5. Wanna Say Thanks

1K 147 6
                                    

Typo itu manusiawi:>
Happy reading!!! 

.

.

.

.

.

.

Setidak suka apa pun kamu dengan orang itu, kita harus tetap berterima kasih jika orang itu berbuat kebaikan. Itu adalah kata-kata yang sering diucapkan ibu Renjun pada Renjun. Dan Renjun selalu mengingat kata-kata itu. Tidak hanya diingat, ia juga melakukan.

Nah, sekarang Renjun sedang mencari keberadaan Mark untuk berkata terima kasih dan membawa coklat. 

Kenapa membawa coklat? Karena menurut Renjun, kalau berkata terima kasih jangan hanya berkata, tetapi memberi juga. Jadi Renjun akan memberi coklat, karena ia tidak tau apa yang Mark suka. 

Ia pergi ke kampus, meskipun hari ini tidak ada kelas. Itu semua demi sopan santun yang diajarkan ibunya, bukan demi mahluk bermata belo itu.

Renjun sudah memutari semua gedung manajemen, tetapi ia sama sekali tidak menemukan Mark. Renjun memutuskan untuk mencari mahluk itu ke kantin, tetapi tetap tidak ketemu. Padahal ia yakin sudah mencari ke setiap sudut, bahkan di sudut tong sampah juga ia cari.

Renjun ingin bertanya pada temannya Mark yang menurut Renjun seperti tiang listrik, tapi sepertinya sekali betanya akan merembet ke mana-mana. Karena setau Renjun, tiang listrik itu mulutnya seperti keran bocor.

Sepertinya Renjun sudah lelah keliling gedung dan kantin, maklum 1 gedung sekolah mereka sangat besar. Susah dikira-kira, yang jelas lebih besar dari toilet umum.

Akhirnya Renjun memutuskan untuk istirahat, ia pun memesan minuman pada penjual minuman di kantin. "Donghae-ssi, aku pesan es teh manis tawar ya!"

"Es teh manis atau es teh tawar?"

"Yang gratis yang mana?" 

"Teh hangat tawar," jelas agak ketus Donghae yang mulai sebal dengan Renjun.

"Ya udah, air mineral aja," kata Renjun dengan nada tak kalah ketus dan mimik dingin. Donghae yang tadinya mau marah, jadi merinding mendengar kata-kata Renjun. "O-oke," 'cakep-cakep sangar, tapi kok dia yang marah?' lanjut Donghae dalam hati.

Donghae mengambil botol mineral dan diberikan pada Renjun. Renjun langsung memberikan uang pas pada Donghae. "Makasih, Donghae-ssi."

"Iya, sama-sama."

Renjun duduk di bangku kantin yang kosong. Renjun memandang kosong botolnya, lalu reflek membuka botol itu. Ketika Renjun ingin meminum minumannya, sebuah tangan mendarat di pundak Renjun. Dan membuat Renjun tersedak karena kaget. "Ukh! HEH, NYING! LO MAU BIKIN GUA MATI, HAH?!"

"Ehe, ampun Njun. Gue nggak sengaja—"

"Tapi niat," potong Renjun dan membuat orang yang mengagetkannya tadi hanya menyengir. 

"Eh, Njun. Bukannya lu nggak ada kelas ya? Ngapain ke sini?"

"Mau nemuin elu, kangen," ucap Renjun sekenanya dan membuat orang yang sedang ada di sampingnya bengong. Renjun yang melihat orang itu seperti kaget langsung memperbaiki kata-katanya. "Canda elah, Na. Baper amat."

"O-oh, o-oke," ucap Jaemin sedikit gugup. 

Renjun mengangkat sebelah alisnya, karena melihat kelakuan Jaemin yang aneh. "Kenapa, Na? Ada masalah?"

"HAH?!"

"HAH?! APA?! KENAPA?!" 

Karena Jaemin berteriak, Renjun jadi ikut berteriak karena kaget. Dan dalam sekejap, mereka langsung menjadi tontonan mahasiswa yang ada di kantin. Renjun yang mengetahui bahwa mereka menjadi tontonan, langsung menarik Jaemin menjauh dari kantin. Dan orang yang ditarik malah tertawa.

Contrast [MarkRen]Where stories live. Discover now