Pt - 23

3.2K 391 28
                                    

Maaf yg berharap end. Sayangnya masih ku lanjutkan. Eheee...

Kalo udah eneq ditinggal juga gakpapa. Hiks huwaaaaa 😭😭😭😭

^^


Sebulan sudah ujian berjalan. Jika hanya mengurus rumah, tentu Rae Na sudah lulus ujian. Tapi, entah apa yang membuat Nyonya Min belum meluluskan.

Satu yang masih mengganggu otak Rae Na. Faktanya, dua bulan sejak kebohongan yang dilayangkan sang suami, belum ada tanda-tanda adanya kehamilan.

Ingat benar satu bulan yang lalu di mana dia harus berbohong pada keluarga Min.

"Bagaimana perkembangan kandunganmu?"

"Apa?!"  Rae Na sedikit memekik. "Be-belum ada perkembangan. Lagipula, belum ada tanda apapun."

Begitu jawabannya saat itu. Issh! Sungguh, gara-gara suami barunya itu. Sekarang, Rae Na dihantui rasa cemas.

"Ibu!" Teriak Yi Soo yang baru keluar dari mobil sang paman.

Ya, Yi Soo tidak mau memanggil Yoongi dengan sebutan ayah. Dia kukuh bahwa ayahnya hanyalah Hoseok seorang.

Rae Na yang sedang menyiram tanaman langsung menyambut kepulangan mereka. "Kenapa sampai petang, hmm?"

"Tidak tahu. Paman lama."

"Aku mengurus gaji karyawan untuk besok."

Jadi, setelah mereka menikah Rae Na tidak susah-susah lagi menjemput putrinya. Karena, Yoongi dengan senang hati akan menjemputnya dan mengajaknya ke restoran. Jika, memang Yoongi masih ada pekerjaan.

"Ya, sudah. Kalian mandilah. Aku selesaikan ini dulu. Lalu, buat makan malam."

Yoongi membelai rambut sang istri sembari berucap sebelum masuk. "Jangan membebani dirimu sendiri."

.


Seperti hari biasanya, makan malam berjalan dengan lancar. Nyonya Min walau tidak ramah pada Rae Na. Tapi, cukup perhatian pada Yi Soo. Terbukti, saat Nyonya Min mengambilkan lauk untuk anak itu.

Kini pasangan baru itu sudah di kamar. Sementara Yi Soo, sejak tinggal di rumah ini mulai tidur di kamar sendiri.

"Apa belum ada tanda-tanda?" Tanya Yoongi yang mulai duduk di sisi ranjang.

"Belum ada. Bagaimana kalau mereka tahu dan membenciku karena kebohongan ini?"

Terlihat jelas kecemasan dari wajah Rae Na. Yoongi cukup peka akan hal itu. Jadi, dia hanya bisa memberi ketenangan pada sang istri dengan mengusak rambutnya, lembut.

"Jangan khawatir. Kita tunggu saja. Pernikahan kita baru berjalan satu bulan" ucapnya.

Hening sejenak. Sibuk dengan pikiran masing-masing. Sebelum akhirnya Yoongi berceletuk.

"Apa kita perlu membuatnya lagi sekarang?"

Sontak Rae Na menepis tangan Yoongi. Lalu, masuk dalam selimut membelakangi sang suami. "Ssh! Pikiranmu, Yoon!"

"Ini akan mempercepat pertumbuhan. Kau tahu? Yi Soo akan segera punya adik."

"Shh! Kau pikir-, sudahlah! Cepat tidur!" Kesal Rae Na seraya menyamankan posisi.

"Ibu!"

Dari pintu terdapat Yi Soo bersama boneka kesayangannya yang entah sejak kapan. Yoongi dan Rae Na pun segera mengalihkan atensinya.

"Kenapa, sayang? Tidak berani tidur sendiri?"

"Apa besok jadi pulang?" tanya Yi Soo menatap sang ibu.

"Yi Soo, kan, sudah ada di rumah." sahut Yoongi.

"Emm,,, ke rumah kakek."

"Kenapa?" Tanya Rae Na, lagi.

"Ayah besok mau menjemput Yi Soo." jawabnya ragu-ragu.

"Mau kemana? Kapan ayah bilang?"

"Emm, tidak tahu. Tadi siang ayah bilang begitu."

"Kenapa Yi Soo tidak bilang pada paman?"

"Lupa."

"Iya, jadi. Ibu, kan, harus membersihkan rumah di sana. Jadi, Yi Soo tidur dulu. Besok kita ke sana."

Yi Soo mengangguk. "Baiklah. Selamat tidur ibu, paman."

"Selamat tidur juga, sayang" balas Rae Na.

Setelahnya, Yi Soo langsung menutup pintu dan berlalu dari sana.

"Aku juga ingin punya anak pintar seperti Yi Soo." celetuk Yoongi yang mengundang tatapan dari sang istri.

"Aku harap, saat itu terjadi kau dan keluargamu tidak memperlakukan Yi Soo secara berbeda. Bagaimanapun juga dia tetap anakku."

.

Bangun pagi, menyapu halaman, membersihkan rumah, memasak, sudah menjadi rutinitas urut setiap hari. Walaupun harusnya menyapu halaman bisa dikerjakan terakhir. Tapi, berhubung hari ini akan ke rumah lama, Rae Na pun akhirnya memilih bangun lebih pagi dan menyapu lebih dulu.

Tapi, karena bangun terlalu pagi. Justru berujung kepalanya yang pening. Hingga memasak pun sakitnya masih terasa. Sesekali Rae Na bahkan harus menggelengkan kepala untuk menghilangkan sakitnya.

"Kau kenapa?" tanya ibu mertua yang memasuki dapur.

"Ibu?" Rae Na menoleh ke arah sang ibu. "Tidak, tidak apa-apa."

Setelah itu, sang ibu kembali keluar dari dapur. Tanpa, berucap lagi. Huft! Sungguh menyesakkan.

Setiap kali, Rae Na hanya bisa menghela napas dan melupakannya. Entahlah, akankah Rae Na tahan dengan semua ini. Dia pun tidak tahu.

.

Tiba di rumah lama, ternyata Yi Soo sudah dinanti ayahnya.  Sementara, Yoongi hanya mengantar dan langsung pergi.

"Ayaahh!" Teriak Yi Soo seraya berlari kecil menghampiri ayahnya.

Masih sama, perhatian Hoseok masih sama seperti dulu pada anaknya. Membuat Rae Na mengenang masa lalunya.

"Kau kenapa? Kau sakit? Kenapa pucat begitu?" Khawatir Hoseok. Bahkan, mantan suaminya ini masih mengkhawatirkannya. Haruskah Rae Na jatuh padanya lagi?

Tidak. Itu tidak boleh terjadi. Dia sudah punya Yoongi saat ini.

"Tidak apa-apa. Hanya terlalu awal bangun pagi. Jadi, kepalaku agak pening." jawabnya apa adanya. "Pergilah. Hari semakin siang."

Hoseok menghampiri Rae Na. Menatap lekat dengan pancaran cinta yang masih tersisa. Tangannya mendarat di pundak mantan istrinya. "Jaga dirimu baik-baik. Berbahagialah. Aku masih di belakangmu."

.

"Jaga dirimu baik-baik. Berbahagialah. Aku masih di belakangmu."

Kalimat itu masih terngiang di otaknya. Tak dapat dielak lagi, Rae Na menangis di dalam rumah. Setelah kepergian mantan suami dari hadapannya.

Apa aku masih mencintainya?




TBC**

Kasian Rae Na.

Hmm...

Maafkan kalo sering telat balas komen. Kuota saya habis kawaaan. Tinggal yg jam 12 malam-12 siang. Jadi, harap sabar yang komen lebih dr jam 12 siang saya balas habis esok harinya 😆😆 🙈🙈

Lavyu

Ryeozka

I Choose Your Widow / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang