Prolog

2.6K 280 8
                                    

.

.

.

.

.

Permisi. Saya mau tanya-tanya untuk bahan laporan. Boleh tidak, ya?

"Tentu!"

"Boleh."

Menurutmu, apa itu cinta?

"Sesuatu yang membuat bahagia dan menyenangkan."

"Hal paling menyebalkan."

Apa kalian pernah jatuh cinta?

"Nggak pernah dan nggak akan pernah!"

"Pernah."

Apa pendapatmu tentang 'gay'?

"Menjijikan. Mereka pasti udah gila! Perempuan di dunia ini ada banyak, dude! Dan malah memilih pria? Gila."

"Hmm, entah lah. Biasa aja tuh."

Bagaimana jika ternyata kamu 'gay'?

"Amit-amit!"

"No comment."

Apa tipe ideal kamu?

"Yang manis, pengertian, nggak kekanakan."

"Yang lebih muda, jutek nggak papa, lucu."

Apa yang kamu sukai?

"Semangka?"

"Moomin!"

Oh iya, umur kalian berapa?

"20 tahun."

"19 tahun."

Apa ada seseorang yang kalian tidak sukai? Boleh tau namanya?

"Ada, Huang Renjun."

"Lee Minhyung. Atau Lee Mark, nama lain mahluk itu."

Kenapa kamu tidak suka dengan orang itu?

"Mulutnya itu nggak punya filter."

"Dia ada dan menganggu dikehidupanku."

Sering bertemu dengan orang yang kamu benci itu?

"Sering."

"Ya, gitu."

Oke, pertanyaan terakhir. Siapa nama kalian?

"Lee Minhyung, bisa dipanggil Mark."

"Renjun. Huang Renjun."

Oke, terima kasih ya~

"Sama-sama."

"Iya, sama-sama."

.

.

.

Perempuan yang tadi bertanya-tanya meninggalkan Renjun. Dan Renjun melanjutkan aktifitasnya, yaitu berjalan santai di sebuah taman.

Ia melihat bangku taman yang kosong. Renjun memutuskan untuk duduk di sana.

'Duk!'

Renjun menoleh ke arah sesuatu yang menabraknya saat akan duduk. Dan ada orang lain yang ikut duduk di sana.

"Gue dulu yang duduk di sini. Jadi mending pergi sana!" Usir seseorang yang tepat di samping Renjun.

"Ini bangku umum, lo nggak ada hak buat ngusir orang yang pengen duduk di sini," kata Renjun tanpa menatap lawan bicaranya.

"Ogah banget gue duduk sama lu."

"Lu sama gua sekarang emang lagi ngapain? Heran, udah kuliah nggak tau duduk tuh gimana," Renjun menyandarkan pungungnya pada bangku taman tersebut.

"Cih! Pergi sana!" Usir pemuda itu pada Renjun.

"Kalo lo nggak suka, tinggal lo yang pergi. Bangku taman tuh nggak cuma 1 di sini."

"Lu aja yang pergi, lu punya kaki kan? Gunain sana kaki lu," ucap pemuda itu tak kalah sarkas.

"Yang punya kaki sehat, akal sehat dan nggak kekanak-kanakan ngalah," Renjun bangkit dari bangku itu dan berjalan santai menjauhi pemuda itu

"Jadi maksud lu, gue kekanak-kanakan dan nggak punya akal sehat?! Umur gue lebih tua dari lu, tapi lu kurang ajar banget sih!!!" Teriakkan pemuda itu membuat Renjun menghentikan langkahnya. Dan berbalik menatap pemuda itu.

"Gua nggak bilang itu elo, tapi kalo kesindir ya itu masalah lo. Bukan masalah gua. Dan umur itu cuma angka. Semakin banyak umur lo, semakin sedikit waktu lo buat hidup. Jadi dari pada ngoceh gak jelas. Mending perbaikin sikap lo,"

"Huang Renjun, sialan!"

"Sama-sama, Lee Minhyung," Renjun berbalik dan melanjutkan jalan santainya.

Mark sangat kesal, ia pun pergi meninggalkan taman itu. Dan akhirnya bangku taman tersebut menjadi alasan kesekian kali berdebatan antara Renjun dan Mark.

Di mana ada Mark dan Renjun. Di sana juga akan ada perdebatan.
Benar-benar kontras...

.

.

.

.

.

Tapi semua yang kontras bukan berarti tidak cocok.
Mereka saling melengkapi.

Contrast [MarkRen]Where stories live. Discover now