Menunggu?
akhirnya bisa update! Jangan lupa kasih komentar ya. Sesungguhnya, komentar kalian bikin mood menulis emak naik.
Jadi, mari saling membantu. Semoga cerita ini segera selesai Bulan depan 😊
🌼🌼
Hari ini Ardi sudah dibuat kesal dengan kehadiran seseorang yang sangat tidak disuakainya. Siapa lagi jika bukan Alvin. Ardi tidak tahu kenapa cowok itu lagi-lagi datang ke Sekolahnya. Apa cowok itu tidak ada kerjaan? Atau, dia sengaja ke Sekolah untuk menggoda Eka?
Pasca kejadian pertemuan yang tidak disengaja kemarin dengan Alvin mendadak membuat hati Ardi gelisah. Ardi semakin cemas, Ardi tidak suka ketika cowok itu mendekati Eka. Lebih tepatnya, Ardi tidak suka ketika dua orang itu bertemu.
"Lo kenapa sih, setiap hari mendadak ada di Sekolah gue?" Ardi bertanya tanpa basa-basi kepada Alvin yang sekarang sedang melihat beberapa anak Taekwondo sedang berlatih.
Alvin tampak bingung. Cowok itu menaikkan satu alisnya. "Maksudnya?"
Ardi mendengkus malas. "Nggak usah basa-basi, deh. Dulu lo nggak pernah ada di sini. Kenapa sekarang mendadak di Sekolah gue tiap hari."
Alvin yang tadi bingung, mulai mengerti kenapa cowok didepannya ini meledak-ledak. "Ada yang salah? Gue kan alumni di sini juga."
"Alumni, bukan murid di sini lagi kan?"
"Kenapa? Gue juga di sini karena di suruh sama pelatih buat ikut bantu latih anak-anak klub yang mau ikut lomba," lanjut Alvin, menjelaskan.
Ardi berdecih kesal. "Omong kosong. Bilang aja lo emang sengaja datang ke sini. Mau curi kesempatan buat deketin Eka kan?"
Alvin menatap Ardi heran, cowok itu mendengus kemudian. "Ada yang salah kalau gue deketin Eka?"
Ardi menggeram, mendadak dia tidak suka dengan pertanyaan Alvin. "Jelas salah! Eka itu pacar gue!"
Alvin tersenyum sinis. "Pacar? Yakin? Perasaan gue, tiap kalian ketemu kalian lebih cocok dilihat kayak musuh bukan pacar. Lagian, Eka juga bilang dia nggak pacaran sama lo."
Ardi mengepalkan kedua tangannya erat-erat. Itu memang benar, Eka memang belum menjadi kekasihnya. Tapi, Ardi yakin suatu saat nanti cewek itu akan menjadi kekasihnya. Peluang itu sudah sangat dekat, tapi kenapa harus ada cowok ini yang sekarang menjadi pesaingnya.
"Lebih tepatnya belum. Nanti juga gue sama Eka bakal jadian," ucap Ardi, meyakinkan.
Alvin terkekeh. "Yakin? Well, kalau gitu selamat berjuang. Tapi, kalau Eka lebih suka sama gue, lo harus tahu diri."
Kalimat itu terdengar sangat meremehkan sekali ditelinga Ardi. Ardi tidak suka itu. Ardi menarik bahu Alvin yang hendak pergi, Ardi melayangkan tinjunya ke arah Alvin, tapi kepalan tangan itu berhasil ditahan oleh Alvin.
"Ardi!
"Kak Alvin!"
Suara teriakkan silih berganti membuat suasana yang tadinya sepi mendadak ramai. Anak klub yang sedang berlatih mulai terusik dan keluar untuk melihat perkelahian yang sedang terjadi
"Lo apa-apaan sih!" Eka datang dengan teman-temannya. Sekarang mereka sedang istirahat. Eka yang baru saja hendak pergi ke klub mendadak terkejut melihat keramaian disekitar klub.
"Ka, lo harus jauhin dia." tunjuk Ardi ke arah Alvin.
Eka menggeram mendengar itu. "Kenapa? Lo punya masalah apa lagi sih Ar. Tiap hari lo itu selalu buat ribut."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Bucin!
Teen FictionBukan Bucin, cuma terlalu suka. Yang membuatnya tampak bodoh di depan banyak orang. "Gue rela jadi bucin, asal lo mau jadi pacar gue!" Benci itu memang beda tipis dari kata Cinta. Terkadang, setumpuk rasa benci bisa berubah menjadi cinta yang sangat...