Crazy Boy

3.8K 547 45
                                    

"Apa kau mau makan sesuatu?" tanya Jimin begitu mereka sampai dirumah.

"Tidak, aku mau tidur saja dikamar," balas Seulgi sengit berjalan meninggalkan Jimin di ruang tamu menuju kamarnya dilantai atas selama tinggal ditempat itu.

"Kenapa kau selalu menghindariku, Bear sungguh kita harus bicara," Jimin menahan lengan Seulgi. Menatap gadis itu heran akan segala sikap yang ia tunjukkan pada dirinya.

"Apa yang kau ingin kita bicarakan, Jim?"

"Banyak hal, salah satunya mengapa kau selalu menghindariku?"

"Aku tidak menghindarimu?" bantah Seulgi menggelengkan kepalanya.

"Kau baru saja akan melakukannya, Bear"

Seulgi mendengus membenarkan perkataan Jimin barusan. Percuma saja mengelak jika pada dasarnya sikapnya sangat terlihat jelas. Oh ayolah, Kang Seulgi. Setidaknya hargai sang tuan rumah yang sudah bersedia menampung dirimu ditempatnya.

"Baiklah,"

Seulgi menarik tangannya dari Jimin lalu melangkah menduduki salah satu sofa yang ada disana hingga membuat Jimin tersenyum senang karenanya.

"Katakan, apa yang kau inginkan?"

"Aku hanya ingin mengenalmu,"

"Aku tidak suka menceritakan tentang diriku kepada orang lain,"

"Kalau begitu ceritakan tentang keluargamu,"

Seulgi terdiam, tak mampu membalas pertanyaan Jimin. Keluarga? Apa yang harus Seulgi ceritakan tentang keluarganya kepada Jimin sedangkan dirinya saja tidak pernah mengenal keluarganya terkecuali Yerim.

"Ibuku sudah meninggal sejak aku kecil dan ayahku. Dia masih hidup tapi dia memilih pergi meninggalkanku," ucap Seulgi.

Senyum cerah diwajah Jimin memudar. Seketika menjadi tak enak hati karena berpikir telah membuat Seulgi mengingat kembali kesedihan. Seulgi yang menyadari tatapan Jimin untuknya memutar kedua bola matanya.

"Oh come on! Tidak perlu menatapku seperti itu, aku tak butuh orang mengasihaniku," sebal Seulgi.

"Maaf yaa, Bear aku tidak tau," sesal Jimin.

"Tidak perlu merasa bersalah karena aku tak akan meminta pertanggung jawaban darimu tentang masalah ini,"

Jimin tertawa, "inilah yang ku suka darimu. Sangat apa adanya, tidak pernah bertingkah jaim didepanku," ucapnya.

"Karena aku tidak pernah berniat menarik perhatianmu dalam bentuk apapun," cetus Seulgi.

Jimin mengangguk kecil, "Hmm oh ya, mau ikut denganku tidak?" ajak Jimin.

"Tidak terima kasih, aku dirumah saja,"

"Kan! Kau mengulanginya lagi bahkan ketika aku belum mengatakan kemana aku akan mengajakmu, Bear" Jimin menghela nafas, "padahal aku ingin mengajakmu agar kau juga bisa menemani Yerim di club karena Jungkook akan bertarung, pasti bocah itu akan sibuk dan Yerim tidak akan ada yang memperhatikan disana,"

Seulgi tergelak. Memikirkan berbagai macam cara untuk membuat Jimin berhenti mengusik kesehariannya secara tidak langsung telah membuat Seulgi tanpa sadar berlaku tidak menyenangkan, terkesan tegas pada Jimin.

"Jungkook bertarung?"

Jimin mengangguk, "ya, seorang lelaki bernama Jungsoo menantangnya kemarin malam. Tentu saja Jungkook tak akan melewatkan kesempatan tersebut,"

"Dan Yerim mengijinkannya?" tanya Seulgi dibalas anggukan mantap Jimin.

"Apa dia sudah gila? Bagaimana bisa dia membiarkan Jungkook menerima tantangan bodoh itu,?" omel Seulgi.

Beautiful Disaster (Seulmin)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora