22. say yes to rujuk please (3)

461 60 6
                                    

Selama dua hari Ver belum sadar juga paska kecelakaan mobil yang dia alami tempo hari. Tidak perlu di tanyakan lagi bagaimana perasaan Naomi, tentu saja wanita ini sangat khawatir padanya. Bukan hanya Naomi tetapi Gracia juga yak henti-hentinya menangis meratapi keadaan sang ayah yang berbaring tak sadarkan diri itu.

Sati hal yang bisa diketahui, yakni kejadian ini membuat Naomi menyadari bahwa jauh didalam lubuk hatinya paling dalam jika Naomi masih mencintai Vernando, -mantan suaminya itu.

Sekarang Naomi dan Gracia berada di kantin rumah sakit, Naomi tersenyum miris kearah putri semata wayangnya. Gracia nampak lesu dan hanya memainkan makanan didepannya saja, gadis kecil ini tak berniat memakan makanannya.

Naomi mendesah berat, ditariknya piring berisikan nasi goreng dengan campuran sosis kesukaan Gracia itu.

Gracia hanya diam dan memperhatikan sang bunda yang sudah memgambil sendok dan garpu dari tangannya. Lagi-lagi Gracia mengeleng saat Naomi mendekatkan sesendok penuh nasi goreng kearah mulutnya.

"Gre gak lapar bunda, Gre gak mau makan. Gre cuman mau ayah bangun." ucap Gracia menatap Naomi penuh harap, kedua bola matanya dipenuhi genangan air mata. Gadis ini benar-benar khawatir dan hanya memikirkan keadaan ayahnya saja.

Dada Naomi terasa sesak namun wanita ini terus berusaha memberikan senyum terbaiknya untuk sang anak. Tangan kiri Naomi terangkat untuk memegangi pipi gembul putrinya, diusapnya dengan lembut pipi itu.

"Ayah sebentar lagi bangun, Gre gak usah khawatir ya. Sekarang Gre makan dulu." ucapnya dengan lembut.

Gracia menggeleng lalu menurunkan tangan sang bunda yang berada di pipinya.

"Gak mau! Ayah dua hari juga gak makan, pokoknya Gre gak mau makan sebelum ayah bangun. Titik!" ucap Gracia sedikit berteriak. Gadis ini melompat turun dari kursinya, berniat kembali menyusul ayahnya di ruang rawat.

Belum sempat Gracia melangkah jauh Naomi sudah menahan lengan Gracia yang membuatnya menghentikan langkahnya.

Naomi sudah tak sanggup lagi menahan air matanya, wanita ini menarik tubuh kecil Gracia kedalam pelukan hangatnya. Gracia sedikit kaget saat bundanya menangis dibahunya.

"Hiks... hiks... Gre, bunda gak mau kamu ikutan sakit kalo Gre sakit siapa nanti yang temenin bunda buat jagain ayah, jadi tolong dengerin bunda ya sayang. Bunda sayang Gracia..." lirih Naomi mendekap erat putrinya.

Air mata Gracia ikut menetes, dibalasnya pelukan hangat itu dengan tak kalah erat. Keduanya saling beroelukan untuk menguatkan diri satu sama lain.

Gracia menjauhkan diri terlebih dahulu, dia tersenyum memandang wajah cantik bundanya yang sedang berlutut mensejajarkan tinggi mereka. Dihapusnya air mata yang membasahi kedua pipi sang bunda, Naomi hanya diam membiarkannya.

Digandengnya tangan Naomi untuk kembali ke meja yang mereka duduki sebelumnya. Naomi bisa kembali tersenyum setelah melihat putrinya menarik piring tadi dan menyuapkan sesendok penuh kedalam mulutnya sendiri.

Naomi menampilkan ekspresi bingung kala Gracia menyodorkan sesendok nasi goreng didepannya.

Naomi hanya menggeleng kecil, "Gre aja yang makan, bunda nanti."

"No, nanti kalo bunda sakit Gre harus sama siapa? Bunda gak boleh ikutan sakit. Ayo bunda makan juga sama Gre." balas Gracia membalikkan ucapan Naomi tadi.

Senyum Naomi makin tercipta lebar, dia mengacak pelan rambut putrinya yang sangat pintar ini. Mulutnya kemudin terbuka menerima suapan dari Gracia.

Keduanya makan bersama sekarang, tinggal beberapa suap lagi namun tiba-tiba ponsel miliknya berbunyi. Setelah melihat nama dilayar ponselnya membuat Naomi bergegas mengangkat panggilan tersebut.

Drrt drttt...

'Halo Key? Ada apa? Kenapa? Ver? Dia udah sadar?' tanya Naomi secara bertubi begitu mengangkat telepon tersebut. Suaranya juga keras membuat Keynal harus sedikit menjauhkan ponsel dari telinganya.

"Aisshhh kuping gue." gerutu Keynal dari sebrang, 'Ver barusan siuman Mi, buruan kesini.'

Tanpa membuang banyak waktu Naomi langsung berdiri dari kursinya, putrinya yang masih asik mengunyah makanan pun langsung dia sambar untuk di gendongnya berlari menyusul ke ruang rawat mantan suaminya.

...

Suara langkah kaki berlarian terdengar makin mendekat, pintu pun dibuka dengan kasar menampilkan Naomi dan Gracia disana. Keduanya berlari menerjang kearah pria yang duduk menyender diatas ranjang ditemani seorang pria lain di sebelahnya.

"Ver..." "Ayah..." teriak Naomi dan Gracia secara bersamaan.

Naomi berlari kearah Ver yang sudah sadar, Gracia yang berada di gendongannya bahkan di lempar ke pangkuan pria itu. Mereka berdua memeluk erat Ver sambil terisak disana, namun ada yang aneh.

Kenapa Ver sedari tadi diam saja? Bahkan tidak terlihat senang sedikutpun.

"Ver... syukurlah kamu sadar Ver.."

"Hiks hikss ayah.. besok jangan tidur lagi kayak gini ya yah, tidurnya ayah lama banget hiks..."

Pelukan ketiganya mengendur saat Ver mendorong pelan tubuh Naomi serta Gracia, kedua wanita ini menatap heran kearah Ver yang sedang menautkan kedua alisnya.

"Ka..kalian siapa?"


Jderr....





Tbc




Pendek amat, emang wkwkwk

os jeketiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang