6. Patah hati pertama Ardi

22.6K 3.9K 449
                                    

Maaf kemarin lupa update! Enjoy, jangan lupa vote dan komennya ya❤️

🌼🌼

Dua anak manusia berbeda gender tampak asyik bercanda. Bahkan mereka terlihat tidak memerhatikan sekeliling. Mereka begitu asyik membicarakan sesuatu entah apa. Tapi, semua mendadak harus terhenti ketika seseorang menarik paksa si cewek. Dia melingkarkan tangannya di bahu si cewek. Dia Ardi, cowok yang sedari tadi diam memperhatikan pujaan hatinya sedang berbicara dengan cowok entah siapa.

Eka terkejut, cowok yang tadi sedang mengobrol dengan Eka sama kagetnya melihat apa yang baru saja Ardi lakukan.

"Ngapain lo? Jangan pegang-pegang pacar gue," ucap Ardi, menginterpusi.

Suara menyebalkan itu langsung masuk ke dalam indra Eka. Tanpa perlu melihat cowok dibalik tubuhnya, Eka sudah sangat hafal siapa sipelaku. Membuang napas kesal, menyikut perut Ardi sampai membuat cowok itu terjungkal ke belakang menahan sakit.

Cowok yang sedari tadi diam memerhatikan tingkah Eka dan Ardi mendadak dibuat menganga dengan apa yang baru saja Eka lakukan. Eka yang dipikir cewek pendiam, mendadak berubah drastis sekarang.

Sementara Ardi yang jatuh di atas lantai mengaduh kesakitan. "Ugh, sakit Beb."

Eka memutarkan kedua bola matanya malas. "Rasain! Makan tuh! Nggak sopan lo, ngapain tarik-tarik gue kayak gitu!"

Ardi mencoba bangkit. "Mau selametin lo dari pengganggu."

Eka melotot. "Siapa yang lo maksud pengganggu!?"

Ardi melirik ke arah cowok yang sedari tadi memasang senyum geli. Ardi mendengkus sinis, menunjuk cowok itu dengan dagunya. "Tuh, dia."

Eka langsung menoleh ke arah cowok yang ditunjuk Ardi. Wajah Eka tampak tidak enak dan malu mendengar tuduhan Ardi. Eka meringis melihat wajah cowok yang sekarang memasang senyum kecil. Dia sama sekali tidak tersindir sama sekali.

"Maafin ya Kak Alvin, dia emang rada-rada orangnya." ucap Eka, tidak enak.

Cowok yang dipanggil Alvin itu tertawa ringan, sementara Ardi mendengkus melihat perlakuan Eka yang mendadak lembut kepada cowok itu.

"Gak apa-apa, Kakak paham kok. Lucu juga, ternyata kamu emang udah banyak berubah ya Dek," ucap Alvin, memuji.

Eka memberikan ekspresi sebal. Eka mengembungkan pipinya mendengar pujian Alvin. Sementara Ardi semakin tidak suka dengan apa yang Eka lakukan. Kenapa Eka bisa out of carakter begitu dihadapan Alvin. Sementara kepada Ardi, tidak pernah. Hanya penolakan yang selalu dia dapatkan.

"Lucu apanya coba? Nyebelin iya." balas Eka, sebal.

Alvin terkekeh lagi. "Wajar dong, namanya juga pacar."

Eka melotot, tidak terima mendengar tuduhan Alvin. "Idih, siapa juga yang pacaran. Dia bukan pacarku, ya!"

"Belum," lanjut Ardi tidak terima.

Eka menatap Ardi galak, Ardi menaikan kedua alisnya, tidak peduli dengan Kemarahan Eka. Alvin yang melihat itu kembali dibuat tertawa.

"Astaga, anak SMA sekarang lucu-lucu ya." pujinya.

"Makasih,"

Bukan Eka, tapi Ardi yang menjawab. Eka langsung mendelik ke arah Ardi. Sementara yang ditatap hanya mengangkat bahu tidak peduli.

Alvin terkekeh. "Yaudah, Kakak duluan ya Dek."

Eka tersenyum lalu mengangguk. Ketika Alvin hendak mengusap pucuk rambut Eka, tangan itu langsung ditepis. Bukan Eka pelakunya, tapi cowok yang sekarang menatap tidak suka ke arah Alvin.

Bukan Bucin!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang