INF 1

42 6 0
                                    

Enjoy ya!

WARNING! TYPO BERTEBARAN!

***

Seorang gadis berjalan di koridor sekolah dengan tas biru di punggungnya. Dengan bersenandung ria, dia melangkah menuju kelasnya.

"Morning, guysss!" ucap gadis itu sesampainya di kelas.

"Iya, Sa. Morning. Kagak usah teriak-teriak napa. Dasar mak lampir loe" celetuk salah satu temannya. Bagas Dhiwangkara.

"Yaelah, syirik aja loe, Gas. Loe iri kali, suara loe kan ngga bisa kayak suara gue yang merdu ini" ejek Salsa pada Bagas.

"Merdu kata loe? Merusak Dunia maksudnya?" ucap cowok yang selalu memakai hoodie ini. Revaldy Panji Askara.

"Ih.. apaan sih loe, Val? Syirik aja. Ema..." ucapan Salsa terpotong saat seseorang memukul pundaknya.

"Sa, tadi loe dicariin sama Kak Davin, katanya ntar istirahat disuruh ke kantin" ucap teman yang paling Salsa sayang dibanding yang lain. Sharen Callista Ardini.

Mendengar kata 'Kak Davin', Salsa langsung mengangguk antusias. Kak Davin adalah kakak kelas Salsa sejak duduk di bangku sekolah menengah atas. Tak heran jika ia mempunyai rasa terhadap Kak Davin. Meskipun dia simpan sendiri sih.

"Woy! Ngelamun aja loe. Mikirin Kak Davin ya?" tanya Bagas.

"A.. eh.. nggak kok, siapa juga yang ngelamunin dia." sanggah Salsa.

"Sebenernya sejauh mana sih hubungan loe sama Kak Davin? Kalian pacaran?" kali ini Reval yang bertanya.

"Nggak, kita nggak pacaran. Kita kan sahabatan dari SMP" jawab Salsa.

Kita nggak pacaran, tapi semoga saja suatu saat dia ngerti apa yang gue rasain selama ini, Val. Semoga. Batin Salsa.

***

"Lama banget sih, gue udah lumutan nih daritadi nungguin loe" ucap cowok yang memakai sweeter coklat ini.

"Sorry kali kak, tadi guru killer tuh yang ngasih tuga seambrek" Kak? Ya. Dia adalah Kak Davin.

"Hmm. I see. Eh ntar pulang sekolah temenin gue yuk. Beliin nyokap make up sepaket." ucap Kak Davin sambil memakan baksonya.

"Awyku nwantyi myaswih ewskwul mwusywik" jawab Salsa dengan siomay yang masih menyumpal mulutnya.

"Telen dulu.. baru ngomong" ucap Kak Davin.

"Aku nanti masih ekskul musik, Kak. Emang kakak mau nungguin?"

"Okay, gue bakal tungguin loe".

***

"Sa, loe jadi kan ekskul musik hari ini?" tanya Reval.

" Jadi dong.." jawab Salsa.

"Pulangnya gue anter gimana?"

"nggak usah deh, Val, gue bareng Kak Davin.".

"Loe bego apa bodoh sih, Sa? Kak Davin tuh nggak pernah peka sama perasaan loe, tapi loe tetep aja setia sama dia. Apa loe nggak sakit?".

"Sakit sih, Val. Tapi mau gimana lagi. Gue udah stuck ke dia"

Tiba-tiba, Reval langsung mendekat ke Salsa dan memegang pundaknya. Dia menatap mata Salsa dengan tatapan yang sulit untuk diartikan

"Sa, pegang omongan gue. Apapun yang terjadi, dan siapapun yang nyakitin loe. Gue bakal selalu ngejaga dan ngelindungin loe. Pegang omongan gue".

Sekejap, Salsa pun tertegun. "Apaan sih loe, Val. Lebay banget. Loe nggak perlu ngejaga gue. Gue bisa ngejaga diri gue sendiri kok. Makasih. Yaudah yuk, kita ke ruang musik" ucap Salsa melepaskan tangan Reval dari pundaknya.

Andai loe tahu, Sa. Gue sayang sama loe. Batin Reval.







Pendek ya?

Don't Forget to Vote and Comment!

Tbc :)

I'M (NOT) FINEWhere stories live. Discover now