S2 #2 Bertemu Asami

404 22 5
                                    

"Chil dimana? aku udah di deket sekolah nih!" telefon hakuya kepada chila yang sudah menunggu chila didepan sekolah lamanya untuk bertemu asami.

"Iya ini udah dijalan kok sabar 10menit lagi aku sampai" jawab chila yang terdengar juga ada kegaduhan di telefonnya tanda dia sedang berada dijalan.

Hakuya menutup teleponnya dan berdiam diri didepan sekolah. jujur sedalam-dalamnya dia sangat penasaran apa yang telah terjadi pada asami istrinya, ah tidak maksudnya mantan istrinya itu. Setelah menunggu tak lama dari waktu yang dijanjikan oleh chila barusan, chila datang dan langsung menghampiri hakuya.

"Sambil jalan aku ceritain" kata chila lalu menuntun hakuya berjalan yang entah kemana. hakuya hanya mengangguk patuh pada chila dan mengikutin langkah chila. "Dengerin aku, kamu mungkin bakal kaget banget denger ini tapi plis. kamu harus bisa berfikir dewasa sama apa yang udah aku ceritain nanti" wanti-wanti chila pada hakuya seakan-akan ceritanya akan berakibat buruk pada pemikiran hakuya terhadap asami. Hakuya hanya mengangguk dan sedikit mengangkat alisnya kepada chila.

"2 Tahun yang lalu saat aku pulang dari sebuah taman bersama asami dan juga rika, Asami nyuruh kita buat pulang duluan. waktu itu dia bilang ingin beli keperluan masak di apartemennya karena di kulkas udah pada habis. karena merasa percaya sama dia, aku sama rika ninggalin asami dan pulang kerumah masing-masing.

gak lama setelah itu, aku nerima telepon dari nomer asami kalau asami masuk rumah sakit karena..." Chila menghentikan perkataannya dan menghela nafas beberapa kali.

"karena apa chil?" tanya hakuya. Chila menatap hakuya dan berhenti berjalan, matanya berkaca-kaca menahan tangisnya. "kenapa chila? jelasin asami masuk rumah sakit kenapa?" tanya hakuya lalu menggoyang-goyangkan tubuh chila.

"Asami jadi korban pemerkosaan dan dia ditemuin di gang sempit deket apartemennya dengan kondisi mukanya yang lebam-lebam. untung aja dokter cepet nanganin itu dan nywa asami selamat" kata chila menarik nafasnya.

"sayangnya, 1bulan kemudian dia dinyatakan hamil oleh dokter karena pemerkosaan itu" kata chila melanjutkan.

seakan disambar petir, kaki hakuya melemas dan tiba-tiba dia terduduk di pinggir jalan sambil memandangi tangannya yang lemas itu. Benarkah asami yang ia cintai tersakiti begitu dalamnya saat dia tidak ada?

"Asami menyuruh aku dan rika untuk merahasiakan ini darimu dan menyuruh aku untuk membuat dirimu melupakan asami, hakuya. Dia tidak menggugurkan kandungannya, kini dia tinggal bersama anaknya. di apartemennya" kata chila lalu berjongkok didepan hakuya dan menepuk pundak hakuya seraya menenangkan hakuya yang masih shock dengan cerita chila mengenai Asami.

"Dimana Apartemennya?" tanya hakuya.

"Masih sama seperti dulu. dia membeli apartemen itu atas namanya, apartemenmu dan dia" jawab chila. hakuya menatap jalannya, berdiri dan seketika berlari ke arah apartemennya dulu meninggalkan chila yang masih terdiam di jalan. "HAKUYA TUNGGU!!" teriak chila dan mengejar hakuya.

"Aku gak bisa asami. bahkan jika kau memiliki anak bukan dari aku, aku tetap mencintaimu!" batin hakuya sambil berlari terus ke arah apartemennya dulu. sesampainya didepan gerbang apartemen itu, ia terdiam sebentar sampai nafasnya kembali normal lalu menetralkan pikirannya. "kau harus tenang jika tidak dia tidak akan mau bertemu denganmu" monolog hakuya pada dirinya sendiri.

"Hakuya tunggu sebentar!" kata chila yang masih mengejar hakuya.
"Chila maafin aku" kata hakuya lalu menangkap chila yang hampir terjatuh karena tak sanggup lagi berlari.

"Clara." gumam chila.
"Nama anak Asami itu clara, umurnya hampir 2 tahun dan rambutnya panjang selalu diikat dua seperti asami dulu. dia suka sekali boneka karakter alpaca putih" kata chila sambil terengah-engah.

hakuya mengangguk lalu berjalan bersama chila menuju ke depan pintu apartemennya dulu. Setelah berada di depan pintu, tangannya mendadak tremor bergetar dan tak sanggup memencet bel apartemen asami. "hakuya kau pasti bisa" kata chila menepuk punggung hakuya.

hakuya mengangguk dan akhirnya memberanikan diri memencet bel apartemen asami.

*ting-tong
1 detik..
2 detik..
3 detik..
4 detik..
5 detik..

tak ada yang menyahut..

"apa sebaiknya ku tekan lagi bel pintu rumahnya?" tanya hakuya dibalas dengan anggukan chila.

belum juga jarinya menyetuh bel itu, terdengar suara pintu yang kuncinya terbuka dan keluar sosok anak kecil berdiri dibelakang pintu itu dengan wajahnya yang sedikit mengintip ke arah hakuya dan chila.

"apa dia clara?" tanya hakuya pada chila. chila mengangguk tersenyum. "ya, dia anak asam---"

"Papa.."

"Eh?" kata hakuya dan chila menengok ke arah clara bersamaan.

"Papa..." sebut lagi clara lalu keluar dari pintu rumahnya dan memeluk kaki hakuya. Hakuya yang terkejut langsung membelalakan matanya dan tanpa berfikir panjang ia gendong clara ka gendongannya dan memeluknya di gendongannya.

"Clara dimana mama asami?" tanya chila.

"mama cedang pegi beli makan untuk clalaa antee" jawab clara.

"lebih baik kita masuk dulu" kata hakuya yang masih menggendong clara dan masuk begitu saja ke apartemen asami. masih sama, semua nya masih sama.
Bahkan foto pernikahan yang dibuat-buat oleh mama hakuya masih ada disana, terpasang. walau bingkainya terlihat sudah usang karena sudah lama.

"apa yang ada dipikiran asami meninggalkan bayi ini sendirian dirumah" kata hakuya sambil duduk di samping clara yang sedang bermain dengan crayon dan mewarnai di buku gambarnya.

"entahlah, mungkin dia punya alasannya sendiri. bagaimana pun ini anak asami dan dia yang sepenuhnya bertanggung jawab atas anaknya sendiri" jawab chila lalu duduk di sofa sebrang hakuya.

selang 15 menit, hakuya yang malah ikut mewarnai di buku mewarnai milik clara bersama clara juga chila yang malah asik main handphone terkejut karena pintu apartemen nya terbuka tanda asami sudah pulang berbelanja makanan.

begitu terkagetnya hakuya dan asami saat mata mereka sama-sama bertemu. jika penampilan asami dulu terlihat cantik dengan rambut panjangnya, kini ia memangkas rambutnya se lehernya dan tampilannya tampak seperti ibu muda yang mengagumkan.

Sekali lagi, hakuya jatuh cinta dengan sosok itu.

"Apa yang kalian lakukan disini bersama anakku!!?" kata asami sedikit meninggikan suaranya.

"mama jangan malah-malah cama ante dan papa!" kata clara berdiri di sofa menatap asami sambil memegang kedua pinggangnya dengan lucu. "Siapa yang mengajarkanmu untuk memanggil dia papa? dia bukan papamu! jangan seenaknya kepada orang lain itu tidak sopan clara" jawab asami lalu mendekat kepada clara.

Clara yang merasa dimarahi ibunya langsung bersembunyi dibalik kaki hakuya dan memeluk kaki hakuya. hakuya langsung menggendong clara dan menepuk punggung clara perlahan "daijoubu, papa ga koko ni aru (gapapa, papa ada disini)" kata hakuya berbisik pada clara.

"kau tak boleh kasar pada anakmu asami." hakuya berbicara. asami hanya diam mematung dan pandangannya hanya tertunduk ke bawah tak berani menatap hakuya.

"ini anakmu, tak sebaiknya kamu memarahinya hanya karena dia memanggilku papa, lagipula kenapa harus marah? aku bahkan mengizinkannya" sambungnya lagi.

"hakuya kita harus bicara" asami membuka suara. hakuya tersenyum kepada asami dan mengangguk "baiklah" lalu menurunkan clara dari gendongannya. dan berjongkok.

"kau tunggu disini bersama chila mau kan? aku akan segera kembali" kata hakuya mengelus surai halusnya clara.

clara mengangguk, "papa jangan pelgi lama-lama" hakuya tersenyum lagi, "tidak akan. tunggu ya disini"

Hakuya dan asami pun pergi ke atap apartemen meninggalkan clara dan chila yang masih berada didalam apartemen.








Sebelumnya maafin aku karena very late up sampe 4 bulan. aku sibuk banget yang gabisa aku ceritain dan selalu nyari waktu untuk up cerita ini. dan akhirnya kesampean...

huft aku lega :'3

makasih yg masih setia nunggu cerita ini.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 20, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

High School WeddingWhere stories live. Discover now