Life or die II

3K 383 55
                                    

Jimin berjalan menyusuri lorong demi mencari kamar yang dimaksud. Jimin tidak bermodalkan senjata apapun untuk melawan musuhnya karena ia mempercayai kemampuannya sendiri lebih dari kata mampu melumpuhkan lawannya walau dia sendiri tak mengetahui seperti apa bentuk lawannya nanti. Come on, itu bukan masalah, ia sudah menghadapi berbagai macam lawan dari berbagai kalangan bentuk mereka dan semua selalu kalah olehnya.

"Dua kosong dua.." Gumam Jimin menemukan kamar yang dimaksud oleh Jungkook itu menarik senyum tipis. Ia kemudian mengeluarkan kartu hotel dalam saku celana jeans yang dikenakan lalu menarik nafas panjang. Saatnya menghadapi musuh dengan tangan kosong, Park Jimin.

Klik

Pintu terbuka setelah Jimin menggesek kartunya. Sekali lagi Jimin mengernyit. Ia hanya menebak saja, sungguh tak menyangka jika Jungkook bisa sehebat ini menemukan duplikat kamar hotel milik target mereka. Entah cara apa yang dilakukan oleh Jungkook, ingatkan Jimin untuk berterima kasih karena setelah ini tidak akan ada yang bisa menyakiti Seulgi.

"Kenapa lama sekali? Jangan berpikir bisa kabur begitu saja, ini kenapa belum dipasang huh!" Jimin terlonjak mendengar suara omelan seorang wanita entah sedang melakukan apa didekat jendela. Posisi wanita itu sedang membelakanginya membuat Jimin tidak dapat melihat wajah wanita itu akan tetapi dari bentuk tubuh dan suaranya sudah cukup menyatakan bahwa yang ada disana adalah Seulgi, Bear-nya, wanita yang membuatnya tergila-gila setengah mati.

Wanita itu menegakkan tubuh. Menyampirkan anak rambutnya ke belakang telinga  lalu berpindah posisi kesamping hingga Jimin dapat melihat wajah cantik itu dengan jelas.

"Kau bilang padaku bahawa semua sudah selesai tapi kenyataannya tidak. Sudah ku katakan kalau tidak siap sebaiknya jangan terima misi bodoh ini." cerocos Seulgi tak henti-hentinya mengomel.

Jimin tersenyum. Perlahan tapi pasti melangkah mendekati Seulgi. Wanita itu berdiri, melihat kearah luar jendela sesekali sambill memasang alat penyangga dibawah. Berulang kali Seulgi mendesis sebal tak khayal membuat Jimin rasanya ingin mengigit bibir itu.

Bruk

Alat yang dipegangi oleh Seulgi jatuh ke lantai saat Jimin memeluk tubuhnya dari belakang. Menghirup dalam aroma memabukkan yang begitu ia rindukan.

"Bear." bisik Jimin tepat ditelinga Seulgi.

Jimin bisa merasakan tubuh Seulgi menegang dalam perlukannya membuatnya semakin mengeratkan perlukannya. Oh, betapa ia merindukan wanita dalam dekapannya saat ini.

Seulgi menelan ludah susah payah, "Apa yang kau lakukan disini?" ucapnya terbata-bata antara binggung dan gelisah. Tangan Seulgi mengepal dikedua sisi tubuhnya berusaha sekuat mungkin menahan diri untuk tidak membalas pelukan Jimin, "Kau kesini untuk membunuhku."

"Aku mencintaimu, Bear."

"Ck! Tidak mungkin." Seulgi menggeleng kemudian memberontak membuat pelukan mereka terlepas. Secepat mungkin Seulgi menjauh dari hadapan Jimin. Mengambil tas, lalu mengeluarkan sebuah pistol yang ia simpan disana dan mengarahkannya tepat didepan mata Jimin.

"Kalau bukan membunuhku, untuk apa kau kesini?"

"Karena aku mencintaimu, Bear. Harus berapa kali aku tegaskan bahwa aku mencintaimu!!"

"Omong kosong! Kau tidak mungkin mencintaiku. Bagimu aku hanya wanita yang ingin kau dapatkan diatas ranjang sebelum kau bunuh dengan kedua tanganmu. Jangan membodohiku, Jim."

"Apa kau berpikir seperti itu?"

Seulgi terdiam tak menjawab perkataan Jimin selama beberapa saat, sedang Jimin terus menatap Seulgi penuh permohonan.

Beautiful Disaster (Seulmin)Where stories live. Discover now