Curahan Hati

853 72 9
                                    

"Kak Ocho, apa kakak pernah jatuh cinta?"

Ochobot masih terkantuk-kantuk. Dia ketiduran di depan televisi saat menunggu Boboiboy pulang dari pasar malam. Televisi masih menyala saat matanya terbuka kembali. Suara dari seseorang yang ditunggunya menggema di telinga. Sedikit bingung dan juga terkejut, kenapa adik kesayangannya tiba-tiba bertanya seperti itu.

"Kakak, jangan diam! Cepat jawab pertanyaanku!" Boboiboy mengguncang tubuh Ochobot. Tak sabar menunggu jawaban darinya.

"Satu-satunya alasan seseorang bertanya seperti itu adalah dia sedang jatuh cinta saat ini. Katakan, siapa pemuda beruntung yang telah berhasil merebut hatimu?"

Boboiboy bersemu. Ochobot ternyata bisa menebak isi pikirannya. Dia menunduk, memainkan boneka kelinci pemberian Fang yang masih setia di pelukannya. Sekarang, dia yang bingung harus menjawab apa.

"Aku masih tidak tahu. Rasanya aneh jika harus jatuh cinta pada orang yang paling menyebalkan dalam hidup kita." Boboiboy menerawang, jauh ke dalam saat di mana dia dan Fang masih saling membenci. Dan waktu memberikan mereka kesempatan untuk saling mengenal, sekaligus mematahkan persepsi mereka di awal pertemuan.

"Katakan, kau bahagia ketika bersamanya?" Ochobot beralih, menatap mata bulat kesayangannya yang memancarkan sinar tak biasa dari sana. Untuk pertama kali adiknya jatuh cinta, dia merasa senang dan sedih secara bersamaan. Takut jika Boboiboy harus patah hati sepertinya karena cinta yang harus bertepuk sebelah tangan.

"Ya, meskipun kami sering bertengkar, tetapi ada saat di mana aku tak ingin waktu cepat berlalu. Sejujurnya, aku merasa nyaman jika dia berada di sampingku, bahkan terkadang aku merindukan sifat menyebalkannya itu." Boboiboy bercerita dengan riang pada kakaknya dan Ochobot bisa menangkap kejujuran yang di sampaikan dari hatinya.

Dia mengulas senyum di antara wajah pucatnya. Merangkul pundak adiknya dengan begitu erat seakan masih tak percaya jika gadis kecil yang ditemuinya sudah dewasa sekarang.

"Lakukan apa yang menurutmu benar. Kali ini, aku hanya ingin melihatmu bahagia."

"Aku sayang, kak Ocho." Boboiboy memeluk Ochobot erat karena terlalu senang. Lalu berlari menyusuri tangga dan menuju kamarnya dengan wajah yang terlewat bahagia.

Ochobot tertawa, tak pernah dia melihat adiknya seperti itu. Suaranya memelan seiring dengan hilangnya punggung adiknya yang ditelan oleh pintu kamar. Bertahan seperti itu selama beberapa detik, sebelum akhirnya tawa itu digantikan oleh senyuman pahit yang dia ulas di antara wajah pilunya.

"Kau ingin tahu, apakah aku pernah jatuh cinta, Boboiboy? Aku pernah. Seorang gadis kecil pernah datang dan mencuri hatiku. Sekarang dia sudah bahagia, dan aku akan belajar untuk melupakan perasaan itu. Ya, jika aku bisa."

***

Angin sore bertiup dengan ramah menerpa wajah Boboiboy. Sedikit gugup ketika dia harus menunggu di taman yang lengang ini sendiri. Jantungnya berdegup kencang ketika membayangkan apa yang akan terjadi hari ini. Sesekali dia meremas jari-jarinya karena tak bisa mengendalikan perasaannya. Dan dia merasakan napasnya sedikit tercekat saat sebuah tangan menyentuh bahunya dengan lembut.

Itu pasti Fang.

"Sedang apa kau di sini?"

Boboiboy menoleh ke samping. Harapannya sedikit pupus karena yang datang bukan Fang.

"Kaizo! Aku sedang menunggu seseorang." Kaizo mendekat, duduk di sebelah Boboiboy yang terlihat lebih murung ketika melihatnya.

Cemara [Complete]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora