Pt - 1

12.9K 714 55
                                    

Happy reading on my new book

^^^

Menunggu,

Mungkin itu menjadi hal paling menyebalkan dan membosankan bagi setiap orang. Apalagi di cuaca terik matahari seperti hari ini.

Menyebalkan, membosankan, mengecewakan, juga menguji kesabaran. Mungkin itu yang kini dirasakan gadis kecil kisaran 5 tahun yang berdiri di depan sekolahnya. Sudah lebih dari satu jam siluet yang ditunggunya bahkan tidak muncul juga.

Sesekali bocah itu menghentakkan kakinya dengan kesal. Mondar-mandir dengan menyangga dagu dan bibir yang mengerucut lucu.

"Terserah! Aku lelah. Aku pulang sendiri saja."

Begitu keputusan yang akhirnya diambil bocah tersebut.

Kaki kecilnya mulai melangkah dengan pasti menjauhi sekolahnya. Bocah itu yakin dan semangat bisa sampai di rumah dengan selamat. Pokoknya, hari ini dia marah dengan sang ibu yang terlambat menjemputnya.

Jauh sudah bocah itu melangkah. Namun, ibunya tidak muncul juga untuk menjemputnya. Apa ibu lupa? Pikir hati kecilnya.

Langkahnya tiba-tiba terhenti kala dihadapkan dengan padatnya kendaraan yang berlalu lalang di jalan yang akan dia seberangi. Sesekali bocah itu menghembuskan napas kesalnya.

Hingga otaknya bekerja. Bocah itu menghampiri seorang paman yang sedang berdiri di depan mobil memainkan ponselnya. "Paman!" Panggilnya.

Setelah mendapat atensinya, gadis itu kembali berucap. "Paman, bantu aku menyeberang. Aku takut."

Paman itu tersenyum. Lalu, menuntun bocah itu untuk membelah jalanan yang ramai.

"Terimakasih, paman!"

"Sama-sama. Hati-hati!" Balas sang Paman mengusak rambut legamnya.

Bocah berseragam TK itu kembali melangkah dengan percaya diri. Padahal, ini kali pertama dia berjalan sendirian di luar rumah.

"Aku kesal pada ibu. Kesal, kesal, kesaaaaalllll"












"Yi Soo!"

Seorang wanita berlari tergesa ke arah si bocah kecil. Kepanikan terlihat jelas dari wajahnya. Ya, itu ibunya. Ibu dari gadis kecil bernama Yi Soo.

Ibu itu langsung menyejajarkan tinggi badannya dengan sang anak. Memeluknya dan mengelus lengannya. "Yi Soo, kenapa kau tidak menunggu ibu, sayang?" Tanyanya dengan nada cemas.

Sang anak diam. Masih menatap tajam pada sang ibu. "Yi Soo? Yi Soo marah pada ibu? Maaf, sayang. Ibu minta maaf. Janji hanya hari ini ibu terlambat."

"Kemarin-kemarin juga begitu. Ibu berbohong. Ibu menyebalkan!" sang anak yang terlanjur kecewa tak mengindahkan sang ibu. Yi Soo kembali berjalan meninggalkan ibunya.

Segera mengejar anaknya. Lalu, meraih tangan kecil itu untuk dituntun. "Baiklah. Ibu minta maaf. Yi Soo boleh marah. Tapi, tidak boleh lama-lama. Nanti ibu merasa sendiri dan kesepian."

"Baik." Sahut sang anak. Akhirnya, ibu 29 tahun itu dapat tersenyum lega. "Kalau begitu, ibu jalan di belakang. Jangan menuntunku. Yi Soo mau jalan sendiri. Yi Soo marah pada ibu."

Yi Soo mengambil langkah cepat. Membiarkan sang ibu berjalan sesuai keinginannya.

Tidak masalah. Setidaknya, Yi Soo bukan anak yang nakal. Jika dia nakal, itu pasti karena dia sendirilah yang tidak bisa mendidiknya dengan baik. Begitu pikir sang ibu saat ini.




TBC**

Gimana? Lanjut tidaa~~?

Jangan ketawain judulnya. Itu aja kepikiran pas bareng mandi. 😂😂😂

Lavyu

Ryeozka

I Choose Your Widow / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang