Part 5

43.4K 6.9K 1.4K
                                    

SUDAH terhitung dua kali Jeno mencuri ciuman pada bibir Jaemin. Tapi tenang saja, sekarang hal itu tidak akan pernah terjadi lagiㅡJaemin tidak akan membiarkan lelaki tolol itu kembali mencium bibirnya! Sialan, memangnya ia ini lelaki murahan yang bisa di cium oleh sembarang orang? Oh sungguh, ia tidak habis pikir jika ternyata Direktur baru di perusahaannya itu sangatlah mesum, cabul, gila dan tidak memiliki otak! Bagaimana perusahaan akan maju jika otak seorang Lee Jeno saja berada di selangkangan?

"Kau mengajakku makan bersama, tapi malah melamun seperti itu." celetuk Renjun dengan kesal, ia sudah berbaik hati mengagalkan acara makan siangnya bersama Hendrey hanya untuk menemani Jaemin makan di kantin. Namun keberadaannya malah tidak dianggap disini.

Mendengar hal itu Jaemin menghela nafas, ia menghentikan kegiatan mengaduk makanan diatas meja lalu menghempaskan punggung ke sandaran kursi. "Kurasa aku akan resign dari perusahaan ini,"

"APA?! KAU SERIUS?!" nada suara Renjun meninggi; hal itu berhasil membuat beberapa orang memperhatikan ke arah mereka dengan pandangan bertanya-tanya.

Jaemin meringis kecil, seharusnya ia tidak membicarakan hal ini bersama Renjun. Lelaki manis itu selalu bersikap over reacted!

"Ya, kau tahu? Direktur kita yang baru itu gila!" ini adalah sebuah fakta, bukan opini semata. Jaemin bisa membuktikan hal itu dengan mudah.

Beberapa kali Renjun mengerjapkan mata sebelum tertawa kecil, ia mengibaskan satu tangan di udara. "Oh maksudmu Lee Sajangnim yang tampan itu? Ah mana mungkin! Dia kan anak dari CEOㅡmemang apa yang sudah ia lakukan hingga kau bisa bercanda seperti ini? Oh oh! Atau kau yang tergila-gila padanya?" godanya di sertai dengan cengiran lebar.

Wajah Jaemin berubah menjadi sangat datar. "Tidak ada gunanya berbicara dengan orang tak memiliki otak sepertimu,"

"Hey! Aku punya, ini kepalaku isinya otak!" seru Renjun tak terima. Habisnya ia kesal, Jaemin selalu saja mengeluarkan kata-kata pedas kepadanya, padahal kan ia hanya bercanda.

Bibir Jaemin mencebik, ia menyeruput lemon tea miliknya lalu mendesah pelan. "Pokoknya Direktur baru kita itu gila dan tidak memiliki otakㅡsama sepertimu,"

"Kau juga tidak memiliki otak." balas Renjun santai, lebih baik ia membalikkan sebuah kata dibandingkan harus sakit hati. Karena ia tahu mulut Jaemin itu memanglah begitu pedas melebihi bibit cabai unggulan!

"Aku punya! Jika aku tidak memiliki otak, tidak mungkin aku menjadi kepala divisi arsip." rutuknya penuh kekesalan.

Renjun mengangkat kedua bahunya acuh. Dasar, jika mengatai orangㅡ seenaknya namun saat di balas tidak terima. Lain kali mungkin Renjun harus memberikan sedikit obat kepada Jaemin agar sahabatnya itu waras walaupun hanya satu detik.

"Tapi, aku yang salah lihat atau bibirmu terlihat sedikit berbeda?" tanya Renjun pada akhirnya. Kini kedua mata sipit itu menatap lekat ke arah bibir Jaemin yang terlihat memerah dan juga sedikit bengkak.

Otomatis Jaemin langsung menutup bibir dengan kedua tangan dan tertawa canggung. "T-tidak hahahaha mungkin kau salah lihat! Ya salah lihat hahahahaha.." ah sialan, apa karena tadi pagi Jeno menghisapnya terlalu keras hingga bibirnya jadi sedikit aneh?

Jika memang benar seperti itu, maka Jaemin akan membuat perhitungan!

"Benar, coba biar ku lihat lebih jelas. Kenapa kau menutupinya seperti itu?" mata Renjun semakin menyipit; ia benar-benar curiga saat ini. Yah, karena Jaemin sama sekali belum pernah berpacaran dan Renjun juga bukan orang yang sok suciㅡia tahu persis kenapa bibir sahabatnya jadi seperti itu. Mungkin karena ciuman?

Kedua mata Jaemin melebar, ia segera bangkit dari duduknya. "Aku baru ingat jika aku memiliki janji, bye Renjun!" ia segera berlari menjauhi kantin, meninggalkan Renjun yang mengangkat satu alisnya penuh kebingungan.

How Bad Do You Want Me?《Nomin》✔Where stories live. Discover now