"Umma juga merasakannya saat appa-mu harus pergi. Percayalah. Hal itu bahkan jauh lebih sulit dibanding jika kita harus hidup tanpa pendamping hidup kita. Umma bisa merelakan appamu setelah bertahun-tahun umma terbiasa sendirian. Berat dan tidak mud...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
. .
Yoona menghela nafas. Cepat-cepat ditepisnya bayangan keluarga HaeSica. Matanya teralihkan ke kotak pos putihnya. Isinya membludak -Terlihat dari beberapa surat yang menyembul keluar.
Dan mendadak, Yoona merasakan jantungnya berdegup kencang. Badannya panas dingin. Kepalanya mendadak pusing. Nafasnya tidak karuan. Kakinya lemas.
Yoona segera berpegangan pada salah satu tiang penyangga rumahnya. Tidak apa-apa, Yoona .. Siwon baik-baik saja ..
Dengan hati yang dikuat-kuatkan, Yoona berjalan mendekati kotak pos bulatnya.
Bugsy dengan setia mengekor disampingnya. Anjing ramah itu menatap bingung majikannya yang berjalan dengan wajah pucat.
.
.
Yoona membuka kotak posnya perlahan dan meraih setumpuk surat dan juga brosur. Beberapa kertas kecil di dalamnya terbang tertiup angin. Merasakan angin yang berhembus terlalu kencang, reflek Yoona menengadahkan kepalanya untuk melihat langit.
Mendung.
Musim semi tahun ini memang tidak begitu menentu. Kadang cerah, namun menit berikutnya, bisa saja awan hitam mulai merayap, menggeser kedudukan awan putih dilangit.
Angin semilir dingin menyapa tengkuk putih Yoona. Reflek Yoona memeluk dirinya sendiri yang terbalut t-shirt merah dan cardigan putih tipis. Ia cepat-cepat memeluk setumpuk surat itu dengan tangan kirinya dan menutup kotak pos dengan tangan kanan.
"Ayo kita masuk, Bugsy!"
Secepat kilat Bugsy berlari mengejar tuannya yang berlari masuk ke dalam rumah.
.
.
.
Yoona menjatuhkan dirinya ke sofa lembut yang ada di ruang keluarga setelah menutup pintu. Bugsy bermain dan berputar-putar disebelah kaki Yoona. Yeoja itu tersenyum lembut.
Yoona menaruh tumpukan kertas di sofa. Ragu-ragu ia mengambil setengah surat dari tumpukan itu. Dan dengan teliti membaca setiap kalimat yang tertera.
