiran bening dikelopak matanya.

“Bella..”
Suara Andra yang lembut memanggil namanya. Rasanya Bella ingin sekali memeluk tubuh Andra. Bukan hanya rindu dengan suara lembutnya tapi, ia juga amat rindu dengan segala kehangatan yang diberikan Andra padanya.

Bella menoleh.
“Cuma ini Ndra satu-satunya cara agar aku bisa melupakan mu. Aku udah ngga kuat Dra dengan suasana seperti ini, mungkin hanya ini yang bisa kita lakukan. Dra, lebih baik kita hidup masing- masing walau kita masih saling mencintai. Karena, cinta tak harus memiliki bukan?

“Bell”

“mungkin kita hanya bisa mencitai hanya sebatas sebagai kakak dan adik”
Bella melanjtkan dan mulai meneteskan genangan air mata di kelopak matanya yang sejak tadi ia tahan. Andra hendak menghapus air matanya, namun ditepiskan oleh Bella.

“maafkan aku, Bella”

Wajah mereka sekarang sama-sama sendu dan menangis mengeluarkan air mata.

Dari ambang pintu terdengar suara mama memanggil.

“Bella, dari tadi mama panggil ternyata kamu lagi disini sama Andra”
Andra dan Bella segera menghapus air mata masing-masing. Bella menoleh pada mama

“mama, ko, mama ada apa manggil Bella?”
“loh.. kamu lupa ya, hari ini kan kita harus ke butik persiapan untuk hari pertunangan kamu sama Viyan sayang”

Bella diam sesaat.
“ayo sayang, Viyan sudah sampai di butik”
"i..iya ma”

“Andra, kamu di rumah ya sama papa. Apa mau ikut?”

“ngga ma, Andra di rumah aja”
Mama mengangguk dan tersenyum.

Mama dan Bella pergi meninggalkan Andra. Bella menolehkan wajahnya pada Andra yang masih menatapnya.

Haloooo reders!!!

Si manis Andra dan si cantik Bella camback ni gaess!

Kalian jangan ikutan galau ya kaya Andra dan Bella hehee

Salam Andra Bella 💙💙

Keajaiban HujanWhere stories live. Discover now