03

151K 7.7K 260
                                    

Berita dikeluarkannya pak Johan sebagai guru di SMA Nusantara langsung membuat geger seluruh isi penghuni sekolah.

Tak terkecuali Aleta yang saat ini hanya bisa duduk diam ditribun lapangan, memandangi sekumpulan siswa yang mengerubungi pak Johan untuk mengucapkan salam perpisahan untuk yang terakhir kalinya. Bagi anak didik pak Johan yang notabennya sebagai anak kesayangan guru tersebut, tentu sangat akan kehilangan sosok beliau. Terdengar suara isakkan bahkan teriakan histeris dari murid perempuan yang menolak keras kepergian pak Johan tanpa sebuah alasan.

Pak Johan memang guru terkenal killer, namun dibalik itu semua pak Johan juga dikenal guru humble jika sudah diluar jam mengajar. Sifatnya yang terkesan kejam namun tersimpan juga sisi humoris yang melekat didiri pak Johan, tak ayal membuat pak Johan disenangi oleh para kalangan murid Nusantara.

Dan lagi - lagi Nusantara harus kehilangan satu sosok guru yang begitu dipanut semua siswa, meninggalkan sebuah kekecewaan sekaligus rasa penasaran dibalik keluarnya pak Johan dari Nusantara.

"Gue heran banget deh. Masa iya sekolah kita rajin banget gonta - ganti guru. Belum lama bu Lusi keluar sekarang giliran pak Johan." Suara salah satu siswi tengah menggosip tepat dibelakang Aleta.

Aleta mencengkram kuat pinggiran bangku mencoba menulikan telinganya untuk tidak mendengar percakapan kedua siswi yang sedang membicarakan peristiwa hangat diNusantara mengenai dikeluarkannya pak Johan oleh pihak sekolah.

"Lo ngerasa ada yang aneh nggak sih?" Tanya cewek berkacamata dengan kedua mata memicing.

"Aneh gimana?" tanya balik seorang cewek berambut sebahu.

"Ini tuh kaya hubungannya sama Aleta." ujarnya dengan suara pelan.

Aleta mendengarnya, namun ia masih mencoba menahan diri untuk tidak berbalik badan menganggetkan kedua cewek itu yang saat ini mulai membahas namanya sebagai deretan salah satu nama penyebab dikeluarkannya satu persatu guru dari Nusantara.

"Maksud lo Aleta pacarnya Detra itu? Emang hubungannya apa?"

Cewek berkacamata itu berdecak pelan matanya melirik keadaan sekitar, memastikan semuanya aman. Cewek itu mengikis jarak hingga saling menempel lalu kembali berkata "Gue denger - denger nih ya. Penyebab guru disekolah kita dikeluarin dari sekolah itu, gara - gara si Aleta ngadu sama Detra waktu kejadian pelemparan penghapus tempo hari itu."

"Ah masa sih. Masa iya cuma kaya gitu dikeluarin, gue rasa ada masalah lain deh." ujar cewek berambut sebahu tak percaya.

"Lo lupa gimana cintanya Detra sama Aleta. Detra paling nggak bisa liat ceweknya luka sedikitpun makanya dia langsung ngamuk gitu pas tau Aleta kena lemparan penghapus ampe jidatnya lecet."

"Kok gitu banget sih. Lebai, masa cuma masalah sepele kaya gitu ngadu. Kasian kali, orang juga kerja nyari duit cuma masalah kaya gitu aja ampe dikeluarin dari sekolah."

Cewek berkacamata mengangkat bahu "Sama kejadian bu Lusi juga kaya gitu. Terakhir kali bu Lusi katanya ngehukum Aleta gara - gara nggak bawa buku tugas. Eh besoknya langsung didepak dari sekolah."

"Gue yakin Aleta pasti udah nyuci otak Detra. Dia juga kan pasti yang nyuruh Detra buat ngeluarin guru yang nggak Aleta suka disekolah. Mentang - mentang pacaran sama anak yang punya sekolah seenaknya jadi songong." Geram cewek rambut sebahu itu.

Aleta hanya diam, entah darimana banyak opini yang tidak benar mengenai dirinya saat ini sudah mulai tersebar luas diseluruh warga Nusantara. Mengadu pada Detra? Ayolah Aleta tidak semanja itu hanya karena dilempar penghapus berujung luka lalu mengadu pada Detra. Itu tidak benar. Lalu mereka mengatakan jika Aleta telah menyuci otak Detra? Kidding, untuk meminta Detra agar tidak melakukan hal gila saja sudah sangat lelah Aleta mengatakannya. Sampai beradu urat perkataan siapa yang harus dijadikan kebenaran dan nyatanya Aleta selalu kalah, Detra selalu selangkah didepan. Lalu bagaimana caranya kalau Aleta mencuci otak Detra.

My Psikopat Boyfriend (Sudah Diterbitkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang