David oh David

2K 125 11
                                    

Time heals all wounds, they said.

So, let it be.

Yeah, mungkin mereka benar tentang itu. Tapi, yang namanya luka meski sudah sembuh pun tetap saja meninggalkan bekas.

Ini sudah sekian hari berlalu sejak kejadian hari itu. Hubungan kami... hubunganku dan Erick tetap berjalan seperti biasanya. Setidaknya begitulah perlakuan yang kuterima. Erick tetap memperlakukanku sama seperti sebelumnya.

Hanya saja aku yang merasa butuh untuk sedikit merubah sikapku terhadapnya. Dengan aku yang sekarang tahu kalau dia sudah punya pacar, tentu saja aku tidak bisa bersikap sama seperti dulu. Aku tidak ingin merusak hubungannya.

Huh, meski aku cinta mati sekalipun, aku tidak ingin menjadi orang ketiga dalam hubungan mereka.

Aku hanya sedikit penasaran. Dengan semua hal yang telah terjadi, hubungan kami bahkan tidak menjadi canggung sedikitpun. Wonder why.

"Ugh! Semangat, dong, Ra!"

Sikutan kecil dari sebelah membuatku menoleh. Lily menggembungkan pipinya di sebelahku. Menatap sebal. Tsk, apa-apaan gadis yang satu ini.

"Kau terlihat seperti orang yang sedang patah hati beberapa hari terakhir ini," dia kembali bersungut-sungut, menyilangkan tangan di depan dada, "Itu merusak mood-ku juga, tahu!"

Haah. Aku memutar bola mata, tidak menanggapi. Melanjutkan langkah di sepanjang koridor. Aku lapar dan lelah dan sangat ingin untuk segera pulang.

"Apa kau bertengkar lagi dengan Kak David?"

Eh?

Langkahku refleks terhenti. Menoleh, aku menemukan cengiran menggoda di wajah Lily.

"What?" tanyaku, tidak habis pikir kenapa dia menyangkut pautkanku dengan ketua BEM itu.

Lily congkak memeluk tubuh, tersenyum kecil, "Oh, ayolah, semua orang juga tahu kalau Kak David berusaha mendekatimu."

"Lil, apa kau benar-benar temanku?"

"Eh? Kenapa?"

Aku mendengus pelan melihat tampang innocent-nya, memutuskan untuk melanjutkan langkah. "Karena kalau kau temanku, kau tidak akan mengucapkan hal yang tidak masuk akal seperti itu."

Lily ikut melangkah di sampingku, "Bagian mananya yang tidak masuk akal? Semua orang juga melihat bagaimana dia mengejar-ngejarmu."

Ugh.

"Bagian dimana aku terlihat patah hati karena dia. That's nonsense!"

"Ooh. Lalu, kau sebenarnya kenapa?"

Aku hanya menghela napas, memutuskan untuk tidak perlu menanggapi pertanyaannya barusan. Yeah, aku memang masih sedikit patah hati, tapi bukan karena itu aku merasa lelah.

Ini karena aku sangat-sangat kurang tidur dan istirahat. Aku harus begadang penuh beberapa hari terakhir untuk mengerjakan tugas. Karena itu tampangku terlihat kusut dan... kusam, kurasa.

"Fine kalau kau memang tidak mau membahasnya," suara Lily terdengar lagi di sampingku, "Anyway, apa mau pulang denganku hari ini? Kak Miki mau jemput katanya."

"No, thanks." Aku menjawab cepat.

"Eeh? Kenapa?"

Karena kakakmu itu tidak akan menyukainya.

Mr. Frosty Jerk Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang