6《Mimpi》

5.2K 265 2
                                    

"Cepetan masuk!"

"Sabar Vino, sayang. Jangan buru-buru dong."

Vino melayangkan tatapan jijik kepada Lovia, "Ga sehat."

Begitulah kurang lebih percakapan yang terjadi sesaat setelah bel pulang sekolah berbunyi. Lovia yang memaksa Vino agar ia boleh pulang diantar oleh lelaki itu. Alvino yang sudah tidak tahan pun akhirnya mengiyakan paksaan Lovia.

Di sisi lain ada Cheryl yang lagi-lagi berjalan pulang sendiri. Senyumnya terpasang manis sekali di muka cantiknya itu. Senyum langka yang ia berikan kepada Alvino tadi ternyata berefek juga pada kebahagiaan Cheryl hari ini. Cheryl terus berjalan seraya memandangi kendaraan yang berlalu lalang. Ia melihat anak-anak seusianya sedang duduk santai di dalam mobil, tidak seperti dirinya yang nasibnya sangat amat tidak beruntung.

Ia kembali teringat masih ada masalah yang harus ia selesaikan. Ia segera berlari menuju panti asuhannya.

"Bu, mau nanya... sebenarnya Cheryl kenapa bisa disini? Semacam riwayat hidup Cheryl gitu. Soalnya Cheryl ga bisa mengingat apa-apa." Cheryl berharap cemas akan jawaban yang ia tunggu-tunggu.

"Kenapa sih kamu ini gak bisa kayak teman-teman panti mu yang lain? Ga banyak nanya tentang asal usulnya."

Saat mendengar jawaban yang tidak sesuai, Cheryl langsung berbalik badan menuju ke kamarnya. Ia memilih untuk melupakan semuanya.

"Crystal ayo makan!"

"Hahahaha ga mau maaa!! Tangkep aku dulu sini."

Dua orang gadis itu bermain kejar-kejaran sampai tiba-tiba ada seorang laki-laki mendorong pintu kasar dan berjalan memasuki rumah.

"Ma itu siapa?"

Prang!

Sebuah piring dilempar secara asal oleh lelaki itu.

"CUKUPPP!!"

Kondisi Cheryl sekarang sangat kacau. Detak jantungnya seakan ingin melompat keluar, jiwa yang serasa masih tertinggal di dalam mimpi dan pikiran yang masih tidak dapat menyimpulkan mengapa mimpi itu terasa sangat nyata.

Ia cukup tenang setidaknya anak yang ia ketahui bernama Crystal itu bukan orang yang ia kenal atau temannya. Ia hanya berpikir biarkan saja mimpi itu berlalu. Lagipula itu hanya bunga tidur yang belun tentu benar.

-----

Hari demi hari berlalu, Cheryl sudah tidak pernah mendapat bunga tidur yang seperti itu. Cheryl juga perlahan-lahan sudah mulai menanggapi beberapa perkataan Vino. Seperti sekarang ini, pemandangan langka yang terjadi di kelas adalah ketika Cheryl sedang tertawa karena lelucon yang dilontarkan oleh Alvino.

"Ke kantin yuk! Gue ga pernah liat lo ke kantin." ajak Alvino.

"Gue ga suka, disana ramai."

"Ayo lahhh... lo harus keluar dari zona nyaman lo."

Alvino menarik Cheryl dengan paksa menuju kantin yang sangat amat ramai.

"HALO BRO!" sapa teman se geng Alvino. Fyi, Alvino adalah anak terkenal di SMA ini dan mempunyai geng bernama ....

"Gebetan baru ya?" celetuk Dito. Ya, Dito yang dijuluki sebagai anak dari pak Toto adalah anak segeng Alvino.

"Sstt." Alvino berusaha menciptakan suasana yang disenangi oleh Cheryl.

"Wah bos kita jadi bucin."

Bug!

Satu tendangan mendarat di kaki Nicho.

"Diem lu pada." balas Vino.

"Sini duduk samping gue, Ryl."

"WOIII BOS KITA BENERAN BUCIN." lagi-lagi Nicho memperkeruh suasana disini.

Cheryl menyunggingkan senyumnya sedikit, tidak lupa juga sesekali membenarkan poninya untuk menutupi bekas lukanya.

"Gue beli bakso nih. Belum gue makan juga. Mau ga shay?" goda Dito kepada Cheryl.

Haii!!!
Part 6 udah update nih jgn lupa vote and commentt yaaa!!!💕

CHERYL [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang