INF 10

19 1 0
                                    


KALI INI LANJUT PART 10 NYAA..

ENJOY! :)

****************************************************************************

TOK! TOK! TOK!

Suara ketukan pintu membangunkan Salsa dari mimpi indahnya."Duh siapa sih bangunin gue pagi-pagi gini?" keluh Salsa. Dia pun melirik ke arah jam dinding berbentuk keroppi, hadiah ulang tahunnya dari sang ayah. Dilihatnya jarum pendek dan panjang jam menunjuk ke angka 12.

"what? Bahkan ini belum pagi?! Oh come on, gue masih ngantuk" lanjutnya mengeluh. Dengan enggan dia beranjak ke pintu yang sedari tadi masih menimbulkan suara ketukan.

Cklek! "SURPRISE!!!"

Salsa langsung melek ketika yang datang dan mengetuk pintu tadi adalah ayah, bunda, Reno, Rendy, Sharen, dan Reval. "HAPPY BIRTHDAY, SLEEPING BEAUTY!" ucap mereka.

Salsa tidak bisa berkata-kata lagi. Matanya mulai berkaca-kaca saat sang bunda merengkuh tubuhnya dan berbisik, "happy birthday, my girl. Semoga semua impianmu tercapai ya, sayang"

Setelah sang bunda melepas pelukannya, Salsa masih dalam mode sesenggukkan(?)."Makasih semuanya. Hiks.. Ini sebenernya ide siapa sih? Nggak mungkin kan ide ayah sama bunda? Apalagi bang Reno" ucap Salsa sembari melirik tajam Sharen, Reval, dan Rendy. Sedangkan Sharen hanya mengedikkan bahunya, Reval melirik Rendy, dan Rendy mengambil ancang-ancang untuk...

"KABORRR!!!" Teriaknya.

"BANG RENDY!!!"

Jadilah ruangan yang awalnya sepi itu dipenuhi gelak tawa mereka. Sharen dan Reval hanya bisa tertawa melihat sahabatnya yang sedang beulang tahun itu bercanda dan melupakan sejenak masalahnya dengan Davin.

'gue selalu berharap, loe selalu tertawa kayak gitu, Sa. Gue nggak akan biarin siapa pun buat loe nangis' batinSharen.

***

"Happy Birthday, Sa. Di ultah loe yang sekarang gue hancurin hati loe ya. Bodoh banget ya gue? Haha. Andaikan gue bisa ngulang semua waktu gue sama loe, gue bakal lakuin, Sa." ucapan Davin sembari menatap layar handphone yang terpampang jelas foto Salsa sedang memejamkan mata dan menempelkan cup es krim di pipi kanannya.

Davin melihat di samping kanannya bertengger gitar kesayangan yang sudah dia punyai sejak kecil. Warisan dari sang kakek.

Teringat di benaknya lagu yang pernah dia nyanyikan kala duduk di bangku SMP bersama Salsa. Lagu yang ia nyanyikan untuk menghibur Salsa yang saat itu sedang sedih karena baru saja putus dengan pacarnya. Dia pun langsung memetik gitarnya.

...Dan

Dan bila esok datang kembali

Seperti sedia kala

Dimana kau bisa becanda

Dan perlahan kau pun lupakan aku

Mimpi burukmu

Dimana tlah ku tancapkan duri tajam

Kau pun menangis

Menangis sedih

Maafkan aku

Dan bukan maksudku

Bukan inginku melukaimu

Sadarkah kau disinipun ku terluka

Melupakanmu....

Menepikanmu...

Maafkan aku...

Lupakanlah saja diriku

Bila itu bisa membuatmu kembali bersinar dan berpijar seperti dulu kala..

Caci maki saja diriku

Bila itu bisa membuatmu kembali bersinar dan berpijar seperti dulu kala...

Davin menghentikan petikannya. Dia menghela napas dan mengumpulkan keberanian untuk menelpon Salsa. Ia pun menekan no Salsa.

Tut...

1 detik..

2 detik...

"Halo?" suara berat berbicara. Bukan suara Salsa tentunya.

"Halo? Em.. Salsa?" jawab Davin ragu.

"Oh, loe Davin? Nyariin adek gue setelah loe ancurin hati dia? Bagus. Bagus. Kalo loe emang sayang sama adek gue, dateng ke rumah. Itu kalo loe emang cowok gentle" ucap seseorang itu yang tak lain adalah Rendy.

"Oke, gue bakal kesana" jawab Davin.

"Gue tunggu!" Klik! Telepon dimatikan secara sepihak oleh Rendy.

***

"Bang? Siapa yang nelpon? Abang yang angkat ya?"

"lihat aja nanti siapa yang datang" ucap Rendy sarkastik. Salsa semakin tak menegerti. Ia pun bertanya tanya dalam hati apa yang disembunyikan oleh abang kesayangannya itu.

"Saaaaa... BBQ nya udah jadi nih. Enak lho!" teriak Sharen dari taman belakang.

Salsa terkejut. Tanpa pikir panjang pun ia langsung berjalan menuju taman belakang. Meninggalkan Rendy yang masih berdiam diri.

Di taman belakang Salsa masih dirundung rasa penasaran yang membelenggunya. Pertanyaan itu terus timbul kala memikirkan siapa yang Rendy terima tadi teleponnya.

"Woy, Sa! Loe ngelamunin apaan sih, Sa? Ini acara ulang tahun loe lho. Come on, be happy, babe" ucap Sharen setelah melihat keanehan dari raut wajah Salsa.

'gue tahu, Sa. Loe lagi mikirin apa. Dia kan pasti?' batin Reval.

Salsa hanya menanggapinya dengan senyum manisnya.

"Sa, loe jangan senyum deh. Mau ngebunuh gue loe ya" celetuk Reval tiba-tiba.

Salsa mengernyit heran, "Ngebunuh loe? Maksudnya?".

"Loe mau gue kena diabetes sama serangan jantung mendadak gara-gara ngeliat senyum loe yang kelewat manis itu? Tega ya loe." ucap Reval dengan memasang tampang sok polos.

Salsa hanya terkekeh mendengarnya. "SA AE LOE LALAT IJO!" seru Sharen.

"YEE.. LOE TUH KUTIL BADAK!" jawab Reval tak kalah sengit.

"KETOMBE MANG UJANG!"

"SEMPAK TOKEK!"

"UPIL SEMUT!"

"EEK GAJAH!"

"Gitu aja terus ya sampek sapi bertelur!" ucap Salsa yang mulai kesal dengan perdebatan kedua sahabatnya itu.

"EMANGNYA SAPI BERTELUR?!" Ucap Sharen dan Reval bebarengan.

"Tunggu aja! Ntar gue kloning in sama ayam. Daripada debat gajelas gitu mending bantuin gue dorongin nih" celetuk Rendy yang tiba-tiba datang dengan mendorong troli.

"Apaan tuh?" tanya Salsa.

"Kado buat loe. Buka deh, pasti loe suka" jawab Rendy.

Dengan masih diliputi rasa penasaran, Salsa pun mendekati box besar berwarna biru dan berpita tersebut.

"SURPRISEEEEEEE! SALSA HAPPY BIRTHDAY!!!!"

***

Tbc :)

KIRA-KIRA SIAPA HAYO? DAVIN KAH?

DON'T FORGET TO VOTE AND COMMENT!

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 24, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

I'M (NOT) FINEWhere stories live. Discover now