i

20K 1.6K 46
                                    


ㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤ

(i).

"Perhatian!"

Suara Jeon Jungkook menggelegar memecah keheningan di gymnasium kampus. Lelaki itu bicara dengan suara yang kasar; nyaris menggeram. Suaranya memantul pada dinding-dinding dan hampir membuat lantai di bawah kaki Taehyung bergetar. Di luar suara manisnya, Jeon Jungkook rupanya sangat sangat sangat menyeramkan saat marah.

Orientasi jurusan Biologi sudah berjalan mulus selama setengah hari. Semua mahasiswa masih duduk santai dengan kotak makan masing-masing yang hampir kosong. Tidak ada hal berarti yang terjadi sepanjang kegiatan berjalan. Hanya saja, ketenangan yang sebelumnya mereka rasakan nampaknya sudah melambaikan tangan saat Jungkook bicara.

"Ketua kelompok empat, menghadapku sekarang."

Nada Jungkook tidak setinggi tadi, juga tidak terdengar menyeramkan karena lelaki itu tidak menggeram seperti sebelumnya. Kali ini nadanya rendah, nyaris seperti berdesis. Tapi semua orang di ruangan tahu betapa menyeramkan makna di balik kalimat itu.

Kim Taehyung, si ketua kelompok yang dimaksud, berdiri dengan tangan sedikit gemetar. Ketakutan sedikit menelusup di hatinya yang semula tentram. Seulgi, Lisa, Jimin dan Jungwoo memandangnya dengan tatapan iba.

Reputasi Jeon Jungkook di jurusan terhitung cemerlang. Mungkin malah terlalu menyilaukan sampai mahasiswa baru sehari seperti Taehyung tahu dengan baik nyaris semua sepak terjangnya selama dua tahun berstatus sebagai mahasiswa. IPK sempurna, aktif organisasi, tampan, cerdas dan mudah bergaul.

Taehyung meruntuk, kenapa tidak ada yang memberitahunya kalau kemarahan Jungkook sama horor dengan semua pencapaian yang terdengar mustahil itu?

"Kau ketua kelompoknya?" Suara Jungkook merendah, serendah tatapannya pada Taehyung.

Taehyung mengangguk, balas menatap mata Jungkook meski harus memerangi rasa takutnya sendiri.

"Bagus. Sekarang kau jadi ketua angkatannya."

Mata Taehyung mengerjap bodoh. Begitu juga dengan hampir semua mahasiswa baru yang sedetik lalu gemetar ketakutan di sudut-sudut gymnasium. Jungkook terkekeh, jejak kemarahan di wajahnya sudah terhapus sama sekali. Matanya yang semula merendahkan kini memandang Taehyung lembut. Taehyung tidak tahu mana yang membuat kedua lulutnya terasa seperti jeli. Apakah itu ucapan Jungkook sebelumnya atau tatapan lembut yang diberikan lelaki itu padanya.

"Tidak perlu takut. Aku bukan senior galak."

ㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤ
Meet you again tomorrow!

Thirty-one Scenes ✔Where stories live. Discover now