12: Mutual feelings?

6K 1K 40
                                    

"Aku mau pesen itu tuh yang nomor 2," ujar Minju sambil menunjuk layar menu dengan dagunya.

"Kalau kamu?" tanya Minju.

"Samain aja," ujar Jaemin sambil masih menatap ke layar menu yang terpampang seperti televisi itu.

"Kalau minum?" tanya Minju lagi.

"Aku ice tea aja," ujar Jaemin.

"Kalau gitu aku juga ice tea aja deh," ujar Minju sambil memesan makanan mereka.

"Cie, ngikut-ngikut," ledek Jaemin sambil menjulurkan lidahnya.

"Gak boleh emang? Kamu aja ngikut aku pesen makan apa, huuu," ujar Minju sambil menoyor pelan lengan Jaemin.

Jaemin terkekeh pelan, "Iya, ampun Tuan Putri," ujar Jaemin sambil mengeluarkan dompet dari saku celananya.

"Eeeeh, gak usah. Aku aja yang bayarin, kan kemarin kamu udah nraktir aku mekdi," ujar Minju sambil mendorong pelan dompet Jaemin.

"Ha? Mekdi mah gak ada bandingan sama ini kali Ju, lagian kamu kemarin udah nraktir aku susu kotak, gantian," ujar Jaemin sambil membuka dompetnya.

"Ihh, enggaaa, jangan bandel deh, Jaemin," ujar Minju lagi sambil merogoh tasnya dan mengeluarkan dompet dari dalam sana.

"Saya aja yang bayar, mbak," ujar Jaemin sambil mengeluarkan uang seratus ribu dua lembar dan memberikannya kepada sang kasir.

"Ish, Jaemin!" seru Minju.

"Sssst, bawel," ujar Jaemin yang meletakkan satu jari di depan bibirnya, mengisyaratkan Minju untuk diam dan tidak protes.

"Lain kali aku traktir pokoknya," ujar Minju sambil mengambil pesanannya sendiri.

"Iya iyaa," ujar Jaemin dengan senyuman khas nya, Minju pun jadi ikutan tersenyum, padahal dari tadi mukanya cemberut.

Emang, the power of Jaemin's smile.

"Duduk disini aja mau gak?" tanya Jaemin, Minju pun mengangguk.

Baru saja lima menit mereka duduk, sudah ada telepon berdering.

"Hyunjin?" tanya Jaemin sambil menyuapkan sesendok nasi kedalam mulutnya.

Minju mengangguk, "Bentar ya,"

Gantian Jaemin yang mengangguk, mempersilahkan Minju untuk mengangkat telepon dari Hyunjin, sedangkan ia sendiri melanjutkan acara makannya.

"Halo, beb? Kamu dimana? Aku udah nyampe nih di mall," ujar Hyunjin dari seberang sana.

"Oh.. aku lagi di cafe X," ujar Minju.

"Ngapain disana?"

"Ya makan lah, masa tidur sih disini?" ujar Minju kesal, pertanyaan aneh, pikirnya. Masa nanya di cafe ngapain kalau bukan untuk makan?

Hyunjin terkekeh pelan dari sebrang sana, "Yaudah, kan cuman memastikan doang. Siapa tau kamu beneran tidur habis makan disana,"

"Ish, kamu ini ya. Nyebelin bener," ujar Minju lagi.

Jaemin hanya menatap Minju dengan datar, sambil sesekali menyuapi nasi kedalam mulutnya.

Kayaknya ada yang cemburu nih.

"Yaudah, aku kesana ya sekarang," ujar Hyunjin lagi sebelum memutus telepon.

"Iyaaa cepetan," ujar Minju sambil tersenyum. Kayak tiba-tiba lupa aja sama kejadian beberapa hari yang lalu?

Sedangkan Jaemin? Mukanya udah bete parah. Kasihan bener.

Minju pun mematikan sambungan dan meletakkan handphone di atas meja dan melanjutkan acara makan-nya.

"Hyunjin lagi otw kesini?" tanya Jaemin sambil menyeruput ice tea yang tadi ia pesan.

Minju mengangguk, "Baru nyampe dia,"

"Cepet amat ih kamu habisnya!" pekik Minju setelah melihat piring Jaemin yang sudah kinclong tersebut.

"Kamu terlalu seru teleponan sih abisnya," ujar Jaemin sambil memainkan handphonenya.

"Iya.. maaf," ujar Minju.

"Ngapain minta maaf coba?" tanya Jaemin heran.

"Kalau gitu, aku cabut duluan ya? Hyunjin bentar lagi nyampe disini kan? Aku gak mau kalau nanti dia ngeliat aku, kalian malah berantem disini," ujar Jaemin sambil tersenyum tipis.

Minju merasa sedih, tapi perkataan Jaemin emang ada benarnya, gak lucu kan kalau berantem di tempat umum begini?

"Mbak, tolong ini di angkat ya," ujar Jaemin kepada salah satu staff yang kebetulan lewat.

"Kamu nanti baliknya sama Hyunjin kan?" tanya Jaemin.

Minju mengangguk, "Iya, nanti bareng Hyunjin kok."

Jaemin tersenyum, "Kalau gitu aku pergi dulu, have fun," ujar Jaemin lalu ia pun beranjak.

Minju menarik pergelangan tangan Jaemin sebelum ia pergi.

"Hati-hati," ujar Minju sambil tersenyum tipis.

Jaemin hanya mengangguk lalu membalas senyuman Minju, dan pergi dari sana. Minju masih saja terus menatap kepergian Jaemin sambil punggungnya benar-benar hilang dari hadapannya.

"Uh.. kenapa kok gue sedih ya ngeliat dia pergi ninggalin gue?" tanya Minju dalam hati.

WRONG ROOM ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang