18) Passion

3.4K 465 23
                                    

Selalu seperti ini. Semenjak beberapa waktu lalu kita bertengkar, kau berubah menjadi sosok yang begitu sulit untuk dijangkau. Letak bangku kita yang bersebelahan tidak membuat perubahan yang signifikan, kau tetap bersikap pasif padaku semenjak awal perang dingin di mulai.

Berbagai cara telah kulakukan untuk mendapat perhatianmu, bahkan cara lama yang pernah kulakukan semasa dulu tidak berhasil mengalihkan perhatianmu dari duniamu sendiri.

Dinding tak kasat mata milikmu terasa menebal dari hari ke hari. Menyentuhmu adalah kemustahilan, begitupun suaramu.

Apalagi ketika makhluk pengganggu yang dikirim keluargaku datang menampakkan wajah polosnya untuk merusak hari-hariku. Kau semakin tidak peduli, menjauh. Sama sekali tak menganggapku ada.

Sadarkah dirimu jika itu juga menyakitiku?

Kita berdua tersakiti karena satu makhluk asing yang berusaha menyeretku ke dalam hidupnya.

Aku mohon, beritahu apa yang bisa kulakukan agar kau mau memandangku kembali?

.

Keputusan Wonwoo sudah final. Dia menampar Mingyu disertai linangan air mata yang jatuh begitu saja ketika dia berhasil mencapai kewarasan Mingyu kembali.

Dengan terseok-seok, dia mengambil celana bahan yang entah milik siapa. Memakainya asal sebelum pergi meninggalkan Mingyu yang lagi-lagi terlihat kacau setelah sadar jika ia kembali memberi sakit hati pada Wonwoo seperti sebelumnya.

Ada sebersit keinginan untuk menyusul Wonwoo, mencegahnya untuk pergi lebih jauh. Tapi tidak, dia merasa tidak pantas. Pria berengsek sepertinya tidak pantas mengejar mimpi indah yang dapat menyakiti orang lain.

Sejujurnya Mingyu ingin mengumpat pada takdir, hidupnya selama ini selalu diatur oleh orang lain. Tidak ada satupun keputusan yang bersumber dari hatinya.

Terlalu banyak campur tangan keluarga. Bahkan masalah jodoh sekalipun.

Maka, ia pun memilih untuk diam, melipat lututnya diatas lantai dingin hotel. Merenungi kesalahannya yang sudah lancang menyeret Wonwoo kembali ke dalam hidupnya.

"Kau bodoh, Kim Mingyu."

.

"Wonwoo kau terlihat kacau." Soonyoung segera mendekati sahabatnya. Dia merasa iba, sebab Jeon Wonwoo terlihat begitu menyedihkan setelah berhasil pulang ke apartement mereka.

Berantakan, dan lelaki Kwon itu juga dapat melihat kesakitan secara fisik maupun mental dari penampilan sahabatnya sekarang. Tanpa bertanya pun dia yakin siapa pelaku dari kejadian gila ini, sebab beberapa waktu lalu pun Wonwoo pernah pulang sekacau ini setelah bertemu-

"-Kim Mingyu.... berhentilah bertemu dengannya Wonwoo."

"Aku ingin, tapi...takdir selalu mempertemukan aku dengannya. Sialan, aku benar-benar benci berurusan dengannya lagi."

Wonwoo meracau, air matanya yang menetes ia usap kasar berulang kali, seakan mengatakan tidak sudi secara tersirat.

"Kwon, aku rasa aku akan resign dari pekerjaanku."

"Kau gila."

.

.

.

Tbc

Thank U, Next | MEANIE✔Where stories live. Discover now