8: Mcd.

6.6K 1.1K 53
                                    

"Bangsat, apa-apaan sih ini?" ujar Hyunjin sambil mengusap wajahnya dengan kasar setelah membanting handphonenya ke kasur.

Hyunjin pun menghela nafas dan mengambil handphonenya kembali, dia di kirimkan sebuah foto yang tentunya anonim. Di foto tersebut, ada Jaemin dan Minju yang sedang berduaan di Mekdi dan terlihat senang bersama.

Karena geram, Hyunjin pun memilih untuk mencari nama Minju di kontaknya dan memencet tombol telepon.

Tapi, tidak ada jawaban dari Minju. Gadis itu tidak mengangkat teleponnya.

Say you won't let go~ 🎶

"Angkat gih itu teleponnya," ujar Jaemin yang terus melihat ponsel Minju bergetar.

"Gak mau, males." ujar Minju dengan cuek sambil melahap Big Mac-nya.

"Dari siapa sih emang?" tanya Jaemin penasaran, karena sedari tadi handphone Minju di telungkupin.

"Palingan juga Hyunjin, no one else." ujar Minju. Jaemin yang mendengar nama Hyunjin mendadak diam karena tentu saja Minju pasti masih sangat kesal dengan Hyunjin.

Say you won't let go~ 🎶

"Ah, berisik banget sih," gerutu Minju sambil menekan tombol reject.

Hyunjin yang teleponnya di-reject pun langsung bersungut, "Ah, bangsat."

Hyunjin langsung mengambil kunci motor dan bergegas keluar dari rumahnya.

🫧

"Udah kenyang?" tanya Jaemin saat melihat Minju memegang perutnya.

"Udah. Karena terlalu kenyang sampe buncit nih perut," ujar Minju sambil menunjuk perutnya sendiri, gak ada malunya emang.

Jaemin hanya tertawa. "Kalau gitu, pulang yuk?"

Minju melirik handphone nya sekilas, "Baru juga jam 11, Jaem,"

"Ah iya sih, tapi jam 11 udah malem banget, Minju." ujar Jaemin.

"Bercanda ah!" ujar Minju sambil memukul lengan Jaemin pelan. "Serius banget, iya iya tau kok udah malem, ayo pulang." ujarnya sambil terkekeh pelan.

"Tapi.. boleh mampir ke Indomaret bentar gak Jaem? Maaf ngrepotin," ujar Minju lagi.

"Selow aja kali, mau beli apaan emang?" tanya Jaemin

"Susu kotak hehehe," ujar Minju sambil nyengir.

"Mau juga!" ujar Jaemin tak kalah senang lalu high five dengan Minju, dasar sama-sama bucin susu kotak.

"Oh iya, berapa tadi harganya? Di bagi dua aja deh ya biar gampang," ujar Minju sambil melirik Jaemin.

"Ah, gausah. Anggap aja aku yang nraktir, biar kamu gak sedih lagi," ujar Jaemin sambil tersenyum.

Minju nya jadi grogi, "Ih, enggak ah apa-apaan, gak boleh gitu. Mana struk nya tadi?"

"Udah gak usah," tolak Jaemin.

"Lagian struknya juga udah aku buang tadi," ujar Jaemin sambil merogoh saku celana dan mengeluarkan kunci mobil.

"Minju!"

Minju dan Jaemin pun menoleh secara bersamaan ke sumber suara.

Setelah mendapati siapa sosok yang memanggil namanya, Minju mendecak kesal dan buru-buru berjalan kearah mobil Jaemin.

Jaemin yang melihat Minju berjalan sangat cepat pun lantas mengejarnya.

"Minju, tunggu dulu!" ujar Hyunjin sambil menarik tangan Minju.

"Apa-apaan sih?" ujar Minju tidak senang karena Hyunjin menarik tangannya dengan kasar.

"Lepasin gak?" pintah Minju.

"Gak akan." ujar Hyunjin dengan penuh penekanan.

"Hyunjin! Sakit tau!" Minju berusaha untuk melepaskan cengkraman tangan Hyunjin di pergelangan tangannya.

Tapi Hyunjin malah semakin mempererat cengkramannya pada tangan Minju.

"Kalau dia bilang sakit ya lepasin, bangsat," ujar Jaemin dengan nada yang dingin.

Hyunjin melirik kearah Jaemin sekilas lalu melihat Minju lagi sambil berdecih, "Oh, jadi ini selingkuhan kamu?"

Minju menatap Hyunjin dengan tatapan tidak dapat dipercaya, "Selingkuhan? Maksud kamu apa!" hardik Minju dengan ekspresi tidak senang.

"Aku gak bisa datang ke kost kamu terus kamu langsung keluar sama si bajingan ini?" ujar Hyunjin.

Jaemin langsung menggelengkan kepalanya, "Gak tau diri banget sih bangsat," gumamnya pelan.

"Ayo pulang sama aku," ujar Hyunjin sambil menarik Minju.

"Gak mau, lepasin gak?!" Minju tetap meronta, tapi bagaimana, tenaga Hyunjin sudah pasti akan menang.

Bugkh!!

Jaemin pun menendang bokong Hyunjin hingga lelaki itu tersungkur di tanah, lalu menarik Minju dan pergi dari sana.

"Jaemin bangsat," gumam Hyunjin sambil berusaha berdiri.

"Liat aja lo nanti," gumamnya, lalu menepuk-nepuk baju dan celananya yang kotor dan pergi dari sana karena mulai menjadi bahan tontonan orang-orang sekitar.

WRONG ROOM ✓Where stories live. Discover now