72. Story 44

1.1K 155 2
                                    

Jam dinding berbunyi menandakan bahwa saat ini sudah memasuki pukul 6 sore. Keadaan rumah agak sepi. Hanya ada suara jangkrik dan gerakan kecil hamster peliharaan Jihoon. Tapi gatau sih keadaan rumahnya abang Seungcheol.

Seungkwan yang pertama kali masuk ke dalam rumah dan langsung disuguhi kegelapan.

"Duh kok ga dinyalain sih lampunya." Seungkwan menyalakan lampu satu persatu.

"Loh sepi? Yang lain mana?" Seungkwan melihat si bule menyusul masuk.

"Gatau tuh. Nah gini kan enak terang. Lu mau makan apa? Gue mau masak." Pemuda dengan pipi chubby itu membuka kulkas dan menemukan nasi sisa tadi pagi.

"Nasi goreng kimchi?" Tanyanya ragu. Beruntuk Hansol mengiyakan karena dirinya bukan pemilih.

"Kalo ga salah mobilnya Soonyoung hyung ada deh. Yang rusak itu mobilnya Jihoon hyung kan?" Tanya Hansol.

"Coba kamu cek. Kalo mereka emang disini, bisa sekalian boo masakin makan malem."

Hansol berjalan masuk ke dalam kamar Jihoon dan dirinya kaget setengah mati. Segera ia menghampiri Seungkwan yang sedang memotong bawang.

"Boo!! Astaga bentar, gue kaget gila. Ini gimana maksudnya? Eh apa maksudnya? Ehhh maksudku apa gimana? Duh apasih, Oh My God!!" Kehebohan Hansol membuat Seungkwan menaikkan sebelah alisnya bingung. Sepertinya kehebohan Seungkwan menular ke pacarnya itu.

"Ngomong apa sih? Mereka lagi tidur? Yaudah lah biarin aja." Seungkwan kembali melanjutkan kerjaannya untuk memotong bawang.

"Engga boo! Cepet liat! Keburu telat nanti makin parah!" Dengan tidak sabar, Hansol menarik tangan Seungkwan dan mendatangi kamar Jihoon kembali.

"Jangan riㅡ"

"OH MY GOD JASMINE?!?!?!?!?!"

.
.
.
.
.


Soonyoung menggeliat pelan dan perlahan bangkit dari tidurnya. Tangan kanannya ia gunakan untuk mengambil jam meja dan tangan kirinya mengusap matanya pelan.

"Eung? Jam 8? Ah, telat dinner." Bisiknya pelan. Soonyoung menoleh ke samping dan menemukan Jihoon yang masih tertidur lelap.

"Ji, bangun, makan dulu. Ji? Jiiii??" Tangan gembulnya ia gunakan untuk mencubit-cubit si mungil agar terbangun dari tidurnya.

"Diam Soon, aku capek." Jihoon membalikkan tubuhnya memunggungi Soonyoung. Soonyoung berdecak kesal.

"Aku laparrr. Ayolah Ji, aku gabisa ke luar kalo ga dibantu." Rengekan khas Soonyoung akhirnya membuat Jihoon terduduk di atas kasurnya. Mata bengkaknya menatap Soonyoung tajam.

"Janji habis makan tidur lagi?" Tanya Jihoon. Jujur saja Jihoon memang benar-benar lelah.

"Iya Jihoon sayanggggg. Tolong baju donggg. Yang tadi udah kotor hehehe." Tersenyum dengan tablo ㅡtampang bloonㅡ , Soonyoung kembali merepotkan Jihoon.

"Ish dasar." Mengomel tapi Jihoon tetap mengambilkan baju baru untuk dirinya dan juga Soonyoung. Piyama satin polos berwarna navy menjadi pilihan Jihoon.

"Nih, pake." Soonyoung diam menatap Jihoon dengan tatapan polos.

"Aduh lupa gabisa make baju sendiri." Jihoon memukul keningnya pelan. Lupa kalau Soonyoung masih sakit. Cengiran Soonyoung membuat Jihoon tertawa pelan.

"Loh kok ketawa sih?"

"Kamu tuh kayak bayi tau ga?"

"Heh ngaca dong!"

"Tauk deh terserah!" Jihoon memasangkan piyama Soonyoung dengan kasar. Alhasil Soonyoung berteriak, "AKH AH!!! SAKIT JIHOON! YA AMPUN TUHAN!!"

Pekikan nyaring Soonyoung mengundang kedatangan Jeonghan. Dari luar terdengar suara Seungkwan yang memohon agar Jeonghan tidak memasuki kawasan itu.

"Ngapain sih ribut baㅡ, ASTAGA PAKE BAJU DONG!"

"E-EH JEONGHAN HYUNG?!" Jihoon langsung berdiri tegak meninggalkan Soonyoung yang baru make celana setengah.

"Lah Ji benerin dong. Malu diliatin Jeonghan hyung!" Jeonghan menatap Soonyoung penuh dengan keterkejutan yang mendalam.

"Masih sakit bisa nananini?"





Cupidsoon
15-1-2019

🍃EX「Mantan」✅Where stories live. Discover now