Chapter 5 : God's Another Present For Us

2.5K 244 67
                                    

Siwon memijat pelipisnya

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Siwon memijat pelipisnya.

Matahari belum terbit, namun rupanya Yoona sudah bangun -terlalu awal. Bukan dapur tujuan Yoona -untuk menyiapkan sarapan, tapi kamar mandi. Terdengar suara orang yang memuntahkan isi perutnya dari dalam. Siwon mendudukkan dirinya. Astaga. Sepagi ini, Yoona sudah muntah lagi -bahkan perutnya belum diisi apapun.

Siwon meregangkan tubuhnya. Ia menguap dan mengusap mukanya. Kepalanya penat mendengar suara Yoona yang sedang muntah. Rasanya, perutnya ikut sakit mendengar suara Yoona yang mati-matian mencoba mengeluarkan asam lambungnya.

Namja tegap berbalut kaos abu-abu itu lalu turun dari tempat tidurnya dan menuju kamar mandi. Ia sedikit mengernyit ketika menemukan pintu kamar mandi yang tidak tertutup. Menandakan bahwa seseorang yang baru saja masuk ke dalamnya begitu tergesa-gesa sehingga tidak sempat menutup pintu.

Namun, jantung Siwon serasa berhenti berdetak melihat Yoona yang jatuh merosot -tepat ketika Siwon masuk. Tangan kanan Yoona masih berada di sisi wastafel, menahan tubuhnya agar tidak tergeletak di lantai. Nafas Yoona memburu, wajahnya pucat pias, hidung dan bibirnya merah, dan terlihat setitik air mata di sudut matanya. Tubuhnya gemetar. Tangan kirinya yang kecil memeluk perutnya.

"ASTAGA, YOONG!"

Panik menjalar ke setiap sudut tubuh Siwon. Untuk sedetik, badannya terasa lemas, tulang-tulangnya seolah lari dari tubuhnya ketika ia melihat istrinya yang tidak berdaya -begitu kesakitan. Kantuknya sudah menguap.

Dan Siwon semakin panik ketika tangan kanan Yoona lepas dari wastafel. Dengan cepat, Siwon berlari ke arah tubuh yang gontai itu dan menangkapnya sebelum Yoona roboh dan jatuh di lantai kamar mandi yang dingin. Oh God.

Di dalam rengkuhan Siwon, Yoona terengah-engah. Matanya terpejam erat. Mulutnya terbuka, mencoba menstabilkan nafasnya. Sebagian rambut panjang Yoona sudah basah oleh keringat -membuat gelombang pada surai itu hilang. Siwon mengusap lembut keringat dingin yang mengalir deras di kening Yoona.

"Ada apa sayang?"

"Aku mual, Siwon... Tapi tidak ada yang aku muntahkan..."

Siwon menghela nafas. "Jelas saja, sayang. Kau belum makan apapun pagi ini. Sekarang, kita kembali ke kamar ya? Kau berbaring saja, biar aku buatkan sarapan..."

Mendengar kata 'sarapan', perut Yoona kembali bergolak. Ada sesuatu yang ingin keluar dari tenggorokannya. Yoona lalu menutup mulutnya dengan kedua tangan -mencoba tidak muntah di dekat Siwon.

"Eh? Kenapa, Yoong? Tidak mau sarapan?" Tanya Siwon khawatir -sekaligus bingung.

Yoona menggelengkan kepalanya pelan seraya menatap Siwon dengan tatapan lemas. Terbayang satu mangkuk roti Canai dengan keju dan saus tomat sebagai topping -sarapan mereka untuk hari Minggu seperti biasa. Dulu, Yoona pasti tidak sabar dan bersemangat untuk membuatnya. Saus tomat yang manis membuatnya segar. Namun, hari ini, entah kenapa, membayangkan asinnya keju dan asamnya saus tomat membuatnya mual -dan muak.

The Military Wife ✅Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt