16. Maaf

3.2K 279 26
                                    

"M-maaf... maaf kan aku jen"

Rose menangis didalam pelukan jennie, tangannya masih memegang roti bekas gigitan jennie itu.

"Apa susah untukmu?"

Tangis rose semakin terdengar jelas. Masih dalam pelukan jennie, tapi rose sangat paham jennie tengah menahan rasa marahnya sekarang.

"Apa terlalu berat untukmu memberi kabar untukku? Aku tak memintanya setiap saat, cukup saat aku sedang jauh dan tidak bisa melihatmu. Aku pikir mungkin wajar untukmu 1-2 kali pertama. Tapi, entahlah...

Aku rasa kamu mulai mengabaikanku"

Rose dengan cepat membalas pelukan jennie dengan tangan satunya, dia benar2 merasakan keputus asaan disuara jennie. Dan dia tak ingin jennie meneruskan rasa itu..

"No! Please jangan katakan itu" serak, itulah suara rose sekarang

"Ssssstttt, jangan menangis.. kita hanya butuh bicara. Kita tidak butuh air mata" dengan telaten jennie mengelus kepala rose

Rose pov

Tidak semua orang tau, jennie adalah orang yang lahir dengan sifat lembut dan hangat yang tidak bisa ditolak.

Dan sifat inilah yang membuat hatiku terasa sangat sakit saat ini. Aku paham betul jennie tengah menahan marah didalam hatinya, dan inilah jennie. Kuberi tahukan pada semua, inilah jennie!

Marah ada dalam dirinya tetapi tidak nampak karena dia selalu memikirkan orang lain dibanding perasaanya sendiri. Jennie lebih suka menangis memeluk kuma kecil dibanding aku sebagai kekasihnya. Apa jennie malu?

Benar! Dia malu menangis memperlihatkan bebannya didepan orang lain. karena jennie telah terbiasa, erbiasa sendiri. Menjadi anak tunggal dan ditambah memiliki sifat pendiam lama kelamaan2 menjadikan jennie sebagai orang yang tertutup atau memang jennie adalah sosok tertutup yang kadang kurang paham untuk memperlihatkannya.

Dan sekarang akulah yang sangat malu padanya. Aku telah membuatnya khawatir seharian, tetapi aku sama sekali tak mendapatkan luapan amarah darinya. Dia malah bersikap sangat lembut seolah dia tengah membujuk aku yang marah. Malu ku benar2 besar sekarang, aku malu pada jennie yang selalu mampu menjadi dominan yang dewasa untukku, tapi apa balasanku?

Rose pov end.

"Berhenti menangis" Jennie melepas pelukannya dan mengusap pelan air mata rose

"Pergilah istirahat"

Jennie mengelus punggung tangan sang kekasih yang sedari tadi ia genggam

"M-ma-maaf..."

"Hei, berhenti~"

Kini jennie meraih roti ditangan rose dan meletakannya dipiring. Mengambil tissue diatas meja itu dan mengelap tangan rose.

"Pergilah tidur Okay?"

"Tidak bisakah aku disini?"

"No, kita lanjutkan lain kali.. sekarang kekamarmu dan tidur"

Rose paham, bahkan sangat paham jennie sedang marah.

"Aku mencintaimu jen" rose menyandarkan kepalanya pada bahu sang queen

"Aku tahu, aku tak pernah meragukannya. Tapi,"

Jennie menjeda kalimatnya dan mengeratkan genggamannya pada tangan rose.

"Rasanya, aku terlalu banyak menuntut hal padamu. Kamu bisa katakan jika kamu tak suka rosie, sifat jelekku muncul akhir2 ini" entahlah, suara jennie terdengar benar2 putus asa dan lirih

I Love You And Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang