Berbaikan

25 25 7
                                    

Hari pun menjelang malam, Ajay pamit pulang. Setelah Ajay pulang, malam harinya Kia datang menjenguk ku.

Aku benar-benar dikelilingi orang-orang yang mencintai ku dengan ketulusan hati.

"Ra, aku ada video loh waktu Ajay debat sama bu prisli pas malam sebelum pementasan " kata kia sambil mengeluarkan ponselnya dari tas selempang miliknya.

Di perlihatkan nya kepada ku, video Ajay yang dengan dongkolnya terus berusaha agar tak beradu peran dengan Ola.

Aku tersenyum bangga, bahagia, dan bersyukur. Tak ada satupun yang kurang dari dalam hati nya.

Ketulusan, kesetiaan dan rasa cinta nya. Bukan hanya di mulut saja. Aku merasa wanita paling beruntung di dunia ini.

"Kamu beruntung banget Ra, dapatin Ajay. Dia sayang banget sama kamu," kata Kia dengan sedikit iri dan sedih.

Tentu saja kia merasa demikian, karena lelaki yang ia cintai sangat berbeda dengan Ajay.

"Kamu gimana sama Sega?" Tanya ku yang sadar kia tengah bersedih. Kia menggeleng kan kepala sambil menghembuskan nafas berat nya.

"Aku bingung Ra, mesti bagaimana. Aku mencintai Sega, tapi aku meragukan cinta nya kepada ku," tutur kia.

Aku memegang tangan kia, berusaha menguatkan nya seperti yang biasanya ia lakukan padaku.

"bagaimana bisa kamu tau tentang perasaannya yang sebenarnya. Jika untuk memahami dan bertahan dengannya saja, kamu hanya sebentar," kata ku.

Kia menatap ku dalam, ia seakan-akan langsung paham dengan perkataan ku tadi.

"Jadi maksud mu, aku harus bertahan lebih lama?" Tanya Kia. "Iya," jawab ku sambil mengangguk pelan.

Kia pun hanya diam tak menjawab sedikit pun. "Nih, makan roti yang ku bawain," suruh kia sambil mengeluarkan roti dari kresek.

"Makasih ya," ucap ku lalu memakan roti itu sembari mengobrol dengan kia.

"Ra, aku pulang dulu ya. Kamu cepat sembuh ya," kata kia. "Iya," ucap ku sambil tersenyum.

Kia pun pulang setelah berpamitan. Kia berjalan keluar dari halaman rumah ku dan berdiri di tepi jalan mencari angkutan umum.

Langit gelap, angin pun bertiup kencang. Sepertinya hujan akan turun, tapi angkutan tak kunjung datang.

Hingga langit mulai menumpahkan tampungannya, kia mulai panik.

Sebuah motor CBR150R berhenti di depan kia, siapa lagi yang menunggangi motor itu selain pujaan hati kia.

"Ki, ayok naik," suruh Sega. Kia terdiam, ia malu harus menerima ajakan Sega. "Kia," panggil Sega dengan nada tegas.

Akhirnya kia pun mau menaiki motor Sega. Hujan turun semakin deras tak mungkin Sega dan kia menerobos hujan tersebut.

Akhirnya Sega membawa kia singgah kerumahnya saat hujan berserta angin mulai datang bersamaan. Karena rumah Sega lah tempat yang paling dekat untuk berteduh.

"Kita di rumah ku aja dulu sampai hujannya reda," kata Sega sambil menggantung helm nya yang basah. Sementara itu kia tampak kedinginan dan sedikit takut untuk masuk kedalam rumah Sega.

"Kamu gak nyaman ya ku bawa kerumah? Kalau mau diluar aja gakpapa kok, aku temenin." Kata Sega yang paham dengan raut wajah kia.

"Enggak, bukan gitu," jawab kia kikuk. Padahal memang betul, ia merasa tak nyaman.

"Udah, gakpapa. Aku gakmau kamu mikir yang macam-macam tentang aku," tutur Sega.

Mendengar ucapan Sega, kia menjadi tak enak. Terbesit di hati nya kalau Sega adalah lelaki yang bertanggung jawab.

In a Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang