Sakitnya Tuh Di Sini!

1.7K 118 6
                                    

Mungkin aku akan menyesali ini.

Atau... Mungkin juga tidak.

Setelah kupikirkan berkali-kali, aku tidak ingin memendam perasaan ini selamanya. Aku tidak berencana untuk menyimpan perasaan pada seseorang yang tidak bisa kumiliki. Kurasa mengungkapnya akan menjadi jalan terbaik. Well, terlepas Erick sudah memiliki pasangan sekalipun.

Aku tahu itu terdengar egois. Tapi, perasaan ini justru akan lebih menggangguku kedepannya. Aku merasa lebih baik menerima penolakan langsung darinya. Dibanding harus memendam perasaanku dan berhadap situasi akan berbalik.

Hah, aku tahu sekali ini bukan drama telenovela. Perasaan seseorang tidak akan berubah dalam sekejap. Lagipula, setidaknya aku akan lebih mudah untuk move on jika aku tahu aku tidak memiliki kesempatan.

Karena itu hari ini aku berniat untuk ke kantor Erick setelah pulang kuliah.

"Fira!"

Tsk!

Apa tidak ada hari di dalam hidupku dimana semuanya berjalan lancar sesuai keinginanku?

Aku menghentikan langkah. Pelan berbalik dan memasang ekspresi datar. Ketua BEM a.k.a David tersenyum manis sambil berjalan mendekat ke arahku. Aku benar-benar tidak mengerti kenapa dia ingin sekali dekat denganku. Padahal aku selama ini aku selalu mengacuhkannya.

Kurasa aku benar-benar sudah meremehkan spesies yang satu ini.

"Kau mau pulang, Ra?" David tersenyum lagi.

Pelan, aku menghela napas. "Iya, kak. Kenapa?"

"Oh, kebetulan. Aku bawa mobil, apa mau kuantar pulang?"

David tersenyum lebih lebar. Beberapa mahasiswa yang lewat di dekat kami melirik-lirik sambil berbisik. Well, harus kuakui, senyumannya memang terlihat charming. Itu tentu saja menjadi daya tarik tersendiri.

Tapi, kenapa dia harus tersenyum seperti itu padaku? Dan di tempat umum seperti ini? Dia benar-benar menempatkanku dalam situasi yang sulit.

Sial sekali Lily tidak bersamaku saat ini. Tadi dia menyuruhku untuk duluan karena mendadak dia sakit perut. Karena itu aku duluan berjalan ke gerbang kampus. Lagipula Lily bilang hari ini dia akan di jemput oleh kakaknya.

Yeah, Miki akan datang menjemput dia hari ini.

Ah, seandainya Kakak juga datang menjemputku, pasti—

Wait! Tunggu!

Kakak? Kakak Lily?

"Ahh, sorry, kak," aku tersenyum tipis, tiba-tiba saja mendapatkan ide menarik, "Aku dijemput hari ini."

"Oh, benarkan?" David terlihat sedikit kecewa, "Dijemput kakakmu, ya?"

Aku tersenyum, "Bukan. Tapi..."

Aku menoleh ke belakang. Mataku meliar di sekitar depan gerbang kampus. Kalau Miki datang menjemput Lily, itu berarti seharusnya dia sudah ada di sini. Di... mana?

Ah!

Senyumanku melebar. Sebuah mobil sedan hitam metalik terparkir di pinggir jalan di depan gerbang. Aku tidak melihat Miki di sana, tapi kurasa itu mobilnya. Rasanya aku pernah melihat dia memakai mobil seperti itu saat mengunjungi kafe.

Well, kalaupun bukan juga tidak masalah. Aku hanya perlu mengelabui ketua BEM menyebalkan ini.

Kembali berbalik, menatap David, aku ikut tersenyum lebar, "Sorry, jemputanku sudah datang. Aku duluan, Kak."

"Eh, Fira, tunggu..."

Tapi, aku sudah lebih dulu berbalik, berjalan cepat meninggalkan dia. Beranjak mendekati sedan mewah yang terparkir di depan sana. Beberapa langkah dari mobil itu, aku bisa melihat ada seseorang di dalam mobil. Seorang pria lebih tepatnya.
Hanya saja, aku tidak melihat wajahnya dengan jelas.

Mr. Frosty Jerk Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang