Part 14

40.3K 6.3K 1.8K
                                    

JENO mematung saat mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Jaemin. Perlahan ia berbalik; kedua bola mata nya menatap si lelaki manis dengan tatapan bertanya-tanya, masih tidak mengerti apa yang di maksud oleh Jaemin.

"Apa maksudmu?" tanya Jeno pada akhirnya. Bukankah selama ini Jaemin selalu menjauhi dan membencinya melebihi apapun? Bahkan lelaki manis itu tidak memberikan kesempatan untuk Jeno membuktikan perasaannya.

Jaemin menatap Jeno dengan tatapan putus asa. Detakkan jantungnya semakin cepat ketika ia memilih untuk melangkahkan kaki hingga jaraknya dan Jeno terpaut dua langkah. Otak Jaemin memberontak; menyuruhnya untuk tidak mengatakan sesuatu tentang perasaan lebih jauh. Namun kini Jaemin lebih memilih mengikuti kata hati sebelum benar-benar menyesal karena sudah melepaskan Jeno.

"How bad do you want me?" bisik Jaemin lirih, menahan agar suaranya tidak bergetar karena kerongkongan yang terasa kering.

Jeno terdiam; namun sedetik kemudian mengulas senyum miring. "Begini, seharusnya aku yang bertanya seperti itu karena kau selalu menendangku keluar dari kehidupanmu. Kau tidak pernah memberiku kesempatan untuk membuktikan apapun, kau terlalu egois Na Jaemin. Apakah sekarang kau menginginkanku? How bad?"


Perut Jaemin terasa mulas; karena detakkan jantungnya yang semakin menggila. Ia harus mengambil keputusan, selama ini Jaemin sadar apa yang ia lakukan mungkin mulukai hati Jenoㅡdan hatinya. Hanya saja saat itu Jaemin benar-benar bingung akan perasaan nya sendiri. Ia tidak pernah tertarik kepada siapapun, ini yang pertama kali untuknya.

"So bad. I want you so bad." ujar Jaemin sembari menatap tepat pada manik mata Jeno. Tidak ada sedikitpun keraguan disana; ia ingin membuktikan kepada Jeno bahwa ia benar-benar serius akan hal ini.

Jeno menelan air liur ketika mendengar keseriusan di dalam nada suara Jaemin. Entah kenapa, namun hatinya menghangat secara perlahan. Apakah ini pertanda bahwa ia tidak akan mendapatkan penolakan yang ke sekian kalinya dan Jaemin akan berusaha untuk membuka hati untuknya?

Lagi lagi Jaemin mengikis jarak di antara mereka hingga kedua ujung sepatu mereka menempel. Untuk yang pertama kali, Jaemin ingin membuang jauh-jauh rasa egois di dalam kepala. Perlahan tangannya bergerak; mencoba untuk mengenggam jemari Jeno.

"Maaf, maafkan aku. Aku terlalu bodoh dan tidak tahu apa yang harus aku lakukan, tapi sungguh, aku.. Kurasa.. Aku mencintaimu." akhirnya kata-kata itu keluar dari bibir Jaemin, meskipun awalnya ia merasa enggan. Namun Jaemin memaksakan diri.

"Kau sedang tidak mempermainkan aku kan?" gumam Jeno pelan; ia membalas genggaman tangan Jaemin. Merasa bahagia karena lelaki manis itu akhirnya mau membalas perasaan cinta nya hingga tak lagi bertepuk sebelah tangan.

Jaemin menggeleng. "Aku bersungguh-sungguh. Maaf karena ini selalu menolakmu dan bersikap tolol." di dalam hati; ia sudah berteriak. Demi Tuhan! Baru kali ini Jaemin mengatakan hal-hal yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Tapi sungguh, semua itu keluar begitu saja. Jaemin tidak memikirkan apapun di dalam kepala; semua kata yang ia ucapkan berasal dari hati.

Jeno tertawa pelan; kemudian mengulas senyum lebar hingga kedua bola mata nya menghilang. Tanpa menunggu lama ia menarik Jaemin ke dalam pelukannya; mendekap lelaki manis itu dengan sangat erat. Hatinya membuncah, Jeno merasa begitu bahagia.

Kali ini tidak ada keraguan di dalam hati Jaemin. Ia melingkarkan kedua tangan pada pinggang Jeno dan membalas pelukan lelaki berhidung mancung itu; perasaan sesak yang semula bercokol di dalam hati kini sudah hilang entah kemana. Perlahan, senyum terbit di wajah Jaemin. Ia menyembunyikan wajah di bahu Jeno; menghirup wangi parfum maskulin yang menguar dari sana.

How Bad Do You Want Me?《Nomin》✔Where stories live. Discover now