42

194 4 0
                                    

Malam ini aku terkapar lemah di beranda pesakitan. Sebab baru saja dikalahkan oleh rindu yang enggan kusuruh pulang. Ia menari-nari di kepalaku hingga menciptakan pening. Katanya, ia tak mau pulang karena ia sendiri pun tak kunjung temu jalan pulang.

Sebelumnya, juga ada malam-malam yang begitu pelik, datang hanya untuk memerihkan relung. Tapi aku memercayai pagi, Tempat dimana aku bisa melakukan ritual memakamkan rindu pada netramu. Begitu juga, pada kata "sebaliknya". Tapi, kini rasanya sama saja--pagi dan malam sama-sama datang  dengan rindu yang bebal, tak bisa diatur dan tak pernah pulang-pulang dari kepalaku yang riuh, meski sudah berkali-kali kusuruh tandang ke tempat lain, selain di kepalaku.

27/12/18

Narasi Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang