Part 17

47K 5.5K 991
                                    

JENO menarik tangan Jaemin secara tergesa; keduanya naik ke rumah pohon. Jaemin tidak bisa memikirkan hal lain saat iniㅡdi kepalanya hanya ada Jeno, belum lagi suhu tubuhnya meningkat. Sungguh aneh sekali.

"Uhmp!" punggung Jaemin membentur dinding kayu, bibirnya di bungkam oleh bibir tebal Jeno. Lelaki tampan itu sama sekali tidak sabaran rupanya.

Entah sudah yang ke berapa kali bibir mereka saling bertemu seperti ini. Lidah Jeno terjulur; ia menjilat bibir, gusi serta gigi Jaemin sebelum menelusup masuk ke dalam rongga mulut si lelaki manis. Mempertemukan lidah mereka; melilitkan kedua benda itu secara lihai.

Wajah Jaemin memerah; air liur menetesㅡmenuruni dagu hingga leher. Kedua tangannya mengalung pada leher Jeno; mendekap lelaki tampan itu dengan erat karena saat ini kakinya terasa lemas.

Jaemin tahu ini, cepat atau lambat ia dan Jeno pasti akan melakukan kegiatan intim karena keduanya sepasang kekasih. But this is weird, Jaemin belum pernah melakukan hal seperti ini sebelumnya. Namun tubuhnya bergerak secara spontan; seolah Jaemin sudah berpengalaman.

Pangutan mereka terlepas; nafas keduanya memburu. Hidung Jeno menempel pada kening Jaemin; ia mengecup dahi lelaki manis itu sebelum melepas kaus yang di kenakan oleh Jaemin. Membuang kain tersebut ke atas lantai dan menggendong Jaemin ala koala; menaruh si submissive di meja dapur yang letaknya tidak jauh dari sana.

"Apakah kau keberatan jika kita melakukannya sekarang?" tanya Jeno seraya melepas kaus yang ia pakai. Kini keduanya dalam keadaan shirtless.

Rona merah menjalari pipi Jaemin; ia menaruh kedua tangan pada bahu Jeno. Menelusuri otot bahu dan bisep si lelaki tampan yang baru saja terbentuk.

"Ya.."

"Kau tidak akan menyesal kan?" karena Jeno tidak ingin membuat Jaemin kesakitan, apalagi memaksakan kehendaknya sendiri untuk meniduri lelaki manis itu.

Jaemin menggeleng. "Tidak, aku.." ia mendekap pinggul Jeno dengan kedua kakinya sebelum mengecup bibir lelaki tampan itu, "menginginkanmu.."

"Me too Jaemin, me too." lagi, Jeno mencium Jaemin dengan dalam dan tergesa; tangannya mengusap kedua tonjolan di dada si lelaki manis.

"Uhngh.." mata Jaemin tepejam; ia meremas bahu Jeno. Tubuhnya bergetar ketika jemari Jeno bermain di kedua puting nya. Menekan, mengusap dan menarik tonjolan mungil itu.

Ciuman Jeno turun ke leher Jaemin; ia memberi kecupan basah dan menghisap kulit putih itu. Sesekali mengigitnya untuk meninggalkan tanda.

Jaemin miliknya, jadi Jeno harus meninggalkan tanda sebanyak mungkin. Ia tidak akan membiarkan siapapun menyentuh apa yang sudah menjadi miliknya.

"HnghㅡJen.." dada Jaemin membusung; kedua tangannya terletak di sisi tubuh. Menahan agar ia tidak jatuh dari atas meja, "oㅡouh! Ahh.." desahan Jaemin semakin menggila tatkala Jeno menghisap puting susunya secara bergantian.

Fuck.. Ini terlalu.. Kepala Jaemin terasa pening karena kenikmatan yang melanda tubuh, ini pertama kali untuknya. Membiarkan orang lain menyentuh dan menggoda bagian sensitifnya.

"You're so beautiful, you know that?" Jeno menarik celana serta dalaman milik Jaemin secara perlahan; berhasil membuat si lelaki manis sepenuhnya telanjang. Tanpa ada satu helai benang pun yang menutupi tubuh.

"Ahhh.. Jeno.. Uhm.." kepala Jaemin terdongak; ia mengigit punggung tangannya sendiri untuk menahan desahan ketika Jeno mengecupi betis hingga paha dalam nya.

Itu sungguh gila! Jaemin benar-benar tidak tahan dengan semua stimulasi ini.

"You already wet.." Jeno menarik tubuh Jaemin hingga punggung si lelaki manis membentur meja. Ia berjongkok; kedua kaki Jaemin berada di atas bahunya.

How Bad Do You Want Me?《Nomin》✔Where stories live. Discover now