Truth

4.2K 434 194
                                    

Jimin keluar dari kamar mandi lengkap dengan celana training dan kaos hitam yang sangat pas melekat pada tubuhnya. Bau sabun beraroma lemon milik Seulgi menguar tajam memenuhi tubuhnya yang baru saja membersihkan diri dikamar mandi yang letaknya dikamar miliknya yang ditempati oleh Seulgi selama beberapa bulan ini.

"Bear.." panggilnya mendekati Seulgi yang tengah membersihkan kamar yang akan ditiduri oleh mereka berdua.

Jika saja Jungkook tidak mengunci kamarnya dan membawanya mungkin saja Jimin tidak akan merepotkan Seulgi seperti ini. Jimin padahal sudah menawarkan diri untuk tidur di sofa namun Seulgi melarangnya dengan alasan tidak enak hati mengingat dirinya lah yang sebenarnya hanya menumpang disana.

"Hm?" Seulgi bergumam menjawab.

"Jackson sudah kembali ya?"

"Iya, mobilmu juga sudah di angkut untuk dibawa ke bengkel." jawab Seulgi tanpa melihat lawan bicaranya.

Jimin mengangguk. Perlahan tapi pasti berjalan mendekati Seulgi lalu memeluk tubuh gadis itu dari belakang membuat Seulgi yang tengah menganti seprei tersentak kaget.

"Bear.."

"Iya?"

Jimin mengeratkan pelukannya, "Kau ada disini bersamaku tapi aku merindukanmu tanpa alasan." bisiknya.

Seulgi mematung ditempatnya memandang lurus ke depan. Saai ini ia sedang berperang dengan batinnya dan mencoba untuk memenangkannya. Demi Tuhan! Ia hanya ingin merasakan kebahagiaan yang tak pernah didapatkan seumur hidupnya. Walau hanya semenit, sedetik. Seulgi bersumpah akan menghargainya, mengingat dan menyimpan setiap ingatan itu dalam suatu ruang kecil yang sewaktu-waktu akan ia putar kembali sembari menghibur dirinya sendiri dengan berkata..

Setidaknya kau pernah bahagia..

"Bear, kenapa diam saja?"

Seulgi menggeleng seraya membalikkan badan menghadap Jimin. Menatap lekat ke dalam mata Jimin, berusaha mengukir wajah pria pertama yang ia cintai. Mungkin ini bentuk hukuman dari Tuhan atas segala dosa yang telah ia lakukan.

Tanpa sadar, setetes air mata jatuh membasahi pipinya. Hal tersebut tentu saja mendatangkan tanda tanya dikepala Jimin.

"Bear, kenapa menangis?" Jimin mengangkat kedua tangan menangkup pipi Seulgi.

"Apapun yang akan terjadi besok, ketahuilah bahwa aku mencintaimu." Jimin tersenyum mendengarnya. Betapa bahagia mendengar kalimat itu terucap dari bibir Seulgi.



----



Brukk

Wendy meringis kala punggungnya membentur kerasnya dinding kamar milik Yoongi. Tempat dimana pria itu memaksakan kehendak atas Wendy. Menyalurkan segala hasrat yang dimiliki pada tubuh kecil Wendy yang tak berdaya. Tak hanya sekali, Wendy tak dapat menghitungnya namun yang jelas Yoongi telah menjadikannya sebuah kebutuhan.

Kilatan kemarahan jelas terlihat dimata Yoongi. Kedua tangan pucat itu kembali mencekik Wendy ditambah tatapan mata yang seakan mampu membakar Wendy saat itu juga tak membuat wanita itu gentar. Wendy bahkan sudah siap mati detik ini juga ditangan Yoongi.

Beautiful Disaster (Seulmin)Where stories live. Discover now