Part 7

42K 6.7K 1.8K
                                    

TERKADANG Jaemin berpikir kenapa hari itu berlalu dengan sangat cepat! Demi Tuhan ia ingin sekali berlari sekarang, keluar dari pesawat dan menjauhi lelaki bernama Lee Jeno. Perjalanan bisnis sialan! Harusnya ia tidak menjadi sekertaris bagi Jeno, lagi pula, kenapa juga lelaki cabul itu menolak semua sekertaris yang sudah di siapkan oleh Donghae?

Menghela nafas, akhirnya Jaemin memilih untuk menyumbat kedua telinga dengan earphone. Ia menatap ke luar jendela pesawat, membayangkan empat hari tiga malam yang akan ia habiskan di China sebagai sekretaris Lee Jeno. Bahaya pasti menantinya, Jaemin yakin itu.

"Hei,"

Jaemin mendengar panggilan itu, hanya saja ia tidak menghiraukan nya sama sekali. Ia heran, kenapa dari sekian tempat duduk yang kosong, Jeno malah memilih untuk duduk di sampingnya? Sungguh, ini jet pribadi milik perusahaan! Semua tempat duduk kosong.

"Jaemin,"

Menempelkan dahi pada jendela pesawat, Jaemin akhirnya memejamkan mata. Lantunan lagu soft dari earphone nya berhasil membuat rasa kantuk menyerang. Ia masih tidak ingin memperdulikan Jeno yang terus mengajak bicara sedaritadi, semua yang terjadi hari ini saja sudah berhasil membuatnya kesal setengah mati. .

Merasa di abaikan, akhirnya Jeno menarik salah satu earphone milik Jaemin dan membisikan sesuatu tepat di hadapan telinga lelaki manis itu. Hal tersebut berhasil membuat Jaemin terlonjak kaget; ia langsung menolehkan kepala serta melemparkan tatapan tajam ke arah Jeno.

"Apa?!" oh, tidak cukup kah Jeno menganggu semua hari tenangnya?

Jeno tersenyum lebar hingga kedua matanya hilang, ia mencondongkan tubuh hingga hidung mereka bertabrakan. Namun Jaemin dengan cepat mengambil gerakan mundur sampai kepalanya terbentur jendela pesawat.

Ah sialan, manusia cabul ini.

"Jangan mengabaikanku, perjalanan kita masih lama dan aku merasa bosan."

"Kalau begitu tidurlah!" sebenarnya Jaemin tidak bisa tidur tadi malam. Ia terus merutuki nasibnya yang sial!

Jeno mencibir. "Aku tidak bisa tidur, ayo lakukan sesuatu yang menyenangkan. Seperti berciuman, atau bahkan seks di dalam pesawat."

Pletak!

"Sinting!"

"Akhhh dahiku!" Jeno meringis, mengusap dahinya yang memerah karena baru saja terkena sentilan maut dari Jaemin. Ia mendengus dan mengubah tatapan matanya menjadi tajam.

Kenapa juga lelaki manis itu selalu menggunakan kekerasan?! Padahal Jeno hanya bertanya, bukankah pertanyaan itu masih termasuk ke dalam pertanyaan yang wajar? Lagi pula, apa salahnya berciuman dan melakukan seks di dalam pesawat? Itu akan sangat menakjubkan!

"Sudahlah jangan ganggu aku!" bentak Jaemin kesal, ia kembali memasangkan earphone di telinga dan menyenderkan tubuh pada kursi, setelah itu memejamkan mata.

Yang ia inginkan hanyalah tidur dan berharap jika semua ini hanyalah bagian dari mimpi terburuknya!

Cup

Dengan jahilnya Jeno malah mencuri kecupan di bibir Jaemin, setelah itu melarikan diri ke arah dapur untuk mengambil beberapa cemilan. Sementara yang di cium seperti itu sudah membelakkan matanya lebar; ia menghela nafas dan menghitung satu sampai sepuluh di dalam hati untuk meredakan amarahnya.

"Lee Jeno sialan! Cabul! Sinting!" nyatanya berhitung sama sekali tidak bisa menghilangkan emosi yang menguar dengan jelas itu. Jaemin benar-benar merutuki Jeno yang tidak memiliki otak.

.
.

Mereka tiba di China saat hari sudah sangat malam, bahkan Jaemin kembali tertidur di dalam mobil dalam perjalanan ke hotel. Semua keperluan mereka sudah di siapkan oleh seseorang yang memang di tugaskan oleh pemilik perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaan Jeno.

How Bad Do You Want Me?《Nomin》✔Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon