Chapter 14 : Relief

864 123 29
                                    

Putih. Putih. Nyaman.

Hanya itu yang terlintas di pikiran Yoona saat ia masuk ke dalam kamar inap suaminya untuk pertama kalinya. Ya, Yoona baru bisa menjenguk suaminya satu hari setelah operasi kemarin –dua hari kalau ditotal saat Yoona membawa Siwon ke rumah sakit pasca ditembak.

Dan Minho tidak berbohong rupanya. Ada satu ranjang baru di ruangan itu. Tempat tidur bersih nan polos, hanya khusus untuk Yoona. Ruangan ini jadi seperti hotel kecil, dengan AC yang nyaman dan dua buah gorden besar.

"Siwon oppa…" sahutnya lirih. Sang suami –Siwon, sedang terbaring lemah disebuah tempat tidur. Disekelilingnya terdapat sebuah penyangga leher berwarna krem. Sementara itu, Yoona melihat ada sebuah perban melingkar di bahu kirinya. Sepertinya Siwon tidak akan bisa bergerak sebebas itu untuk beberapa saat sekarang-sekarang ini. Dikedua pinggang tangan Siwon terdapat jarum yang mengalirkan cairan infus dan darah.

Yoona menghela nafas sedih, lalu ia duduk di kursi di samping tempat tidur. Ia tatap lekat-lekat wajah suaminya. Wajah oval Siwon. Hidungnya yang ditutup selang oksigen. Pipinya yang maskulin –bersih tanpa noda. Bibir tipisnya yang pucat, dihiasi dengan lesung pipit samar. Rambutnya yang hitam dan sedikit berantakan. Kedua bola mata yang terpejam damai. Alis tebal yang membingkai kelereng mata hitamnya.

Tampan.

"Siwon oppa…" Dengan penuh cinta, Yoona menggenggam erat tangan kiri Siwon –yang tidak direspon, tentu saja. Tangan itu dingin sekali. Yoona meremasnya pelan –mengalirkan kehangatan tubuhnya. Ia memejamkan matanya dan tidur di lengan Siwon. Setitik air mata turun meluncur dari matanya dan mengikuti lekuk wajahnya.

"Bangunlah, oppa…"

Yoona akan menunggu Siwon bangun, sampai kapanpun.

. . .

Sakit adalah yang pertama dirasakan Siwon saat ia membuka matanya. Denyut kencang ia rasakan di leher dan bahu kirinya. Ugh, sakit! Siwon memejamkan matanya erat –berharap rasa menyiksa itu pergi, namun itu sia-sia. Siwon kemudian mencoba menggerakan tangannya yang serasa kebas. Kenapa sulit sekali?

Ah, Siwon bisa menggerakan jemari kanannya. Tapi kenapa jari kiri sulit sekali? Berat…

Eh?

Siwon membuka mata dan terpana menemukan Yoona yang sedang menjadikan telapak tangannya sebagai bantal. Pantas saja.

"Yoongie…" sahut Siwon pelan seraya menggoyang tangannya. Yoona hanya menggumam pelan, namun tidak bereaksi.

"Yoong chagiya!" panggil Siwon lagi, kali ini lebih keras. Berhasil. Yoona tersentak kaget dan mengangkat kepala. Tangannya justru semakin erat menggenggam tangan Siwon. Mulutnya terperangah saat melihat Siwon justru sedang tersenyum melihatnya.

"Si-Siwon oppa?" tanya Yoona tidak percaya. Ia menelan ludahnya perlahan.

"Yoongie." panggil Siwon lembut.

Siwon tersentak ketika Yoona melepas tautan tangan mereka dan menghambur memeluknya. Melepas dan mencurahkan kerinduan mereka. Siwon mengelus rambut hitam Yoona dengan tangan kirinya. Ia terkekeh mendengar Yoona terisak di ceruk lehernya.

"Kau… Hiks… Kau tidak apa-apa oppa?" tanya Yoona seraya menatap lekat-lekat mata suaminya. Isakannya sama sekali tidak bisa ia tahan. Rasa syukurnya meluap-luap melihat Siwon baik-baik saja. Dadanya sesak oleh kegembiraan.

The Military Wife ✅Where stories live. Discover now