Chapter 2 : We Miss You

2K 232 17
                                    

Dear임윤아 (Im Yoona) -

Ups, kelihatannya aku salah menulisnya. Akan ku ulang.

Yoona mengernyitkan alisnya saat melihat kalimat pertama surat itu. Matanya kembali menelusuri kalimat selanjutnya.

Dear최윤아(Choi Yoona)

Nah, baru tulisannya benar. Hahaha! Kau tahu, aku bisa membayangkan mukamu saat membaca namamu diatas! Pasti mukamu merah dan langsung cemberut. Manis sekali ~ Tapi, kau akan jauh terlihat lebih manis jika tersenyum. Jadi, jangan cemberut, ne?

Rona merah menjalar di pipi tirus nan mulus Yoona.

Apa kabar, sayang? Kau baik-baik saja kan?

Aku benar-benar rindu padamu. Aku rindu bibir lembut semerah mawar yang selalu kucium. Aku rindu pelukanmu yang bisa menenangkanku. Aku rindu menggodamu dan melihat kau malu. Aku rindu tangan halusmu yang selalu menggenggam tanganku kala aku sedih -memberiku semangat. Aku rindu senyumanmu yang selalu membuatku merasa lebih baik. Rasanya aku hampir gila selama dua minggu disini tanpa dirimu. Yang bisa kulakukan sekarang untuk selalu mengingatmu hanya dengan selembar fotomu -yang sudah hampir rusak karena setiap hari kugenggam- mengingat tidak boleh ada penggunaan handphone di kamp ini.

Ada rasa sejuk yang merayap di hati Yoona membaca tulisan suaminya.

Bagaimana dengan yang lain? Il Hwa eommanim ? Bugsy? Apakah semuanya berjalan dengan normal?

Yoona menutup matanya sejenak. 'Satu-satunya masalah sekarang adalah bahwa aku setengah mati merindukanmu,' batinnya.

Kau tidak perlu mencemaskanku, Yoong, aku baik-baik saja. Aku tidak menunaikan tugas, tetapi aku diberi latihan-latihan dasar untuk menjadi seorang NAVY. Kau tidak perlu khawatir.
Aku menulis surat ini saat istirahat. Latihan menahan nafas di dalam air selama 25 menit benar-benar hampir membunuhku. Ternyata untuk menjadi seorang pelindung negara harus menjalani latihan yang sangat berat, ya? Latihan ini luar biasa melelahkan, belum latihan-latihan yang lain. Rasa-rasanya, aku bisa merasakan seperti apa 'penderitaan' Jung Jae appanim.

Yoona tersentak saat membaca sebuah nama di surat. Itu ... appa ...

Ya Tuhan, apa yang sudah kulakukan? Aku pasti membuat istriku sedih. Maafkan aku ...

Tapi, apa kau tahu, sayang ... Aku bangga menjadi seorang militer. Aku bangga bisa melindungi negaraku. Aku sama sekali tidak masalah harus mati, selama negara yang kucintai aman. Selama aku adalah salah seorang anggota pertahanan dan perlindungan negara, mati ketika tugas adalah sebuah kehormatan besar. Terima kasih, Yoong, untuk tidak pernah mendesakku memilih antara kamu dan negara...

Yoona merasa matanya panas membaca kata 'mati'. Rasanya ada aliran sungai yang siap tumpah dari pucuk matanya. Demi Tuhan, jangan ucapkan itu, Siwon!

Aku akrab dengan senior dan juniorku disini. Suasana kamp ini hangat. Tidak ada yang mengucilkan atau meremehkanku karena aku satu-satunya orang Asia disini. Mereka percaya aku bangga menjadi warga negara Amerika -seperti mereka. Kau tahu, beberapa dari seniorku banyak yang meminta nasihat padaku. Mereka pikir, aku ini senior mereka -karena badanku yang tinggi dan ototku yang besar. Hahaha! Aku luar biasa bukan?

The Military Wife ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang