TLS (1) - ATLANA [#Wattys2019]

TLS (1) - 2. This Pain

The Love Series (1) - 2. This Pain

Lily - Alan Walker

••🌹••

Aku selalu melihat ke arahmu, bahkan tanpa kau sadari; bahkan tanpa kusadari.

ATLANA

••🌹••

Note: disarankan membaca ulang part sebelumnya karena memungkinkan sudah lupa dengan jalur cerita.

salam sayang

stacie♥

••🌹••

"Jadi kenapa lo bisa ada di pinggir jalan?" suara Satria memecah kesunyian yang terjadi di atas motor. Hampir sepuluh menit berlalu sejak Satria menemukan Atlanta berdiri di trotoar jalan namun belum ada satu katapun keluar dari bibir Atlanta.

Satria meringis pelan dari balik helm full face yang melindungi kepalanya. Merutuki kebodohannya menunggu Atlanta untuk berbicara karena hasilnya sama seperti menunggu ayam jantan bertelur. Atlanta itu selain irit ngomong, juga tipikal orang yang nggak akan bicara sebelum diajak bicara atau ditanya.

"Lo nggak kerasukan, 'kan?" tanya Satria lagi. Sesekali matanya melirik kaca spion memastikan kalau Atlanta masih 'normal'.

"Nggak,"

"Terus lo ngapain di pinggir jalan?"

"Kelewatan turun."

Alis Satria terangkat sebelah, matanya lagi-lagi melirik kaca spion. Memastikan kalau yang menjawab pertanyaannya barusan benar adalah Atlanta sahabatnya sejak masih zaman-zamannya girlgrup Cherrybelle sampai muncul DDU-DDU-DDU BLACKPINK.

Dan gimana pun begonya Satria, dia bukan anak kemarin sore yang akan percaya dengan jawaban Atlanta begitu saja. Atlanta yang dikenalnya adalah tipikal orang yang bahkan bisa mengingat semua judul buku di rak paling pojok perpustakaan hanya dengan sekali lihat. Mustahil jika Atlanta melewati halte dan nyasar sejauh ini dari tempat seharusnya turun.

"Biarpun Ulangan Kimia gue selalu remedial. Tapi gue nggak sebego itu buat percaya sama ucapan lo barusan."

"Terserah."

Satria berdecak kesal. "Banyak ngomong nggak bikin muka lo mendadak jadi monyet, elah."

"Hm."

"Kemaren gue baca artikel ada orang irit ngomong besoknya mati," ceplos Satria asal.

"Hm."

"Anjir, hm hm mulu! Lo kira ini lagu Nissa Sabyan!" murka Satria dengan suara senyaring kucing mau kawinan.

Atlanta berdecak pelan, sedikit menyesal kenapa tadi dia memilih Satria untuk menjemputnya. Atlanta menghela napas sebelum akhirnya dia menceritakan kenapa dirinya bisa berada di pinggir jalan.