Chapter 3

618 132 20
                                    



Tubuh kurus itu meringkuk layaknya janin dalam selimut putih yang menyelimutinya, sesekali menggeliat tak nyaman dan satu lainnya yang dengan patuh duduk disampingnya―menjaganya tiap malam-mendekatkan wajahnya, membisikkan kalimat yang membuat pemilik tubuh kurus itu kembali tenang. Taehyung.

Jimin, orang yang tengah duduk disamping tempat tidur Taehyung itu menoleh saat pintu kamar Taehyung terbuka. Seorang wanita paruh baya dengan wajah yang hampir serupa dengan Taehyung ―Ibu Taehyung-dengan perlahan masuk membawa semangkuk bubur hangat yang menguap indah dan segelas air putih beserta obat.

"Apa panasnya sudah turun?"

Wajah cantik itu menatap wajah Taehyung yang pias dihiasi bulir keringat yang masih saja setia bertengger dipelipisnya.

"Hm, sedikit." Jawab Jimin dengan senyum getir.

"Dia memang keras kepala," ucap Ibu Taehyung sembari mengusap wajah anak semata wayangnya. "Sama seperti mendiang Ayahnya, mereka berdua memang sangat identik." Ibu Taehyung menoleh lalu tersenyum pada Jimin. "Jimin."

Pemilik nama itu tersentak. "Ya?"

"Boleh Tante minta satu hal darimu?" Jimin diam namun kepalanya mengangguk dengan otomatis.

"Tolong jaga Taehyung, bibi tidak tahu kapan semua akan berakhir.. namun, sampai saat itu.. bibi mohon tetaplah disampingnya walaupun dia bersikeras menolaknya." Kalimat itu terhenti sejenak, ibu Taehyung tersenyum dan memeluk Jimin hangat.

"Tolong maafkan Tante yang egois karena meminta hal ini.. tapi, bagaimanapun juga Taehyung sangat membutuhkanmu. Tante tahu kau sangat mencintainya melebihi apapun. Dan karena itulah Tante memohon hal ini.. tetaplah bersama Taehyung. Sampai kapanpun."



[][][]



Jungkook memadang remeh wanita cantik yang dua hari ini selalu saja membuatnya menghela nafas berat dan jengkel. Setelah kejadian dia terbangun setelah hangover dan pengakuan mengejutkan dari Eunha, dia tak henti-hentinya mengumpat merutuki kecerobohannya dan membanting apapun yang ada dalam jangkauannya. Namun semua hal itu sudah dua hari yang lalu karena kini pikiran Jungkook sudah agak waras dan dia hanya menggeram kesal saat Eunha dengan wajah cantiknya bergelayut manja dilengannya mengabaikan mata-mata tak asing memandang keduanya sinis.

"Eunha.." geram Jungkook sembari menyingkirkan tangan Eunha.

"Apa? Apa aku tidak boleh bermanja-manja pada kekasihku sendiri?" Eunha merengek, dan Jungkook kembali mendesah frustrasi.

"Aku bukan kekasihmu," ucap Jungkook datar.

"Lantas kau pikir apa yang telah kita lakukan kemarin hah?!!" Eunha membalas dengan tajam.

Dengan kesal Jungkook mengusap anak rambut yang mengganggu pandangan matanya dan membalas tak kalah tajam, "Itu hanya kesalahan," tukasnya tanpa melirik Eunha yang tengah menggeram marah. "Lupakan kejadian itu. Aku sedang tidak waras."

Tak terima degan ucapan Jungkook, Eunha menatap Jungkook lekat. "Kau pikir semudah itu hah?" terkekeh menakutkan, Eunha mencondongkan tubuhnya pada Jungkook hingga tak terlihat jarak terbentang diantaranya. Ia mengusap rahang tegas Jungkook dan berbisik sensual. "Aku tidak akan pernah melepaskanmu, Jeon Jungkook. Tidak akan pernah."

Sejurus kemudian Eunha menegakkan tubuhnya, tersenyum innocent dan dengan cepat mengecup bibir Jungkook. Setelahnya wanita cantik itupun berlalu menghiraukan tatapan para dance crew yang menatap kejadian itu tercengang. Taemin adalah orang pertama yang bertindak, ia menghampiri Jungkook yang masih membeku dan menepuk pundaknya.

HUG ME [KookV - MinV]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant